chapter 2

590 88 8
                                    

                              B:biasa
                              B:penekanan
                              B:bahasa asing/dll

Welcome

                          Happy reading

(M/n) POV on

lima hari pun berlalu semenjak aku bertemu dengan Mori aku jadi jarang keluar rumah.

Kedua orang tuaku juga terlihat bingung. Karena biasanya aku selalu pergi jalan-jalan keluar sendiri, tapi sekarang lebih memilih di rumah.

Jika boleh jujur, aku takut dengan Mori. Aku takut akan terkena kekerasan olehnya, seperti Dazai. Aku itu benci kekerasan dan rasa sakit.

Saat ini aku sedang berada di dalam kamarku. Ayah dan ibuku sedang bermesraan dibawah, yah.. kurasa.

Aku sedang menulis alur yang aku ingat tentang bungou stray dogs. Aku merasa aneh, semenjak berada di dunia ini secara perlahan ingatanku tentang dunia yang dulu mulai memudar.

Aku tidak ingin melupakan orang tua pertamaku, jadi aku menulis semua yang ku ingat tentang mereka. Tentu saja menggunakan bahasa Indonesia dan tidak menggunakan aksara jepang.

Alasanku menggunakan bahasa Indonesia agar tidak ketahuan oleh mereka.

Aku mengalihkan pandanganku pada jendela kamarku. Bulan yang sangat terang, dan bintang yang kerlap-kerlip. Aku rindu dengan kamarku sebelumnya.

Oh, aku jadi teringat dengan tabunganku. Ayahku setiap harinya pasti selalu memberikanku uang, dan aku sangat jarang memakai uang pemberian ayahku. Toh setiap keluar rumah dijalan pasti ada om-om atau anak sekolah yang memberikanku permen ataupun minuman. Jadi aku tabung deh uangnya.

Entahlah aku mempunyai firasat suatu hari uang yang aku tabung akan ku gunakan.

"Kenapa ya aku bisa takut sama Mori? Tapi memang di dalam anime dia lumayan creepy.."

(M/n) POV end

Author POV on

(M/n) menguap, air mata menggenang dipelupuk matanya. Tapi bukannya berhenti menulis (M/n) malah melanjutkan kegiatannya.

"Apa karena aku berada ditubuh anak kecil jadi mudah mengantuk ya? Padahal jika dilihat masih pukul 8."(M/n) kembali melanjutkan kegiatan menulisnya.

Beberapa menit kemudian (M/n) menghentikan kegiatannya, ia menutup buku catatannya dan menatanya dengan rapi.

"Baiklah. Sekarang olahraga kesukaanku bernapas... Habisnya setelah ini aku jadi mageran sih."gumam balita yang sayangnya di hinggapi oleh jiwa yang sudah berumur kepala tiga.

(M/n) merebahkan kepalanya diatas meja dan tangannya dijadikan sebagai bantalan, ia memejamkan matanya untuk mengistirahatkan matanya sebentar. Awalnya dia tidak berniat tidur, tapi karena mengantuk dia malah ketiduran.

...

Jam menunjukan pukul 10 malam. (M/n) terbangun karena dikejutkan oleh suara teriakan dan tembakan dari lantai bawah.

(M/n) turun dari kursi dan membuka pintu kamarnya. Dia belum sadar dengan keadaan yang sekarang, itulah kenapa dia malah keluar kamar. Dia berpikir itu hanya halusinasi dari mimpi saja, karena memang dia habis mimpi mendengar suara teriakan dan tembakan.

Karena (M/n) merasa haus ia berjalan menuruni tangga dengan perlahan, tiba-tiba kedua matanya membulat dan napasnya jadi tidak beraturan.

Seluruh tubuh (M/n) bergetar dengan hebat, dia berusaha tetap berdiri walaupun kedua kaki mungilnya sudah lemas dan bergetar.

CHILD OF LIGHT(bsd x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang