Chapter I: Dog Tag

130 35 4
                                    

Hinata membasuh tangannya dengan teliti. Ada banyak spot yang harus ia bersihkan dengan benar, lengannya bahkan terkena darah pilot yang tadi menjadi "pasien" sang paman.

Hinata membantu membersihkan luka darah yang menyelimuti seragam dan tubuh pilot muda itu, ia juga membantu pamannya menyiapkan peralatan dan hal-hal apa saja yang pamannya butuhkan. Sedangkan Kou yang akan memantau keadaan pilot muda itu setelah Hizashi melakukan operasi yang dibutuhkan itu.

Hyuuga Hinata, gadis yang akan menginjak umur 20 tahun bulan Desember nanti sudah menjadi asisten pamannya sejak lama. Setelah menyelesaikan studi sebagai dokter, Hizashi kembali ke Pulau Miyako, berdedikasi untuk menjadi satu-satu dokter dengan kemampuan hebat di pulau itu.

Keluarga Hyuuga adalah keluarga kaya dari Pulau Miyako. Kebun tebu berpuluh-puluh hektar adalah milik keluarga itu, jadi tidak heran anggota keluarga Hyuuga juga memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari banyak orang-orang di pulau itu. Salah satunya adalah Hizashi yang bahkan rela keluar pulau belajar untuk lebih dari yang ia miliki.

Hinata sempat berpikir untuk keluar pulau seperti pamannya untuk belajar menjadi dokter atau perawat, namun perang yang pecah membuat Hiashi, ayah kandung Hinata melarang gadis itu untuk keluar pulau.

"Miyako-jima lebih aman dibandingkan Tokyo dan sekitarnya untuk saat ini." ucap Hiashi.

Hinata tak bisa menyalahkan ayahnya, kekacauan, horor dan teror terasa menghantui di masa-masa seperti ini.

Oleh karena itu, Hinata pun mengurungkan niatnya keluar pulau, dan belajar langsung dari pamannya, mulai dari praktik sampai teori. Hizashi memberikan pengetahuan yang ia miliki pada Hinata. Dan juga hobinya dalam tanaman herbal juga sangat banyak membantu dirinya berkembang dalam dunia kesehatan, dalam hal modern ataupun tradisional.

"Hinata-sama, makan malam akan disiapkan" seorang wanita paruh baya menghampiri Hinata.

Berjam-jam lamanya proses operasi pilot muda tersebut sampai-sampai ia lupa langit sudah gelap dan sudah hampir waktu makan malam.

"Aku akan mandi dulu, apa otou-sama sudah datang?"

Wanita itu mengangguk pelan, "Hizashi-sama sudah datang baru saja, beliau juga sudah mendengar tentang pilot tadi"

Hinata mengangguk pelan, "Baiklah kalau begitu, terimakasih Yurie-san"

Hinata membungkuk pelan dan segera berjalan menuju kamarnya untuk bersiap pergi mandi membersihkan diri.

Rumah Hyuuga memiliki outdoor onsen yang menghadap langsung ke arah pantai, rumah yang terletak lebih tinggi dari rumah lainnya itu bisa dengan mudah melihat ke arah pantai tanpa terhalang pemandangan apapun.

Saat malam ketika pantai dan lautan biru Tan terlihat, Hinata bisa melihat langit yang penuh dnegan taburan bintang. Bahkan jika beruntung, cahaya bulan alami yang besar akan menerangi onsen pribadi itu dengan indahnya.

* * *

Hinata menghela nafasnya dalam, sungguh hari yang melelahkan. Ia tidak akan menyangka bisa menjadi asisten pamannya melakukan operasi pada pilot muda tadi. Mungkin pilot itu jadi orang pertama yang mendapatkan operasi dan perawatan intens selama Hinata menemani pamannya.

Memijat punggungnya yang terasa kaku, Hinata kembali mengigat wajah pilot muda tadi. Tampan, satu kata yang tidak bisa Hinata ingkari.

"Tidak Hinata... Itu tidak pantas" gumamnya menepuk kedua pipinya.

* * *

Makan malam terlaksana dengan khidmat, sesuai tradisi Hyuuga tidak sopan berbicara saat makan. Selesai makan malam, Hiashi dan Hizashi mengobrol diruangan kerja Hizashi.

Hinata tak begitu berani untuk menguping ataupun ikut campur jika tidak dipanggil. Alhasil Hinata mendatangi Kou yang masih berada di ruangan pilot muda itu dirawat.

"Hinata-sama" Kou membungkuk pelan.

"Istirahatlah, biar aku yang menjaga pasien kita sebentar. Makan malam ini nabe dan isinya sangat enak"

Kou tertawa kecil dan menatap pada pasien mereka yang masih tak sadarkan diri itu.

Perkiraan Hizashi, pasien mereka yang merupakan pilot muda misterius itu akan bangun besok pagi. Dan jika tidak ada masalah berat, penyembuhan tulang rusuknya juga akan semakin cepat.

Kou pun akhirnya setuju, ia berdiri dan berjalan menuju pintu, namun sebelum itu ia berhenti dan menyerahkan sesuatu pada Hinata.

Dog tag atau tanda pengenal tentara. Ada ukiran angka disana, ada beberapa lecet namun masih bisa sedikit terbaca. Showa 16 yang mengartikan pilot muda ini masuk angkatan laut pada tahun 1941.

Sedangkan di sisi belakang dog tag tersebut,  Hinata bisa melihat nama lengkap pilot muda itu.

"Uchiha...Sasuke" eja Hinata. Mata rembulan khas Hyuuga menatap pada pemuda Uchiha itu. Nafas lelaki itu terlihat stabil.

Hinata penasaran seperti apa lelaki yang sedang tak sadarkan diri itu. Kalau dilihat dari wajahnya, usia lelaki itu mungkin tidak jauh dari dirinya.

Bagaimana kah kehidupan lelaki itu? Apakah ia menyukai menjadi seorang tentara ataukah ia dipaksa untuk ikut menjadi seorang tentara? Karena bagi Hinata, peperangan ini membuatnya muak, tidak jarang kesedihan keluarga pemuda yang digeret oleh kekaisaran dari Pulau Miyako membuat keluarga sangat sengsara.

Hinata berharap perang segera berakhir, seluruh anggota keluarga dari penduduk Miyako-jiman bisa kembali dengan selamat. Termasuk Uchiha Sasuke  yang berada di depannya.

Hinata berharap lelaki itu bisa segera sembuh dan kembali ke dekapan keluarganya.

- t b c -

Author's note:

Next Sasuke siuman 😁
Terima kasih buat yg vote dan komen yaaaa 💕

[See you next chapter]

Love is in The Air • Sasuhina [HIATUS]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt