Chapter II: Herbal Soup

154 50 8
                                    

Hinata tak ingat jelas pukul berapa, tapi matahari sudah berada tepat di atas kepala. Hinata juga baru saja pulang dari memetik herbal dan tanaman lainnya di rumah kaca botanical garden miliknya yang berada tak jauh dari rumah Hyuuga saat pamannya mengatakan pilot muda bernama Uchiha Sasuke itu sudah sadar sepenuhnya.

"Kau memetik tanaman herbal mu?" Hizashi melirik pada wadah rotan ditangan Hinata. Gadis muda itupun mengangguk, "Kalau begitu tolong buatkan ramuan yang bisa mereda rasa nyeri dan menenangkan"

"Baik paman..."

Dengan cekatan, Hinata dibantu oleh pelayan di rumahnya. Memasukan tanaman herbal, madu, dan takaran-takaran lain yang sudah ia hapal di luar kepalanya.

Asap terlihat masih mengepul saat Hinata menuangkan ramuan dari wadah besar ke mangkok kecil.

"Aku akan membawa ini ke Uchiha-sama."

Tuan putri Hyuuga itu dengan cekatan mengangkat nampan berisi mangkuk dengan ramuan herbalnya.

Kamar yang Uchiha Sasuke diami terlihat lebih terang, jendela yang ada di ruangan itu terbuka lebar. Angin musim panas yang mulai memasuki ruangan.

"Permisi..." bisik Hinata tak ingin menganggu.

Mata rembulannya menatap jelas pada Uchiha Sasuke, masih berada di tempat tidurnya, bersandar menatap keluar jendela.

Gelap, legam, dan dalam. Tiga kata itu menunjukkan tatapan Uchiha Sasuke pada Hinata. Mata obsidian lelaki itu beralih dari jendela menuju gadis dengan rambut keunguan yang menjuntai lembut dari deru angin.

"Selamat siang Uchiha-sama, saya membawa ramuan untuk mengurangi rasa nyeri Anda."

Hinata duduk di samping Uchiha Sasuke, menaruh nampan tadi di atas pangkuannya. Uchiha itu masih terdiam, matanya terlihat bingung namun beberapa detik kemudian pandangannya turun ke arah pangkuan gadis itu.

"Hmm" suara lelaki itu serak, "Kau bisa menaruhnya di atas nakas" tunjuknya dengan dagu pada nakas yang sudah dihiasi botol minum besar dan air gelas kosong.

Tuan putri Hyuuga itu menggeleng pelan, "Kau harus memakan ini sebelum dingin, lalu pelayan akan membawakan makan siang untuk mu." Ucapnya tegas.

Dada lelaki Uchiha yang berbalut kaos milik anggota keluarga Hyuuga itu naik dan turun dengan perlahan, menandakan ia tengah menarik nafas dalam.

Apa lelaki Uchiha ini kesal dengannya?

"Kau bisa lihat tangan ku? Jahitannya masih terasa sangat sakit."

Hinata menatap pada lengan sang pilot. Benar, luka jahitan itu terlihat sangat menyakitkan dan terlihat masih memerah.

"Kalau begitu saya yang akan menyuapi Anda."

Hinata mengambil sendok sup yang ia taruh di samping mangkuk, Hinata mengaduk perlahan ramuan buatannya agar tidak terlalu panas saat menyentuh mulut lelaki Uchiha yang sedikit grumpy itu.

Hinata mendekatkan kursinya, menyendok sedikit ramuan pada sendok sup itu. "Tolong buka mulut Anda."

Uchiha Sasuke tak begitu banyak berontak saat sendok sup menyentuh bibirnya, perlahan ia membuka mulut dan menelan ramuan herbal Hinata yang sudah pasti tidak begitu lezat untuk orang normal.

Sejujurnya Hinata sangat puas melihat pasiennya kali ini tak banyak kata dan mematuhi permintaannya tanpa banyak tanya seperti

"Kau yakin ramuan mu ampuh?"

"Warnanya sangat gelap, Hinata-sama kau yakin itu tidak akan membuat ku semakin sakit?"

"Oh itu terlihat tidak begitu lezat..."

Ya tentu saja ramuan herbal itu tidak akan selezat dashi dan rumput laut, tapi setidaknya ramuan itu mempercepat penyembuhan kalian.

"Kau menodai wajah ku" suara lelaki di depannya membuat Hinata tersadar dari lamunan kecilnya.

"Ah, maaf... Saya tidak fokus." Hinata segera membersihkan pipi lelaki Uchiha yang terkena ramuan berwarna hijau tua itu.

"Hnn, aku bisa menebaknya" balas lelaki itu.

Dahi Hinata mengernyit, apa lelaki itu sedang bercanda atau benar-benar mengkritiknya.

"Bagaimana rasa nyeri tulang rusuknya?" Hinata bersuara dengan tangan yang kembali menyendok kan ramuan herbalnya.

"Dokter yang mirip dengan mu bilang rasa nyerinya akan terasa lebih sakit kalau aku terlalu banyak bergerak"

"Hmm, Anda juga harus hati-hati saat tidur"

Uchiha Sasuke bergumam "Hmm" saat gadis di sampingnya memberi nasihat.

Ramuan herbal di pangkuannya habis tanpa tersisa, Hinata juga menuangkan air putih untuk lelaki Uchiha itu.

"Ramuan tadi buatan mu?" Tanya lelaki itu. Hinata mengangguk, "Rasanya mungkin tidak terlalu enak, tapi seminggu lagi Anda bisa bebas dari ramuan itu setelah rutin mengkonsumsinya"

Sasuke mendengus geli, "Untunglah kalau begitu."

"Besok cobalah untuk makan sendiri"

Sasuke menatap gadis itu lekat, "Yah...kapan lagi aku bisa disuapi seorang tuan putri?"

Hinata lekas menatap lelaki di depannya, ekspresi terkejut begitu terlihat pada wajah gadis ayu itu. "Tuan putri?"

Mata obsidian lelaki itu menerawang ke arah Hinata, dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Yukata mu terlihat sangat mahal dibandingkan orang yang tadi mengurusi perban ku bersama dokter tadi, gerakan mun sangat tertata, seperti tuan putri di dalam istana kaisar."

"Anda sangat teliti"

"Itulah kenapa aku menjadi kapten untuk divisi ku"

Hinata menatap lengan dan kaki lelaki itu, jahitan terlihat begitu jelas hampir di sepanjang lengan dan kaki lelaki itu.

"Bisa hidup dengan keadaan yang sangat cidera yang sangat minim."

"Hn, aku tahu.... Aku mungkin jadi satu-satunya yang tersisa di divisi ku"

Hinata menarik nafasnya dalam, pasti sulit memikirkan teman-teman mu mungkin tak ada yang selamat dalam serangan udara beberapa hari yang lalu.

"Ekhem... Makan siang akan diantarkan 10 menit dari sekarang" Hinata berdiri, bersiap untuk pergi dari ruangan itu.

"Kau tidak bisa menyuapi ku untuk makan siang?" Goda lelaki itu.

Hinata menggeleng cepat, "Saya masih punya pekerjaan lainnya, tolong jangan terlalu merepotkan para pelayan nanti."

"Entahlah"

Hinata tersenyum tipis, "Tolong banyak beristirahat untuk 2 hari ini"

Hinata tak mendengar jawaban apapun lagi dari Uchiha Sasuke, dan menutup pintu ruangan lelaki itu dengan perlahan.

- t b c -

Author's note:

I'm backkkk hello~
Sekali lagi semoga suka yaa, walaupun nggak gercep update aku berusaha untuk memberikan cerita dengan kualitas yang enak buat dibaca, dan mudah buat diimajinasi kan muehehehe

Anywaysss silahkan komen dan vote jika suka! Thank youuuu

See you next chapter 💕

Love is in The Air • Sasuhina [HIATUS]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz