Prolog

337 49 9
                                    

Suara isak tangis terdengar samar-samar dari dalam toilet. Pemuda bertubuh kurus dengan wajah pucat pasi duduk meringkuk di lantai, memeluk kedua lututnya sembari meratapi dunianya yang menyedihkan.

Kondisi ini seolah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Xiao Zhan. Di hina, di caci maki, dan di pandang rendah hanya karena ia berasal dari kelas bawah oleh sekumpulan berandal sekolah berstatus tuan muda.

Mulanya, Xiao Zhan tidak mengira hal-hal seperti itu akan terjadi padanya. Ia baru saja menemukan secercah harapan ketika dirinya lulus pendaftaran jalur prestasi di sebuah SMA terbaik namun, rupanya ia salah menilai bahwa kata 'terbaik' akan mencakup semuanya.

Fakta dirinya menjadi bahan bulian di sekolah itu, membuatnya menyadari sesuatu yakni perbedaan kasta.

Apakah aku salah karena terlahir miskin?

Zhan pun cukup tahu diri untuk tak mencari masalah dengan mereka tapi, mereka yang terlebih dulu mengusiknya dan ketika ia mencoba melawan, ia akan berakhir dipukuli hingga babak belur.

Dia pernah mengadukan masalah ini pada guru dan bukan keadilan yang dia dapatkan melainkan sebuah pilihan 'menyerah atau bertahan'. Bayangkan jika berada di posisinya, apakah Zhan akan punya kesempatan membela diri setelah mendapatkan respon seperti itu? hampir semua guru di sana tunduk dan takut seakan para berandal itu adalah penguasa dari segalanya.

Ini membuatku muak...

Zhan berjalan dengan kaki terseret sambil memegangi perutnya. Beberapa pasang mata menatapnya di sepanjang jalan. Ia melirik sekilas dan berpikir mereka pasti hanya mengasihaninya, Zhan sudah sangat hafal akan itu.

"Andai saja mereka masih hidup, meski tidak membantu banyak, setidaknya aku memiliki seseorang untuk berlindung" ujarnya bermonolog ketika mengingat wajah orangtuanya.

Ayah dan ibunya meninggal saat Zhan berusia lima belas tahun. Sejak saat itu, Zhan mulai bekerja keras sendirian karena sanak saudara tak ada yang mau merawatnya. Keluarganya sendiri saja mengucilkannya apalagi anak-anak itu? 

Memangnya apa yang bisa dilakukan pemuda yatim piatu miskin sepertinya selain mencoba menghadapi semuanya seorang diri kala tak ada pendamping untuk sekedar mendukung dan menopangnya? Masuk ke sekolah bergengsi saja sudah seperti mimpi dan dia cukup bersyukur walau harus dijalani dengan penuh keluhan dan rasa sakit.

Sibuk memikirkan semua itu, Zhan baru menyadari ia berada di tengah jalan saat klakson mobil berbunyi nyaring memperingatkannya agar menyingkir.

Zhan sempat menoleh namun tak sempat menyelamatkan diri dan berakhir tertabrak sedan hitam berkecepatan tinggi hingga tubuhnya terpental jauh beberapa meter.

Darah segar pun mengalir membanjiri seluruh tubuhnya. Zhan dapat mendengar teriakan dan beberapa langkah kaki yang mendekat mengerumuninya. Ia juga mendengar seseorang berusaha memanggil ambulans, tapi semuanya sudah terlanjur. Detak jantungnya mulai melambat. Zhan sudah tidak kuat lagi mempertahankan kesadarannya. Ia berpikir, setelah berbagai ujian dan cobaan yang dia alami mungkin ini adalah saat dimana Tuhan merestuinya untuk menyerah.

Matanya tertutup perlahan, meneteskan air mata terakhirnya di iringi dengan senyuman.

Mungkin ini adalah jalan terbaik...

Tuhan, terima kasih sudah menjemputku...

Tuhan, terima kasih sudah menjemputku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ensnared by the Demon King's LustWhere stories live. Discover now