O8

331 45 0
                                    


Mata Boruto terbuka menampilkan atap rumah sakit, di sini sangat gelap. Tatapannya beralih pada seorang gadis uchiha yang berdiri di sebelah ranjangnya.

"Boruto, kau sudah bangun." lirih Sarada ada rasa senang didalam hatinya. Boruto mengedipkan matanya berkali-kali dia mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Dimana ayahku?" tanyanya sambil berusaha bangun dari tidurnya, Sarada menundukkan kepala.

"Hokage ketujuh telah melindungi semua orang dan Mitsuki dalam kondisi kritis." jawab Sarada.

Laki-laki Uzumaki itu membulatkan matanya, saat ini dipikirkan terlintas satu nama gadis yang sadari belum dia temukan dari tadi.

"Lalu dimana Zenju?" Sarada tersenyum tipis, sudah pasti temannya ini mencari Zenju. "Zenju bersama teman-teman yang lain di lobby, dia baik-baik saja." penjelasan Sarada membuat Boruto menghela lega.

Boruto turun dari atas bangkar, dia berjalan keluar kamar menuju tempat Zenju berada. Saat diperjalanan ke Lobby banyak sekali orang-orang terkapar di lantai dengan luka-luka, Boruto meringis kecil.

Sudut bibir Boruto tertarik usai melihat seorang gadis berdiri membelakanginya, langkahnya semakin cepat hingga tiba-tiba sang gadis berbalik.

"Boruto?" Zenju tersentak kaget melihat Boruto berada di belakangnya.

Tanpa basa-basi Boruto langsung memeluk tubuh Zenju dengan erat, "Ini semua salahku, seandainya jik aku tidak menggunakan alat sains modern tidak akan terjadi hal seperti ini." ucap Boruto.

Zenju membalas pelukan Boruto dan mengelus pelan punggung laki-laki itu, "jangan menyalahkan dirimu sendiri Boruto, Hokage seperti ini karna ingin melindungi desa yang dia anggap sebagai keluarga."

Sebenarnya gadis itu masih merasa kesel dengan Boruto usai mengetahui dia menggunakan alat ninja modern, tapi saat ini tidak ada waktu untuk memendam rasa kesal. Lagi pula itu tidak disengaja bahkan Boruto saja tidak tau jika alat tersebut tidak boleh digunakan ketika ujian.

"Lebih baik kau mencari udar segar Boruto agar lebih fresh, aku ingin menemui ayahku." ucap Zenju dengan senyuman.

Boruto mengangguk lalu pergi meninggalkan Zenju di Lobby, dia hanya seorang anak yang ingin di perhatikan oleh sang ayah. Maka dari itu Boruto menjadi gegabah dan sering mendapat skors, punggung yang menggunakan jaket berlogo klan Uzumaki mulai menjauh dari pandangan Zenju.

"Aku harap kamu baik-baik saja, Boruto."

•     •     •

"Ayah,"

Pria yang merasa dipanggil ayah itupun melihat ke sumber suara, ternyata sang anak tengah berdiri tak jauh darinya. Gadis bersurai silver, bola mata berwarna abu-abu sedikit kehitaman. Sangat menggambarkan dirinya ketika masih seusia anaknya.

"Apa ayah baik-baik saja?" tanya gadis itu pada ayahnya, sang ayah mengangguk.

Hatake Zenju, anak kesayangan Kakashi. Bagaimana lagi dia adalah anak satu-satunya yang akan menjadi penerus klan Hatake, selama ini Kakashi hidup berdua dengan Zenju semenjak sang istri meninggal usai melahirkan Zenju. Masih ada rasa sedih menyelimuti hatinya namun untuk apa berlarut-larut dalam kesedihan, buang-buang waktu.

Sekarang Zenju semakin besar bahkan kini menginjak umur 12 Tahun, anaknya ini mengingatkan ketika Kakashi masih kecil. Bahkan sikap mereka berdua hampir sama, hanya saja Zenju lebih sering gegabah sama seperti mendiang istrinya.

"Aku kasian pada Boruto, dia menyalahkan dirinya sendiri." ujar Zenju membuat Kakashi menatapnya.

"Kau bertemu dengan Boruto?"

𝐍𝐄𝐌𝐈𝐂𝐎 : 𝖴𝗓𝗎𝗆𝖺𝗄𝗂 𝖡𝗈𝗋𝗎𝗍𝗈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang