SPT 15

101 59 5
                                    

"Perempuan itu mempunyai harga diri, jadi jangan pernah lo rendahin harga diri lo hanya demi orang yang gak pernah suka sama lo"

~Fahri Pradipta Amzar~

°0°

Hari ini Qilla sekolah sendirian karena sahabatnya sedang sakit, Tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah Izy menelpon Qilla dan memberitahu bahwa dirinya tidak bisa berangkat sekolah karena sakit dan kakaknya menitipkan surat izin pada Qilla.

Qilla menelungkupkan kepalanya diatas meja, dirinya merasa sangat malas jika tak ada sahabatnya.

"Kenapa lo?, tumben enggak semangat kaya biasanya" Tanya Aksa seraya mendorong pelan kursi yang Qilla duduki.

Qilla mengangkat kepalanya dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Aksa "Males banget gue soalnya Izy kagak berangkat sekolah" Jawab Qilla.

"Emang tuh bocah kenapa kok gak berangkat sekolah" Tanya Aksa yang penasaran "Izy lagi sakit makanya dia izin gak berangkat sekolah" Jawab Qilla.

Aksa terdiam saat mendengar bahwa Izy sedang sakit,  Izy sakit apa? Tanya Aksa dalam hati, entah kenapa ia merasa sangat khawatir pada Izy, apakah ia sudah mulai suka dengan Izy? Entahlah ia pun tak tahu dengan perasaan ini, mungkin saja ia hanya khawatir pada Izy karena kasihan bukan karena rasa suka.

"Qilla menatap Aksa yang sedari tadi hanya diam "lo kok diem aja sih, lo gak ada niatan apa buat jenguk Izy" Aksa menyenderkan tubuhnya di kursi "ia nanti kalau ada waktu gue jenguk dia"

°0°

Bell istirahat telah berbunyi namun Qilla tetap diam duduk di kursinya tak ada niatan untuk pergi ke kantin, Qilla hanya sendirian di kelas semua murid sudah keluar kelas untuk beristirahat begitu pula dengan Aksa yang entah pergi kemana.

"Coba aja gue sekelas sama Fahri pasti gue gak bakal kesepian kayak gini kalau Izy gak berangkat" Ucap Qilla, mengetuk ngetuk meja dengan jarinya.

Setelah mengucapkan itu tak lama kemudian Qilla melihat Farhi yang sedang berjalan melewati kelasnya seketika Qilla kegirangan saat melihat sang pujaan hatinya. Pujaan hati gak tuh.

"Baru aja diomongin eh orangnya langsung nongol, gue sama Fahri emang jodoh deh kayaknya nih" Ucapnya kegirangan.

Aksa yang baru saja masuk ke kelas mendengar ucapan Qilla, Aksa pun menghampiri Qilla "Halu lo ketinggian, mana mungkin Fahri mau sama cewek kayak lo" Qilla menatap tajam Aksa "sok tau lo, gue yakin Fahri tuh sebenernya juga suka sama gue" Ucap Qilla melenggang pergi untuk mencari Fahri.

"Fahri" Teriak Qilla saat melihat Fahri yang sedang duduk sendirian dibawah pohon yang rindang.

Qilla berlari menghampiri Fahri "huh capek" Ucap Qilla duduk disamping Fahri.

"Ngapain lo kesini, mau ngejar ngejar gue lagi? Lo gak bosen apa ngejar ngejar gue mulu?" Ucap Fahri yang merasa kesal dengan Qilla.

"Gak ada kata bosen bagi gue buat ngejar ngajar lo, selama lo belum bisa nerima gue, gue akan selalu ngejar ngejar lo" Jawab Qilla

Sudah dua tahun Qilla menyukai Fahri dan sudah seringkali pula Qilla menyatakan perasaannya pada Fahri namun Fahri tak pernah membalas rasa suka Qilla, berbagai cara sudah Qilla lakukan agar Fahri mau menerimanya namun tak ada yang berhasil.

Meskipun cintanya selalu ditolak oleh Fahri, Qilla tak pernah menyerah dan terus berusaha supaya Fahri mau menerimanya, terkadang banyak siswa yang menganggap Qilla tak punya harga diri karena selalu mengejar ngejar orang yang tak pernah suka padanya.

"Gue suka sama lo Fahri, kapan lo mau nerima gue" Ucap Qilla.

"Gue gak suka sama lo" Jawab Fahri.

Qilla menghadap ke arah Fahri "alasan lo gak suka gue itu apa, gue udah dua tahun suka sama lo dan berbagai cara udah gue lakuin supaya lo mau nerima gue, tapi sampai sekarang pun lo belum bisa nerima gue" Ucap Qilla mengeluarkan semua unek uneknya.

"Sampek segitunya lo biar gue bisa nerima lo?" Tanya Fahri. "Gue udah nolak lo berkali kali dan gue juga udah sering bilang ke lo kalo gue itu gak suka sama lo. Dimana rasa malu lo sebagai perempuan? Udah putus urat malu lo?" Sambungnya dengan kedua alis yang berkerut.

Ia heran dan bercampur kesal dengan perempuan yang ada di depannya, kenapa Qilla sangat keras kepala? sudah dua tahun Qilla menyukainya dan sudah seringkali pula Fahri menolaknya namun bukannya berhenti untuk mengejarnya, Qilla justru semakin berusaha dan semakin mengejarnya.

"Kenapa sih, emang gue gak boleh suka sama lo?"

"Lo gak usah suka sama gue" Ucap Fahri singkat.

"lo itu bukan tuhan yang bisa ngatur perasaan seseorang, semua orang berhak untuk bisa suka sama siapa aja Karena tuhan pun tidak melarang hambanya untuk suka dengan lawan jenisnya" Ucap Qilla "emangnya salah kalo gue suka sama lo?"

"Kalo lo suka sama gue emang harus ya peke cara rendahan kaya gini? inget lo itu perempuan dan lo punya harga diri dengannya lo kaya gini lo itu kayak udah gak punya harga diri. Itu sama aja lo udah ngerendahin diri lo sendiri" Ujar Fahri dan Qilla hanya diam mendengarkan setiap kata yang Fahri ucapkan.

"Dan lo juga harus ingat perempuan itu seharusnya dikejar bukan mengejar tapi kalo emang perempuan itu mau mengejar seseorang yang ia cintai harus dengan cara yang baik bukan dengan cara yang rendahan dan dapat merendahkan harga dirinya. Dan satu lagi di hati gue udah ada nama seseorang yang gue suka" Sambungnya lagi dan beranjak dari duduk nya meninggalkan Qilla yang masih diam.

"Serendah itu kah gue?" Ucap Qilla pada dirinya sendiri.

"Apa gue salah suka sama lo dan ngejar ngejar lo, gue tau cara gue salah tapi mau gimana lagi gue udah terlanjur dalam suka sama lo," Sambungnya lagi, Qilla menatap langit "atau gue harus lupain lo dan berhenti buat ngejar ngejar lo"

Qilla menghembuskan nafasnya,ia bingung dengan perasaannya sendiri dia ingin berhenti untuk menyukai Fahri namun di dalam lubuk hatinya ia tidak bisa untuk melupakan Fahri, namun setelah mendengar ucapan Fahri tadi membuat ia sadar bahwa dirinya memang harus menjauh dari Fahri

"Oke keputusan gue udah bulet, gue enggak akan berhenti untuk suka sama Fahri sampai gue tau siapa cewek yang disukai sama Fahri" Ucap Qilla.

Qilla kembali ke kelasnya dengan wajah yang murung dan langsung duduk di kursinya, menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"kenapa lo kok murung gitu, pasti ditolak ya sama Fahri" Tanya Aksa, Qilla membalikan tubuhnya dan menatap Aksa.

"Sa gue serendah itu ya?" Tanya Qilla menatap Aksa.

"Maksud lo gimana"

"Gue serendah itu ya sebagai perempuan" Bukannya menjawab Qilla justru bertanya lagi pada Aksa.

Aksa diam berfikir, "apa yang dimaksud dengan Qilla?" Batinnya.

Namun sedetik kemudian Aksa paham dengan apa yang diucapkan oleh Qilla, Aksa memang tak tau banyak tentang Qilla yang menyukai Fahri namun dirinya tau seberapa lama Qilla menyukai Fahri dan bagaiman cara Qilla untuk mengambil perhatian Fahri.

Kenapa Aksa bisa tahu? Karena Fahri pernah bercerita pada Aksa tentang Qilla yang menyukai dirinya dan selalu mengejar ngejarnya.

"Aksa lo kok diem aja sih"

"Menurut gue lo itu emang serendah itu, sorry nih ya kalo ucapan gue nyinggung perasaan lo tapi kenyataannya emang gitu, lo sebagai perempuan itu punya harga diri yang tinggi dengan lo ngejar ngejar cowok itu sama aja lo ngerendahin harga diri lo sendiri"

"Dan lo juga harus tau perempuan itu seharusnya dikejar bukan mengejar"

Qilla terdiam kata kata Aksa sama persis dengan yang di ucapkan oleh Fahri, ia semakin yakin bahwa dirinya memang harus menjauh dari Fahri.

"Oke thanks atas jawabannya, kayaknya gue emang harus menjauh dari Fahri" Ucap Qilla kembali ke posisinya semula.

.

.

.

°0° TBC!!! °0°

CINTA SEBATAS PATOK TENDA {TERBIT}Where stories live. Discover now