SPT 16

90 57 6
                                    

"Mencintaimu memanglah sangat mudah bagiku namun untuk melupakanmu sangatlah sulit bagiku"

~Daizy Liana~

°0°

Sudah tiga hari Izy tidak berangkat ke sekolah karena sakit, saat ini Izy sedang berbaring di kasurnya sebenarnya ia sudah tak sakit lagi namun ia terasa sangat malas untuk bersekolah.

"Nih gue udah sakit tiga hari kok kagak ada yang jengukin gue ya" Ucap Izy meletakan novel yang baru saja ia baca.

"Ini novel kenapa ceritanya sama persis kaya kisah gue sih, gue kan jadi keinget Aksa lagi" Gumamnya setelah membaca novel yang isi dari novel itu sama dengan kisahnya.

Izy menyandarkan punggungnya di head atau sandaran kasur "Mencintaimu memanglah mudah bagiku namun untuk melupakanmu sangatlah sulit bagiku"

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu serta suara kakaknya yang memanggil namanya.

"Izy. buka dek pintunya, ini diluar ada temen lo" Teriak Zyan dari luar kamar Izy.

"Suruh masuk aja, pintunya gak gue kunci" Jawab Izy, tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan Zyan dan juga kedua temannya yaitu Qilla dan juga Aksa.

Setelah menghantarkan kedua teman Izy ke kamar Zyan pun keluar dari kamar Izy dan membuatkan minuman untuk Qilla dan juga Aksa.

"izy gue kangen banget sama lo!!" Teriak Qilla berlari dan langsung memeluk erat sahabatnya.

"Qil lo gak Ngerencanain buat bunuh gue kan? Ini lo meluk gue kenceng banget sampek sesek nih rasanya"

Qilla melepaskan pelukannya "sorry Zy habisnya gue tuh kangen banget sama lo, lagian lama banget sih lo sakitnya"

"Sebenernya sih gue udah gak sakit cuman gue males aja buat berangkat sekolah"

"Heh dasar lo ya, oh ya zy gue mau curhat sama lo" Ucap Qilla dan duduk disamping Izy.

"Curhat apa tuch?" Tanya Izy.

"Curhat tentang Qilla yang ditolak sama Fahri" Buka Qilla yang menjawab melainkan Aksa yang menjawab.

"Ditolak sama Fahri udah hal biasa bagi Qilla" Ucap Izy menatap Qilla yang ada disampingnya.

"Zy tapi kali ini itu bukan hal biasa lagi"

"Ya udah coba lo ceritain ke gue"

Qilla pun mulai menceritakan semua kejadian dua hari yang lalu dan Izy pun sangat serius mendengarkan Qilla yang sedang bercerita.

"Nah jadi gitu ceritanya, masa gue harus move on dari Fahri" Ucap Qilla.

"Emang seharusnya lo move on sama Fahri, lo gak bisa maksa Fahri buat cinta sama lo karena Fahri juga punya pilihan sendiri untuk siapa yang harus dicintainya" Ujar Aksa yang sedang duduk di sofa.

"Gue setuju sama Aksa, sekeras apapun lo berusaha tapi kalau di hatinya bukan lo semua usaha lo itu akan sia sia"

Qilla menghembuskan nafasnya "ternyata mencintai seseorang yang tidak mencintai kita sakit ya, ibarat kita menggenggam bunga kaktus, semakin erat kita genggam semakin sakit"

"Waktu bagian Qilla menggalau" Ucap Izy meledek Qilla.

"Gak usah galau galau mending cari yang lain aja, cari yang bisa mencintai lo dengan tulus" Ujar Aksa.

"Kalau gue udah tau siapa cewek yang ada di hati Fahri gue bakal cari yang lain" Jawab Qilla, Aksa hanya menganggukkan kepalanya.

"Sa besok belajar materi buat LCC di rumah lo aja ya" Ucap Izy, Aksa yang sedang bermain handphone mendongak menatap Izy "jangan di rumah gue"

CINTA SEBATAS PATOK TENDA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang