5- iv

657 86 13
                                    

Solar mengerjab. Pandangannya baru saja menggelap. Dia melihat ke arah layar di depan dengan cepat daripada dia kena semprot karena tidak memperhatikan.

Kali ini ada rapat misi untuk mengambil power sphera di sebuah planet. Hanya saja Solar tidak ikut. Dia mengontrol dari kapal induk.

Dia duduk setelah menjabarkan bagaimana arah misi berjalan, tapi saat di kursi dia hampir jatuh karena tangannya terpleset. Untung ruangan gelap jadi tidak ada yang lihat.

Karena hal tadi pula pandangannya menggelap sebentar.

Suara Yaya masuk dalam indera pendengaran Solar. Menanggapi siasat misi dan perkataan komandan.

Untung teman-temannya pintar. Jadi Solar tidak perlu menjelaskan dua kali untuk jalannya misi yang dia pikirkan.

Apa Solar cuti saja ya?

"Bagaimana menurutmu Solar?"

"Eh?" Solar kaget karena namanya baru saja dipanggil.

Semua orang melihatnya. Ah, kabar buruk. Solar tidak memperhatikan.

"Saya minta maaf karena tidak memperhatikan. Apa boleh diulang?" Kata Solar mengalah. Dia pusing berpikir lebih banyak.

Orang-orang yang dia kenal terlihat khawatir padanya. Tapi dia hanya memperhatikan pada pembicara, Yaya.

Yaya mengangguk dan menjelaskan ulang. Solar kali ini menyimak dengan seksama. Dia menyela di beberapa kesempatan dan Yaya menanggapinya cepat.

Rapat kali itu bisa selamat karena kerja sama Yaya dan Solar.

.

.

.

"Kau tidak terlihat baik," kata Ying duduk di sampingnya.

Solar menatapnya sekilas.

"Ah, ya. Maaf Ying, aku harus pergi duluan," Solar berdiri dan membawa set makannya. Dia bisa makan sebentar sebelum masuk ke ruang strategi lagi.

Memang Solar sedang terburu karena hasil yang akan didapatkan kali ini digunakan untuk penangkapan kumpulan penjahat yang mirip sekte sesat di luar angkasa. Solar tidak bisa santai barang sejenak.

Untungnya bisa makan sebentar.

"Ah- Solar! Haih, anak itu!" Ying menghela nafas. Antara kesal karena ditinggal begitu saja, tapi juga khawatir dengan temannya itu. Dari wajahnya sudah terlihat sangat tidak sehat.

"Apa aku bilang ke Gempa ya? Hari ini aku semisi dengannya kan?"

Ying mengangguk mantap.

.

.

.

"Gempa!"

Yang dipanggil menoleh ke arah pemilik jam kuasa manipulasi ruang dan waktu itu dengan tatapan tanya. Ada masalah kah?

"Ada apa Ying?"

Ying mendekat sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Terlihat sedikit ragu tapi dipikir lagi, sepertinya dia memang harus bicara pada Gempa.

"Aku baru saja bicara dengan adikmu..."

"Adikku yang mana? Adikku banyak."

Ying menatapnya kesal. Gempa tertawa kaku.

"Haih, apa akhir-akhir ini kau bicara dengan Solar?"

Gempa terlihat tertarik.

"Ehmmm... Belum...sih.... Ada apa dengannya? Apa ada masalah?" Tanya Gempa sedikit khawatir.

(Not so good) Solar's DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang