About us and sky|empat

25 6 4
                                    

"Terluka Bersama Dunia"

Kita manusia yang pernah terluka
Kita manusia yang pernah berduka
Kita hanya sebuah mainan
Namun berperasaan yang menyakitkan

Matahari dan Bumi saling berpandang
Hangat yang dirasa sangat menyenangkan
Suara ombak yang menggebu menyiratkan kegaduhan
Mereka berhak untuk segalanya

Tuhan,hentikan tentang segalanya
Tentang siapa yang terluka dan siapa yang berduka
Tuhan,dunia selalu terluka dan berduka
Bahagia bersama dunia

Mengemban luka dan duka bersamaan
Menghayati rasa sakit yang menetap
Dunia menyimpan dendam atas lukanya
Dunia ingin kita ikut merasakan lukanya selama ini...

#Mulan Cahaya Carabia

💫-----💫-----💫

Mulan point of view

Sakit. Saat aku terbangun itulah yang aku rasakan. Sakitnya sangat terasa, seolah-olah luka itu berupa tusukan yang tidak terkira dalamnya. Kondisi seperti ini mengingatkanku kepada dunia. Aneh memang,tapi aku merasa kita terluka bersama dunia.

Kata masuk akal tidak selamanya harus menjadi sebuah kepahaman dalam hidup,karena biasanya yang masuk akal akan terlihat tidak masuk akal. Seperti yang aku alami dialam mimpi. Semuanya terasa nyata,tapi mereka hanya bunga didalam malam indahku.

Melihat raut wajah panik seperti ini pernah aku harapkan. Aku pernah berharap jika suatu saat Mas Segara terlihat panik itu karena aku. Mungkin definisi bahagia menurutku saat ini adalah tentang Mas Segara.

Seharusnya aku sadar,aku seharusnya menemui Ibu dan mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Kecelakaan. Ya,aku dan Mas Angkala mengalami kecelakaan yang tidak disengaja,ini semua nyatanya takdir. Aku gagal menjadi anak yang baik untuk ibu,karena aku tidak bisa mengantarkannya ke tempat terakhirnya didunia.

"Maaf,"ucapku pelan,sambil menatapnya penuh penyesalan.

Seharusnya Mas Segara mendapatiku dengan raga yang sehat,tidak ada luka. Mas Angkala,dia terlihat terluka parah dibagian tangan. dia juga memiliki luka yang cukup banyak. Aku tidak menyangka ini akan terjadi.

"Untuk apa?Untuk semua yang terjadi? Ini bukan salah kamu ataupun Angkala,ini cuma kecelakaan yang enggak disengaja."

"Tapi aku---"

"Istirahat dulu,nanti kamu boleh bicara sepuas kamu. Kalau saat ini kamu istirahat dulu,"ucapnya,disertai senyum dan ketulusan?

Aku terdiam. Dia berbeda. Aku merasa dia tidak seperti biasanya. Aku sedikit senang,tapi ada keraguan yang menyelimuti hatiku. Aku menurut dan memilih diam sambil berpura-pura memejamkan mata.

"Tidur,"ucapnya,seolah tahu bahwa aku sedang berpura-pura memejamkan mata.

Aku kembali membuka mataku lebar-lebar. Aku melihat Mas Segara yang menatapku dengan dingin,seolah dia ingin aku tidur agar tidak merasakan sakit. Tapi,itu tidaklah mudah,semua luka ini tidak sebanding dengan luka batinku,maka dari itu meski aku tidak merasakan rasa sakitnya batinku merasa sakit selama ini.

"Mas, Langitnya enggak diajak kesini? Dia masih bobo ya,iya?"tanyaku.

"Aku titipkan ke Anna. Besok aku bawa Langit kesini,"ucapnya yang dengan begitu mudah aku angguki.

Tidak ada percakapan lagi,akhirnya aku berpura-pura untuk memejamkan mata. Mimpi itu terngiang-ngiang didalam gelapnya mata saat aku pejamkan. Aku tidak merasa cemburu,hanya saja aku tidak kuat melihat ini. Rasanya sangat sakit,sakit sekali sampai aku ingin berteriak sekeras-kerasnya supaya Mas Segara dan Mbak Alisa pergi dari bayang-bayangku.

About us and skyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang