#27 [S2 Bagian 06]

170 20 14
                                    

"Kamu asal masuk-masukin aja itu semua. Minimal tanya kek aku mau rasa apa?" bisik Soobin pada Yeji yang tengah sibuk membaca informasi yang tertera pada sebuah kotak susu kehamilan.

Ya, saat ini mereka berdua tengah membeli beberapa kebutuhan untuk Soobin seperti yang Yeji katakan waktu itu tentang dia yang ingin membantu Soobin.

"Kakak pasti suka, aku tahu kok--" Entah kenapa ucapan Yeji terdengar seperti terhenti begitu saja karena dipaksa.

"Sok tahu banget kamu," sahut Soobin sembari mengecek susu yang baru saja dimasukkan Yeji ke dalam keranjang.

Alis Soobin mengkerut samar saat membaca informasi perisa pada susu itu lalu menatap Yeji heran.

"Tahu dari mana kamu aku suka rasa cokelat?" tanyanya penasaran.

Yeji agak tersentak lalu memasang senyum kikuk. "Ya tahulah, siapa sih yang enggak suka rasa cokelat? Aku pilih yang pasaran aja sih, hehehehe," sahutnya dengan ceria.

Mendengar itu Soobin hanya berdecap sekali dan menggeleng maklum. Tidak aneh jika Yeji berpikir seperti itu, dan sikap Yeji yang seperti itu baru saja mengingatkan fakta bahwa kebanyakan wanita memang punya sifat alami yang seperti itu, sok tahu.

Ingat Soobin justru melayang sejenak pada masa silam, entah mengapa tiba-tiba dia merasa dejavu meski situasinya kini berbeda.

Satu desah pelan meluncur dari belah bibir Soobin yang agak pucat.

"Maafin aku ...," batinnya pilu saat lagi-lagi harus mengenang masa lalunya yang kini menjadi sumber rasa sesak dalam dadanya.

"Eh?! Kak Soobin kenapa nangis? Saking terharunya sampai meneteskan air mata?" tegur Yeji tiba-tiba.

Soobin tersentak pelan dan mengusap pipi kanannya yang terasa basah.

"Sejak kapan? Astaga, di tempat umum kayak gini," batinnya tidak percaya dengan yang dia lakukan sendiri.

"Ah, enggak ada kok. Siapa juga yang terharu? Cuman pedih dikit ini mata tiba-tiba kering rasanya," sahut Soobin akhirnya sembari menghapus semua jejak air matanya dengan kasar.

Yeji memperhatikan itu dengan ekspresi khawatir, tapi dia juga tidak mau membuat suasana menjadi buruk jika Soobin memang tidak mau membahasnya dengan serius.

"Yee kirain, makanya jangan lupa kedip biar nggak kering itu mata ...." Pada akhirnya hanya celotehan khas darinya yang keluar untuk kembali menghidupkan suasana.

Soobin terkekeh pelan dan mengikuti alur pembicaraan itu untuk sekadar mengalihkan perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba menggelayutinya.

Cukup lama mereka berdua berkeliling supermarket sampai troli belanjaan mereka penuh dengan barang-barang yang memang dibutuhkan untuk keperluan pribadi Soobin dan kebutuhan rumah yang mamanya titipkan sebelum mereka berangkat tadi.

Saat tengah mengantre untuk membayar belanjaan mereka tiba-tiba Yeji terlihat mendapatkan sebuah panggilan telepon dari seseorang.

"Kak, aku angkat telepon dulu ya? Sebentar kok," ucap Yeji sembari beranjak dari tempatnya.

"Oh, iya." Hanya itu yang dapat Soobin berikan sebagai respons lalu Yeji pun benar-benar menjauh dari antrean yang cukup panjang mengular di belakang tempat mereka mengantre itu.

Sudaj dua mingguan berlalu sejak Yeji mendeklarasikan hari jadinya sebagai karyawan dadakan di restoran mamanya, dan sejak itu pula Soobin mendapati kalau Yeji cukup sibuk dengan HP-nya entah itu untuk sekadar berbalas pesan dengan seseorang atau menerima telepon yang bisa dibilang cukup sering di setiap kesempatannya.

Soobin tidak mau banyak memikirkannya atau mempermasalahkannya karena dia tahu Yeji jika pasti punya urusan dan kehidupan pribadinya yang lebih penting daripada bermain-main di sekitarnya.

Parah SeX || YeonBin [Smut Yaoi/BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang