Part:12

12.5K 1K 91
                                    

Vote and comment juseyo...

.....

Kesedihan atas kehilangan seseorang yang paling kita sayangi, tentu merupakan hal yang wajar bukan?

Tapi selalu berlarut dalam kesedihan karena kehilangan juga bukan hal yang bagus, karena hal itu bisa menjadi penyebab seseorang mengalami depresi.

Prolonged grief disorder merupakan gangguan kesedihan yang berkepanjangan mengacu pada sindrom yang terdiri dari serangkaian gejala yang berbeda setelah kematian orang yang dicintai.

Hal itulah yang dialami oleh Devan semenjak kematian istrinya. Apalagi dia harus kehilangan orang tercintanya secara tiba-tiba.

Karena menurut riset yang diterbitkan dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, kematian orang tersayang - terutama jika terjadi secara tiba-tiba - akan menimbulkan pengalaman traumatis.

Pengalaman duka tersebut juga bisa mendatangkan episode depresi, gangguan panik dan gangguan stres pasca trauma, yang merupakan bagian dari Prolonged grief disorder.

Dan selama beberapa bulan setelah kematian Starla, Zaka selalu melihat ayahnya menangis setiap malamnya, karena merindukan bundanya.

Hal itu membuat keluarga Wesley merasa khawatir dan akhirnya memutuskan membawa Devan ke psikolog, sampai akhirnya dokter tersebut mengatakan kalau Devan mengalami gangguan Prolonged grief disorder.

Keluarga Wisley mengetahui hal tersebut tentu saja terkejut, mereka akhirnya berusaha untuk memberikan dorongan agar Devan menerima kepergian Starla sesuai arahan dokter.

Hingga setelah 1 tahun lebih pengobatan, akhirnya Devan mulai menerima, begitulah menurut keluarga Wesley.

Padahal sebenarnya, Zaka tau kalau Devan belum benar-benar bisa menerima. Devan hanya tidak mau dibawa keluar negeri oleh keluarganya, dan akhirnya bersikap normal dengan menyibukkan dirinya dengan bekerja.

Hingga akhirnya keluarga Wisley benar-benar memutuskan pindah keluar negeri setelah memastikan Devan dan anak-anaknya baik-baik saja.

Walaupun Devan memang terlihat lebih baik dari sebelumnya, tapi tetap saja Zaka terkadang melihat ayahnya menangis sendirian, dan menurut Zaka itu tidak masalah.

Zaka juga tidak masalah melihat ayahnya sibuk bekerja, karena menurutnya hal itu lebih bagus dari pada harus melihat ayahnya menangis dengan memilukan. Begitulah pikiran Zaka saat itu.

Terus bagaimana dengan Arga saat itu? Apakah selama satu tahun lebih mereka tinggal dikediaman Devan, mereka tidak melihat sedikitpun keberadaan Arga di sana?

Hal itulah yang membuat Zaka tidak habis pikir dengan pikiran ayahnya itu. Disaat dirinya masih sibuk dengan kesedihannya, Ayahnya itu masih bisa memikirkan untuk menyembunyikan Arga dari keluarganya.

Selama satu tahun lebih Arga hidup terkurung di sebuah ruangan tersembunyi dan tertutup di mansion dengan seorang pengasuh.

Benar-benar gila bukan, bahkan Zaka sendiri tidak tau dimana letak ruangan tersebut.

Tapi waktu itu Zaka tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi dengan adek bungsunya, karena rasa kecewa yang dialami ketika mengetahui adeknya yang lahir bukan seorang perempuan.

Ketika Devan mengancamnya untuk tutup mulut pun tentang keberadaan Arga, Zakapun setuju saja tanpa pikir panjang. Karena saat itu, dia lebih sedih memikirkan kondisi ayahnya dan Erick yang masih kecil.

Dan ketika beranjak dewasa, dia mulai menyesali perbuatannya. Arga, adeknya itu tidak salah apapun, tapi dirinya harus hidup seperti orang asing dan memenuhi kebutuhannya sendiri di saat dirinya tinggal dengan keluarganya.

Who am I?Where stories live. Discover now