Part:39

8.1K 860 56
                                    

Vote and comment juseyo...
....

"Tidak!"

"Haa, Apa?"

"Ayah bilang, tidak Erick!" ujar Devan dengan tegas dan ikut bergabung dengan kedua putranya.

"Nggak ada yang boleh pergi Touring" ujar Devan kembali ketika melihat tatapan keduanya itu yang tampak bingung.

Erick yang sekarang paham maksud ayahnya itu, seketika berdengus kesal karena Devan malah memberikan jawaban begitu saja.

Padahal dirinya sedang mengajak Arga untuk membahas menganai acara liburannya bersama teman-temannya di ruang keluarga, tapi Devan malah datang-datang ikut andil dalam pembicaraan mereka.

"Ck, ini buat pengalaman yah.. kapan lagi kan Arga bisa pergi rame-rame naik motor gitu" ujar Erick

"Kamu kira ayah cuma mempermasalahin Arga yang ikut bersama kamu?.. bukan, tapi kamu juga tidak boleh pergi" ujar Devan membuat Erick semakin kaget dan tampak tak terima.

"Nggak bisa gitu dong yah, Erick udah janji sama teman-teman Erick....dan Erick juga sebagai ketua mereka, masa Erick nggak pergi"

"Tetap nggak Erick.. Perjalanan itu jauh, ayah tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu.. apalagi kamu juga mau mengajak Arga.. sedangkan Arga tidak pernah bepergian jauh dengan motor"

"Seharusnya kamu mikirin keselamatan kamu dan adek kamu" ujar Devan dengan tegas membuat Erick diam seketika, begitu juga Arga yang hanya diam karena sebenarnya dirinya juga setuju dengan ayahnya itu.

Devan menghembuskan nafasnya pelan dan menatap Erick dengan ekspresi yang lebih lembut.

"Ayah nggak pernah melarang kamu bermain bersama teman-teman kamu.. tapi kalau perjalanannya sejauh itu ayah nggak akan setuju"

"Keselamatan kalian lebih penting buat ayah.. atau kalau kalian masih mau pergi ke Bali sama-sama, ayah akan biayain perjalanan kamu dan teman-teman kamu itu"

"Tapi tidak dengan menggunakan motor" ujar Devan

Erick terdiam sejenak karena sedikit merasa terharu. Untuk pertama kalinya ayahnya berkata mengkhawatirkannya seperti ini, padahal dulu Devan tidak pernah peduli kemanapun dirinya pergi.

Ayahnya benar-benar sangat berubah, dan hal itu tentu saja membuatnya merasa sangat senang. Tapi, dirinya sudah terlanjur janji, tidak mungkin dirinya mengingkari ucapannya sendiri.

"Tapi yah, Erick udah janji.. lagipula ini bukan kali pertama Erick Touring menggunakan motor, jadi ayah nggak perlu khawatir" ujarnya mencoba meminta izin ayahnya tersebut.

"Dan tujuan kami sebenarnya nggak cuma hanya ke Bali yah, kami juga bakalan singgah dan main-main di kota lain.. jadi boleh ya yah?"

"Tetap nggak Erick... dengarin ucapan ayah kali ini, ayah nggak ingin kalian terluka" ujar Devan dengan lebih tenang, membuat Erick kembali terdiam.

"Benar bang ucapan ayah, sejauh itu gue juga nggak bakalan tenang... kita nggak tau kan apa yang bakalan terjadi di jalan nanti"

"Nggak usah pergi ya, gue juga nggak mau" ucap Arga akhirnya bersuara.

Erick kembali diam memikirkan ucapan adek dan ayahnya itu. Apalagi tatapan adek dan ayahnya itu yang tampak memancarkan kekhawatiran.

Dia paham.. tapi tetap saja bagaimana dengan teman-temannya. Tidak mungkin kan dia batalkan begitu saja. Bagaimana pandangan mereka padanya nantinya?

"Yaudah kalau adek nggak mau pergi.. tapi Erick tetap pergi!"

"ERICK!" Bentak Devan karena terlalu geram dengan sikap keras kepala putranya itu.

Who am I?Where stories live. Discover now