CHAPTER 2.

996 59 0
                                    


                                   ✪✩✪

Beberapa hari kemudian.

Leona baru saja mendapatkan hasil nilai ulangan harian nya dari mata pelajaran matematika, ia terlihat sedih dengan hasil yang di dapat nya karena hanya mendapat 40. Ia tau kalau ia akan di marahi habis-habisan oleh orang tua nya saat ia memberikan kertas ulangan tersebut. Ia harus menyiapkan mental dan fisik nya untuk nanti, ia tau badan nya akan penuh lebam nanti.

Jam pulang pun kini tiba, Leona bertemu dengan Chaithania yang sudah menunggu di depan kelas nya seperti biasa. Chaithania melihat wajah Leona keluar dari kelas dengan sangat murung. Ia berusaha memeluk sahabat nya agar sedikit lebih tenang jikalau Leona memiliki banyak pikiran.

"hey, kamu kenapa?" tanya Chaithania, ia menghusap lembut punggung Leona.

"aku nanti di marah, chai" jawab Leona.

"nilai kamu rendah lagi?"

Leona menganguk, "iya, di bawah rata-rata" ucap nya.

"yaampun... aku harus apa?"

"gatau... aku udah siap kok kalo mau di marah"

Chaithania melepas pelukan nya, "gimana kalo kamu nginep di rumah aku? masalah pakaian kamu bisa minjam punya aku dulu, gimana?" ia memegang kedua lengan Leona. Tatapan nya sangat ingin mendengar jawaban dari sang sahabat.

"tapi... nanti orang tua aku nyariin, chai" mata Leona berkaca-kaca.

Chaithania berpikir lagi, "ah! gimana kalo kamu bilang ke orang tua kamu kalo kamu kerja kelompok dan harus nginep karna deadline nya besok?" ia menumpahkan ide nya.

Leona mengangguk girang, "boleh! lagian mereka gak peduli sama aku, pasti boleh-boleh aja" ucap nya.

"bagus deh! mumpung besok hari libur, aku mau ngajak kamu ke pasar buat beli bahan jualan restoran mama aku"

Leona mengangguk penuh semangat, "aku mau, aku mau! aku suka ke pasar!" ia tersenyum sangat lebar.

Chaithania memeluk kembali Leona, "andai kamu saudari aku ya, aku pengen sayangin kamu kaya gini setiap hari, kamu akan selalu aman sama aku" ucap nya.

"takdir memang gak sesuai sama yang kita minta, kita cuma bisa jalanin ini sampe mati"

"sabar ya, na, aku tau suatu saat nanti orang tua kamu akan sayang sama kamu"

"gapapa, chai, aku udah biasa kaya gini"

Chaithania menyudahi pelukan nya, "jangan nangis ya, na? aku ada buat kamu setiap hari. sekarang saat nya pulang, kamu bakal tenang di rumah aku" ia menghusap air mata Leona.

"ayo! aku bakal nikmatin malam yang tenang!" Leona tersenyum bahagia, tangan nya lalu di gandeng oleh Chaithania dan mereka berlari keluar dari sekolah untuk menuju ke rumah Chaithania.

Di saat mereka berlari bersama, Leona tidak sengaja menabrak seseorang sampai keduanya jatuh ke bawah. Chaithania langsung panik dan segera membangunkan Leona.

"hey! kalo jalan hati-hati dong!" bentak Chaithania pada orang yang masih duduk di aspal sekolah itu.

Perempuan itu kemudian berdiri dan merapihkan rambut nya, ternyata perempuan ini adalah perempuan yang sama dimana hari ia bertemu Leona di bus umum.

"i'm sorry, aku buru-bur- eh? kamu yang di bus waktu itu ya?" ia masih mengingat wajah Leona, ia menunjuk gadis pendek di depan nya.

Leona membenarkan kacamata nya, "i-iya, phi! emh... maaf ya udah nabrak, phi gapapa?" ia memastikan keadaan perempuan itu agar baik-baik saja.

Better Life | MilkLoveOnde histórias criam vida. Descubra agora