dua

2.4K 426 15
                                    

Hazel berbalik dalam tidurnya, merapatkan diri pada Tayyar.
Tangannya mencoba mencari sosok Tayyar tapi hasilnya nihil, mau tak mau dia membuka matanya dan melihat bagian yang Tayyar tiduri semalam sudah kosong dan terasa dingin.
Hazel menarik napas panjang, menarik selimut hingga ke lehernya.
Saat bercinta Tayyar begitu panas, liar menggebu-gebu tapi paginya selalu seperti ini, Hazel di tinggal sendirian tanpa pesan.
Apa sikapnya yang murahan dan terlalu mengejar Tayyar membuat laki-laki itu tidak menghargainya.?

Hazel memejamkan matanya rapat.
Sudah terlambat berpikir ke arah sana.
Harusnya dia memikirkannya setahun yang lalu saat dia dan Tayyar Resmi bertunangan.
Harusnya dia tidak merayu Tayyar agar tidur dengannya.!
Dengan bodoh dan vulgarnya menunjuk tetesan darah perawan di atas seprei Tayyar yang sama sekali tidak terlihat bangga atau memberinya pujian.
Harusnya dia tidak terus-menerus datang merayu dan menyerahkan diri pada Tayyar yang selalu memakai pelindung saat mereka berhubungan hanya untuk mencegah Hazel yang dinilai ceroboh untuk tidak dulu mengandung anaknya sampai Hazel bisa lebih dewasa.

Kening Hazel tiba-tiba berkerut saat dia memikirkan percintaannya dan Tayyar semalam.
Tapi bukankah semalam..
Atau dia yang salah ingat.?
Tapi mereka melakukannya beberapa kali hingga akhirnya Hazel tertidur akibat kehabisan tenaga.
Perlahan jemari Hazel menyentuh kewanitaannya, mencari bukti atas kecurigaannya.
Hazel mendesah panjang.
Apa semalam Tayyar kehabisan kondom.?
Atau Tayyar hanya lupa karena mengikut nafsu.?
Atau mungkin Tayyar berpikir tidak ada salahnya jika Hazel mengandung bayinya.?
Hazel tersenyum, kenapa pusing memikirkan jawabannya, dia kan bisa menanyakan langsung pada Tayyar.

Hazel mencoba turun dari ranjang, tapi Hazel kembali terhempas ke atas tempat tidur saat dunia terasa berputar.
Hazel memejamkan mata, berharap rasa pusing ini segera hilang.

Pasti karena hujan-hujanan semalam dia jadi masuk angin.
Hazel segera menarik selimut untuk kembali berbaring.
Harusnya dia kembali ke rumah atau pergi kerja.
Tapi kalaupun dia tidak ke kantor, Tayyar tidak akan marah. Tidak akan ada yang berani memarahinya di kantor.

Hazel memikirkan rumahnya yang besar bak istana presiden tapi terasa begitu sunyi, dia selalu merasa kesepian.
Papa sibuk dengan bisnis ya sedangkan mama tidak psrnah seharipun melewatkan pencarian untuk menemukan putri kandungnya yang hilang.
Tidak ada yang akan menyadari kalau Hazel tidak pulang.
Tidak ada yang menghubunginya menanyakan keberadaannya atau sekedar bertanya apakah dia sudah makan.
Justru Hazel yang selalu mengirim pesan pada orangtuanya ataupun pada Tayyar mengatakan dia sedang di mana atau bertanya apakah mereka sudah pulang, sudah makan dan meminta mereka beristirahat dengan baik.
Semua orang berpikir alangkah Beruntungnya Hazel diadopsi keluarga Gamai yang kaya raya dan dermawan.

Ya Hazel akui dia sangat beruntung, selama dua puluh tahun dia tidak pernah merasa kekurangan, dia selalu mendapatkan apa yang dimaunya, termasuk Tayyar yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama lima belas tahun yang lalu.
Hazel bahagia tapi ada satu titik gelap di hatinya yang disebut rasa cemas dan takut yang membuatnya harus selalu tegar dan pura-pura ceria bahkan di saat dia butuh perhatian.

Hazel tau dia tengah demam, rasa dingin membuatnya gemetar tapi saat meraba keningnya terasa seperti bara saking panasnya.
Hazel mencoba meraih Hp tapi langsung teringat Hp nya tertinggal di lantai bawah dekat sofa ruang tamu di mana dia menjatuhkan tasnya semalam.
Bagaimana caranya dia bisa menghubungi sopirnya minta dijemput dan  dibawa ke dokter.
Hazel menarik napas panjang.
Tapi kalau dia tidak segera pergi sakitnya akan tambah parah, dia takut akan membuat sakit lambungnya kembali lagi.
Dia tidak mau di rawat atau diinfus lagi, Hazel takut jarum tapi tidak ada yang tau dan menyadarinya karena dia menyembunyikan semua kelemahannya dengan baik sebagaimana dia juga tidak pernah menunjukkan apa yang menjadi kegemarannya, seperti buah  nangka matang yang mencium baunya saja sudah membuatnya kesenangan.

Susah payah Hazel membungkus tubuh telanjangnya dengan selimut lalu beranjak turun, keluar dari kamar yang masih menyisakan kehangatan Tayyar.
Hazel tertatih menuruni anak tangga satu persatu, berpegangan pada susuran kaca tebal yang dibuat seperti retak.
Dia terus menyeret kakinya yang tak bertenaga ke ruang depan.
Tapi sayangnya Hazel tidak pernah bisa mencapai Hp nya, dia tergolek jatuh di depan Sofa kehilangan kesadarannya.
.
.

Tayyar turun dari mobilnya yang diparkir pas di depan pintu utama.
Tatapannya selalu lurus kedepan dengan dagu terangkat.
Selain kemampuan bisnisnya yang hebat, Tayyar dikenal karena sikap dingin dan sombong yang sudah bawaan lahir.

Tayyar menekan kode pintu rumahnya yang tanpa ada pembantu yang menetap.
Dia tidak berbaur dengan orang lain, dia memilih memakai jasa ART yang datang hanya sekali seminggu.
Tayyar suka kesunyian, dia tidak suka jika ada yang merusak keheningan bahkan orangtuanyapun tidak, kecuali Hazel.
Satu-satunya orang yang bisa bebas berada di rumahnya hanya Hazel.
Hanya Hazel yang bisa mengacaukan ketenangan yang disukainya.
Hanya Hazel yang boleh membuat rumahnya berantakan.
Hanya Hazel yang boleh terus berisik disaat Tayyar ingin duduk dalam diam.
Hanya Hazel yang diizinkan tidak perlu membaca moodnya, Hazel bebas bersikap sesukanya.

Hazel seperti Pudel yang dulu Tayyar miliki saat kecil, Pudel yang bisa nakal dan berisik tapi Tayyar akan selalu memakluminya.
Pudel yang menemaninya dalam kesepian, ditinggalkan sendirian di rumah tua saat orangtuanya bercerai.
Tayyarlah yang memilih tinggal sendirian karena dia tidak akan pernah meminta perhatian dan kasih.
Dia tidak akan pernah membiarkan hatinya melembut dan dikuasai orang lain.
Dalam hidup ini Tayyar lebih suka menggunakan logika dan nalarnya daripada mendahulukan hati.
Hati yang lemah hanya akan mendatangkan kesedihan dan sikap tunduk seperti orang bodoh.

Tayyar masuk ke dalam rumahnya, melihat pakain Hazel yang semalam berceceran di lantai lalu tadi pagi dikumpul dan di letaknya diatas Sofa sebelum berangkat kerja tapi sekarang masih ada di sini.
Kening Tayyar berkerut, kenapa Hazel tidak membawa semua barangnya, masih ada di sini.?
Memang benar ada banyak baju ganti milik Hazel yang tersimpan di lemarinya, Hazel biasa meninggalkan baju kotornya di sini tapi tidak dengan Hp dan Tasnya.
Lagipula Hazel tidak pernah mau berada di rumah ini jika Tayyar tidak ada.
Atau jangan-jangan Hazel masih tidur.?
Tayyar melihat jam yang melingkar di pergelangannya.
Sudah lewat jam makan siang, Apa semalam dia terlalu bersemangat hingga Membuat Hazel kelelahan.?
Apa Karena itu dia tidak melihat Hazel di kantor hari ini.!?

Tayyar tersenyum, mungkin dia bisa memeluk Hazel sejenak.
Dia pulang karena ingin berganti pakaiannya yang terkena anggur tumpah saat makan siang tadi.
Dia melarang asisten pribadinya ikut karena rumah lebih dekat daripada kantor yang juga menyimpan beberapa setelan jasnya.

Tayyar bergegas melangkah dan saat dia keluar dari ruang depan, kakinya nyaris menendang Hazel yang terbaring di lantai.
"Hazel.!" Tayyar langsung berlutut, menarik Hazel yang terkulai memejamkan mata ke dalam pelukannya, rasa takut yang belum pernah dirasakan menguasai perasaannya.
"Hazel.!" Dia menguncang tubuh Hazel, menepuk pelan pipi sang tunangan berulang kali hingga Hazel bergerak, perlahan membuka matanya.

"Hazel ada apa, mana yang sakit, katakan padaku.?"
Tayyar merapikan rambut Hazel, matanya liar memperhatikan sekujur tubuh Hazel dengan cemas.
Dia menahan jemari Hazel yang sedingin es yang akan menyentuh wajahnya.
"Aku akan membawamu ke rumah sakit. Kau akan baik-baik saja."

Hazel menggeleng lemah.
"Tidak." Desahnya memejamkan mata saat melihat semuanya berputar di depan matanya.
"Masuk angin dan kurang tidur." Bibirnya tersenyum.
"Semalam ada yang tidak membiarkan aku tertidur hingga menjelang subuh."

Tayyar tidak tersenyum, menurutnya wajah Hazel terlalu pucat.
"Kalau begitu aku akan memanggil dokter untukmu."

Hazel menahan tangan Tayyar yang akan mengeluarkan Hp dari balik jasnya.
"Tidak. Jangan." Bisiknya.
"Cukup izinkan saja aku istirahat sebentar lagi di kamarmu.
Begitu kondisiku membaik, aku janji akan segera pergi."

Perlahan kepala Tayyar mengangguk, meski dia merasa janggal dengan permintaan Hazel.
Ada yang salah dari cara Hazel meminta izin padanya tapi entah bagaimana Tayyar tidak bisa menemukan apa yang salah.

"Terimakasih." Bisik Hazel melingkarkan lengan ke leher Tayyar, memejamkan mata dan menyadarkan pipinya ke dada sang tunangan yang mengangkat tubuhnya untuk dibawa kembali ke kamar.

***************************
(10022024) PYK

Kenanglah Aku Sepanjang HidupmuМесто, где живут истории. Откройте их для себя