tiga

2.2K 395 12
                                    

Hazel menjatuhkan tasnya ke atas kasur lalu duduk terhenyak di sana.
Dia mengusap wajahnya, menyisir rambut dengan jarinya.
Hazel mencoba bernapas tapi dadanya sakit, paru-parunya mengecil hingga sulit baginya menarik napas.
Dia meremas dadanya yang akhir-akhir ini terus berdenyut menyakitkan, tidak kuat menanggung beban.

Sungguh Hazel tidak pernah berdoa atau berharap anak kandung orangtua angkatnya tidak pernah ditemukan.
Dia justru ingin anak itu ditemukan agar keduanya orangtuanya bisa bahagia.
Meski ada Hazel, tetap saja senyum mama tidak sampai ke matanya.
Hazel hanya ingin semua orang bahagia tapi sekarang saat akhirnya anak kandung orangtuanya benar-benar di temukan, Hazel merasa takut dan ingin menarik doanya sebelum ini.
Jahat kah dia.?

Hazel berdiri di depan cermin, menyentuh tai lalat di pipi kirinya.
Dia diadopsi dari panti asuhan saat umurnya lima tahun.
Waktu itu nyonya dan tuan Gamai datang berkunjung untuk melakukan pencarian putri kandung mereka yang hilang diculik.
Saat melihatnya, Nyonya Gamai langsung memeluk dan tak mau melepaskannya.
Sampai kemarin Hazel tidak tau alasannya diadopsi, dia menebak-nebak saja mungkin alasannya karena dia imut dan menyenangkan.
Tapi sekarang Hazel tau.!

Tai lalat inilah yang membuatnya diadopsi.
Anak kandung nyonya Gamai punya tai lalat yang sama dengannya meski tidak sejelas miliknya.
Dari foto-foto yang ada memang tidak terlihat jelas karena itulah Hazel tidak tau.
Tapi sekarang setelah melihat Safiye, Hazel mengerti.

Ya Safiye.!
Safiye lah anak kandung dari kedua orangtuanya.
Inilah alasan Hazel diadopsi.
Bukan Safiye yang mirip dengannya tapi dia lah yang mirip Safiye.
Hazel hanya tiruan, Safiye lah yang asli.

Kabar ini Hazel dapat beberapa hari yang lalu.
Mama memberitahunya langsung pada Hazel.
Dan semua ini terungkap berkat Tayyar yang diam-diam curiga dengan kemiripan Safiye dengan Hazel dan ciri lain yang dirasanya mirip dengan Keluarga Gamai.
Pantas saja Tayyar selalu dekat dan perhatian pada Safiye, memberikan perhatian lebih pada wanita itu yang selalu menimbulkan rasa cemburu di dada Hazel.
Tayyar yang pintar, yang tidak pernah melewatkan apapun akhirnya berhasil mengakhiri penantian belasan tahun keluarga Gamai.
Tapi kenapa Tayyar tidak bicara padanya.?
Apa Tayyar takut Hazel akan menyabotase hasilnya.?
Atau semua orang berpikir bahwa Hazel tidak mau anak kandung keluarga Gamai kembali.?
Apa semuanya berpikir kalau Hazel tidak akan menyerahkan posisinya saat ini pada sang anak hilang.?

Diam-diam kedua orangtua Hazel yang dibantu Tayyar mulai menyelidiki kehidupan Safiye.
Mencari tau asal usulnya hingga melakukan tes DNA.
Dan hasilnya terbukti Safiye adalah putri mereka yang hilang.
Alangkah bahagianya.!

Namun..
Kenapa tidak ada yang bicara padanya, ikut mengajaknya saat ada pertemuan dengan Safiye.
Bahkan Tayyar saja ikut.
Dan setelah semuanya beres Safiye akan dibawa kembali ke rumah gamai, barulah mama bicara padanya sedangkan Papa dan Tayyar terkesan cuek dan tidak peduli, tidak memikirkan perasaannya.

Besok.!
Hazel hanya diberi waktu satu hari untuk mencerna kenyataan ini.
Lalu besok Safiye akan datang, lusa akan ada pesta untuk mengumumkan pada dunia siapa sebenarnya Safiye.
Kenapa.?
Kata itu berputar-putar dibenaknya.

Kenapa bisa Safiye dari mana ide itu muncul dibenak Tayyar.?
Kenapa bisa terpikir oleh Tayyar untuk mencek informasi dan kehidupan Safiye.
Selama ini Hazel tau Tayyar selalu baik pada Safiye, apakah itu murni hanya hubungan antara bos dan bawahan.?

Hazel meremas perutnya yang sakit, keringat dingin mengalir di pelipisnya.
"Tidak.!" Bisiknya.
Hazel memaksa dirinya percaya Tayyar hanya mencintainya.
Tayyar memang tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaannya tapi melihat hubungan mereka, wajar jika Tayyar pasti punya perasaan untuknya.

Hazel harus melatih senyum dan raut wajahnya.
Dia tidak boleh terlihat sedih atau kecewa.
Jangan sampai orantuanya salah paham padanya.
Hazel tidak boleh merusak kebahagiaan keluarga Gamai, dia harus membalas kebaikan mereka padanya.
Dia harus selalu jadi anak baik dan manis agar tidak dibuang kembali ke jalanan.

Hazel berdiri di depan cermin, mengusap wajahnya yang pucat berkeringat.
"Jangan takut, meski Safiye kembali kau tidak akan kehilangan apapun.!"
Hazel meyakinkan dirinya sendiri.
Dia tersenyum.
"Namamu Hazel Gemai, semua orang mengenalmu sebagai putri Gamai."

Hazel tidak bisa tidur semalam, dia berjalan mondar-mandir, gugup menyambut hari esok.
Dia kenal Safiye, sering bicara padanya karena Safiye adalah pembimbingnya di kantor.
Safiye pintar dan biasanya tidak banyak bicara.

Hazel tidak turun untuk sarapan, dia tidak tau harus bagaimana.
Dia bukan si pemberani, kalau bisa menghindar kenapa harus terluka adalah prinsip Hazel, dia hanya mengandalkan nama Tayyar dab nama Gamai, makanya semua segan dan tak berani mengusiknya hingga dia bisa bersikap sombong dan manja.

Mendengar suara pintu yang dibuka, Hazel cepat-cepat memejamkan matanya pura-pura tidur dengan demikian tidak akan ada yang akan membangunkannya dan memintanya turun sarapan.
Hazel masih butuh waktu yng mempersiapkan diri.
Safiye akan datang di jam makan siang, jadi dia masih bisa menggunakan waktu beberapa jam lagi.
Sepanjang malam dia memegang Hp nya, ingin sekali menghubungi Tayyar, bicara sampai akhirnya dia tertidur atau Video call seperti biasanya di mana Tayyar diam saja di depan laptopnya sedangkan Hazel tidak berhenti bicara hingga akhirnya capek sendiri dan tertidur.
Tapi kemudian dia ingat Tayyar pasti ikut sibuk mengurus kepulangan Safiye membantu papa dan mama.
Tayyar makin tidak punya waktu untuknya.

Orangtua Hazel dan papa Tayyar adalah teman baik, orangtua Hazel adalah orangtua angkat bagi Tayyar yang sudah mengalami perceraian orangtua diumur remaja.
Di sanalah dimulai rencana mempersatukan dua keluarga dan tercipta rencana pernikahan Antara anak-anak mereka.
Hazel jelas tidak akan menolak, dia sudah mencintai Tayyar dari umur  belasan tahun, dia tidak malu untuk memberitahu Tayyar yang tak pernah memberi komentar apapun atas cinta Hazel padanya.
Hazel menarik kesimpulan kalau Tayyar juga mencintainya karena laki-laki itu tidak menolaknya, setuju saja dengan rencana pernikahan dan menyematkan cincin ke jari manis Hazel saat mereka bertunangan.

Hazel terus terjaga sepanjang malam hanya untuk mempersiapkan hal terbaik apa yang bisa  dilakukannya untuk menyambut Safiye.
Namun kenyataannya di jam makan siang, Hazel masih belum siap.
Jantungnya berdebar, tapak tangannya terasa dingin dan basah oleh keringat tapi kali ini dia tidak bisa lagi menghindar.
Andai saja dia tau lebih awal mungkin dia bisa membeli sesuatu sebagai hadiah penyambutan.

Saat Hazel turun, belum ada yang terlihat, hanya para pelayan yang sibuk menata makan siang di meja yang luas.
Katanya bakal ada beberapa tamu yang akan ikut makan siang, menginap dan hadir di pesta besok.
Akan ada ramai orang di rumah, dengan begitu kehadiran nya tidak akan kentara.
Sejujurnya Hazel tidak pernah merasa nyaman dengab keluarga Gamai yang tak pernah benar-benar menyambutnya dengan tangan terbuka.
Hubungan darah sangat penting bagi orang-orang kaya, jadi bagaimana mereka bisa menerima sosok yang tak jelas asal usulnya.

Hazel duduk sendirian di meja makan, meremas jemarinya yang gemetar akibat rasa dingin yang terasa membekukan.
Dia merasa sunyi meski ada banyak pekerja yang mondar mandir di ruangan.

"Datang.! Datang.! Nona Safiye datang.!
Nona Gamai yang asli sudah sampai.!"

Jantung Hazel makin berdentam keras saat nendengar bisik-bisik para pelayan yang segera menuju pintu depan.
Mau tak mau Hazel berdiri, memaksa kakinya yang lemah melangkah ke pintu depan di mana semua orang sudah berjejer menunggu pewaris Sah memasuki rumah Gamai.

***************************
(22022024) PYK

Kenanglah Aku Sepanjang HidupmuWhere stories live. Discover now