chapter 3

21.2K 599 45
                                    

Ailee menyalakan air, lalu mencuci wajahnya di wastafel. Setelah merasa wajahnya bersih, ia pun mematikan air itu. Saat hendak mengeringkan wajahnya, Ailee merasa tangan besar nan kekar melingkar di pinggangnya. Ia dapat merasakan sentuhan dada seorang pria di punggungnya.

Ailee dapat mencium aroma maskulin yang kuat, aroma favoritnya. Yang ia tau siapa pemilik aroma itu.

"Dylan?" Tebaknya, lalu mendengar kekehan kecil dari pria yang baru saja memeluknya dari bekakang itu.
"Kamu lama banget di kamar mandi" Suara pria itu terdengar. Ailee membalikkan badannya.

Ia melihat Dylan dengan jelas. Sangat jelas.

Ia tertegun sejenak, merasa jantungnya berdetak sangat cepat. Karena yang ia lihat bukanlah Dylan semasa sekolah nya. Namun Dylan yang sekarang. Dylan yang manly dan lebih dewasa.

Ailee tersenyum tipis, mengusap wajah pria itu dengan lembut. Ia dapat merasakan brewok dan kumis tipis di wajah pria itu. Membuatnya semakin sexy, apalagi ia hanya mengenakan sweatpants berwarna abu-abu.

"Dylan?" Panggilnya seraya mengusap lembut wajah pria itu.
"Hm?" Balasnya sembari meraih tangan Ailee dan menciumnya.
"I love you.." Ucap Ailee dengan pelan.
Mendengar itu, Dylan terlihat tersenyum. Mendekatkan wajahnya pada wajah Ailee hingga jarak mereka hanya tersisa beberapa cm saja.
"I love you even more" Bisik Dylan sebelum lanjut mencium bibir ranum Ailee. Ailee langsung membalas ciuman lembut itu. Meskipun ia harus berjinjit kali ini sebab Dylan lebih tinggi, namun itu tak membuatnya mengeluh. Ciuman Dylan selalu membuatnya hanyut.

Merasa Ailee akan kelelahan berjinjit, pria itu terkekeh dan menggendongnya agar naik ke wastafel. Setelah Ailee duduk disana, ia pun lanjut menciuminya dengan liar kali ini.
Kini, kamar mandi terisi dengan suara penyatuan bibir mereka. Terdengar sangat sexy bahkan dapat membuat turn on siapapun yang mendengarnya.

Ailee melenguh kecil saat Dylan mulai menarik tali dressnya hingga jatuh dan menampakkan dada telanjangnya. Dada kesukaan Dylan, ia meremasnya lembut hingga menciptakan lenguhan kecil dari bibir Ailee. Dylan memilih untuk tak membungkamnya, lenguhan itu terdengar sexy dan ia tak mau kehilangan moment itu.

Tangan besarnya mencakup seluruh payudara Ailee, meremasnya lebih liar lalu mulai menghisapnya. Itu membuat Ailee mendongakkan kepalanya, merasa nikmat. Lidah Dylan sangat lihai bermain di nipple nya. Hingga membuatnya basah dan menegang, desahan demi desahan pun keluar dari mulut kecil Ailee.

Merasa terganggu dengan adanya dress itu, Dylan pun segera melepasnya dan melemparnya ke arah asal. Menciumi setiap lekuk tubuh Ailee, dan tak lupa meninggalkan beberapa kissmark disana.

Ailee mencekram kuat pundak Dylan saat ia merasakan pria itu semakin turun ke bawah. Ia dapat merasakan deruan nafas Dylan di intimnya, hingga jari Dylan bergerak menggeser celana dalamnya dan menggesekkan dua jarinya disana.
"A-Ahhh! Dylan.." Lenguhnya kecil. Dylan menatapnya dengan tatapan nakalnya, menciumi setiap inci tubuh Ailee lagi tanpa melepas jarinya disana.

"You're so wet, you know that right?" Bisikan Dylan barusan membuat wajahnya memerah malu, ia merasa semakin basah dibawah sana. Dylan tak menggubris teriakan-teriakan Ailee saat ia menggelinjang hebat dan hampir tiba mencapai orgasmenya. Dylan buru-buru mencabut jarinya dan mengarahkan miliknya ke arah intim Ailee.

Ailee memegang kuat dinding wastafel, seraya Dylan menghentaknya disana.
"Fuck Fuck Fuck..!!"
"Aaahh..D-Dylan.."

"I'm yours, baby. I always be yours.." Erang pria itu
"Nghh..Aaahh..Dylan.."

Ia terbangun.

Lagi.

Memegangi kepalanya dengan frustasi, untuk kesekian kalinya.

Touch Her in Her Dream [18+]Where stories live. Discover now