SPT 18

89 51 4
                                    

"Qil beneran nih distro punya si Aksa" tanya Izy menatap toko distro yang ada didepannya.

"Ya beneran lah masa gue bohong, udah yuk masuk" ajak Qilla menarik tangan Izy.

Izy dan Qilla masuk ke dalam toko distro itu, Izy tak menyangka jika toko sebesar ini merupakan punya Aksa "keren, gak yangka gue Aksa bisa punya toko segede ini" batin Izy melihat lihat isi dari toko tersebut.

Izy dan Qilla melihat lihat baju distro yang terpajang di sana saat sedang asik melihat lihat ada pria yang menghampiri mereka berdua.

"Selamat sore mba ada yang bisa saya bantu" ucapnya.

" Lo!! " ucap Qilla saat melihat siapa pria tersebut.

Yaps... Dia adalah Riko sahabat dekat Aksa, kalian masih ingat kan dengan Riko kalau kalian sudah lupa kalian bisa baca di bab 12 yaw.. oke kita lanjut ke alur ceritanya.

Riko menghela nafas saat melihat perempuan yang ada di depannya "koe maning koe maning, aku kui bosen loh weruh koe terus anu opo toh koe aring rene" ucap Riko dengan aksen jawa yang medok.

"Emang koe tok sing bosen aku yo bosen weruh koe terus, aku kui yen weruh koe rasane pengin ngantem raimu" jawab Qilla dengan nada yang tak santai, entah kenapa Qilla selalu merasa emosi jika bertemu dengan Riko.

"Aku yo podo, yen weruh koe kui rasane pengin ngantem raimu" ucap Riko, Qilla yang mendengar ucapan Riko menatap tajam Riko "ohh pengin ngantem raine aku tah? Ayok gelut rene maju ora wedi aku, masio aku cah wedok tapi aku ra wedi mbi awakmu" ujar Qilla yang sudah ancang-ancang ingin menyerang Riko.

"Lololo... gak bahaya tah?"

"Bahaya opone sih, ayok gelut rene koe maju" Ucap Qilla.

"Oke ayok"

Izy yang mendengar pertengkaran antara Qilla dan Riko menggaruk kepalanya bingung karena Izy tidak tahu apa yang diucapkan oleh kedua nya.

"Ada apaan nih ribut ribut" tanya Aksa yang baru saja menuruni anak tangga.

"Izy lo ngapain kesini" tanya Aksa yang sudah berdiri disamping Riko.

"Gue kesini cuman mau mastiin nih toko beneran punya lo atau bukan" jawab Izy.

"Toko ini memang punya gue, gue bangun usaha distro ini udah dari gue SMP, dan usaha ini gue sama Riko yang urus dari nol hingga sekarang" ucap Aksa.

Izy tertegun saat tahu bahwa Aksa membangun usaha distro ini sejak ia masih SMP "wihhh keren lo masih SMP udah bisa punya usaha sendiri" ucap Izy memuji Aksa.

"tapi lo ngapain bangun usaha sendiri kan lo masih bisa tuh minta uang sama orang tua lo" Tanya Izy.

"Nggak selamanya kita selalu ketergantungan dengan orang tua, ada saat nya kita harus mandiri dan bisa berusaha tanpa adanya campur tangan dari orang tua, belajarlah mandiri dari sekarang jika bukan sekarang kapan lagi kita akan belajar mandiri"

"Nggak semua yang kita mau harus minta sama orang tua ada kalanya kita harus berusaha untuk memenuhi semua keinginan kita" sambungnya.

Izy yang mendengar jawaban Aksa merasa tertampar karena dari dulu hingga saat ini ia masih ketergantungan dengan Ayah dan Bundanya, Izy selalu meminta apa yang ia mau kepada orang tuanya tanpa adanya usaha ya g ia lakukan

"Qilla lo mau ngapain?" tanya Izy saat melihat Qilla ingin menendang Riko.

"Minggir ora, aku kui pengen nendang wong kui" jawab Qilla menunjuk ke arah Riko.

"Lo ngomong apaan sih Qil gue nggak paham" ucap Izy yang merasa bingung dengan bahasa yang digunakan oleh Qilla.

Qilla menepuk keningnya, ia lupa jika sahabatnya ini tidak tahu dengan bahasa jawa "minggir dulu gue mau nendang tuh orang"

CINTA SEBATAS PATOK TENDA {TERBIT}Where stories live. Discover now