10. (9)

35 4 0
                                    

Wonwoo akhirnya memutuskan untuk tetap bekerja dan tidak mengambil cutinya, dia pikir masalah tidak sebesar itu sampai sampai dia mengambil cuti dan meninggalkan pekerjaannya untuk orang lain

Sudah 3 hari semenjak kejadian hujan itu, Mingyu pun sudah tak terlihat, ntah apa kabarnya sekarang, Wonwoo merasa sangat bersalah dan ingin meminta maaf pada pria itu, tapi untuk menampakkan mukanya saja dia merasa sangat malu

Handphone nya berdering dan Wonwoo langsung mengangkat nya tanpa melihat nama sang penelepon

"Halo?"

"Owh iya Nonna ada apa?"

"Hah!? Baik aku segera ke sana sekarang"

Wonwoo segera membereskan mejanya, mengambil kunci mobil dan tasnya lalu langsung meleset pergi dari sana menuju lokasi yang di kirim

Sekitar 20 menit Wonwoo sampai di sebuah gedung yang menjulang tinggi, dia pergi ke lantai 8 menggunakan lift dan mencari kamar dengan nomor 604 itu, saat sudah menemukannya dia memencet bel apartemen itu dan tak lama langsung terbuka menampakkan seorang wanita dengan wajah panik

"Wonwoo, syukur lah kau sudah sampai, ayo masuk"

Wonwoo masuk kedalam dan langsung di bawah menuju sebuah kamar

"Masuklah Won, dia terus menyebutkan namamu"

Wonwoo akhirnya masuk kedalam kamar itu setelah memantapkan diri nya, dia masuk sendiri sedangkan Taeri berkutat didapur untuk memasak makan siang

Saat masuk yang dia lihat adalah nuansa kamar dengan warna serba putih dengan seseorang yang terkapar sakit dikasur dan orangnya adalah Mingyu

Ya benar, tadi Taeri menelepon nya karena Mingyu sakit dan pria itu hanya terus terusan menyebutkan namanya sehingga Taeri tak ada pilihan lain selain menyuruhnya datang

"Mingyu"

Mingyu tak bergeming, dia masih memejamkan matanya

Wonwoo duduk di pinggir kasur dan meletakkan tasnya dibawah, dia mengecek suhu tubuh pria itu, sangat panas seperti nya demam tinggi

"Apa karena kejadian itu?"

Wonwoo menggantikan kompres yang melekat di dahi pria itu, karena pergerakan nya membuat Mingyu terganggu dari tidurnya dan terbangun

"Wonwoo?"

"Hm"

"Wonwoo kan? Jeon Wonwoo? Aku tidak salah lihat kan?"

Mingyu hampir saja ingin bangun dari baringnya tapi langsung ditahan oleh Wonwoo

"Jangan bangun, kau masih lemas"

"Bagaimana kau bisa disini?"

"Nonnamu menelepon ku"

"Taeri Nonna?"

"Hm"

"Tapi kenapa?"

Wonwoo menatap pria dihadapan nya ini dengan tajam, dia sakit tapi masih bisa banyak ngomong

"Tidak perlu tahu"

Mereka berdua akhirnya saling diam, rasanya canggung sekali

"Aku minta maaf" Wonwoo membuka suara

"Aku egois tidak ingin mendengarkan penjelasan mu dan berakhir aku menyesal, aku malah menyalahkan mu atas semuanya, sekarang aku bersyukur dan paham kenapa kau mengambil tindakan itu kepada ibu ku, terimakasih setidaknya dia tidak mati dengan cara bunuh diri, terimakasih dokter Kim dan maaf untuk segala galanya, rasanya aku tak punya muka lagi dihadapanmu sekarang"

Mingyu hanya mendengar saja, melihat Wonwoo seperti ini membuat hatinya sakit bukan main

"Maaf membuatmu sakit seperti ini, jika ada kategori orang paling tidak tahu diri, itu pasti lah aku, tidak tau berterima kasih itu pasti aku, setelah ini aku tidak akan menampakkan wajahku lagi dihadapanmu aku berjanji, tidak akan-

Mingyu tak tahan lagi lalu langsung menarik Wonwoo ke dekapan nya, Wonwoo langsung menangis, dia tak dapat membendung air matanya lagi

"Ingkari janji mu itu Won, jangan pernah sesekali kau berani untuk menepati nya, atau aku benar benar tak akan pernah memaafkanmu, aku akan buat kau berhutang terus padaku, ingat itu"

Fotografer 📷 &  Doctor 🩺Où les histoires vivent. Découvrez maintenant