Chapter 24

82 2 0
                                    

***
.
.
.
Halooo... man-teman semuanya😍 gak kerasa yah di chapter ini, cerita Cahaya Doa-doa Malam udah di titik ending 🥺
Aku sebagai Author cuman mau bilang makasih untuk kalian semua yang udah baca, vote, komen, dan juga support aku selama aku bikin cerita ini 🥺💗 dan aku juga mau minta maaf kalo di cerita ini masih banyak banget kurangnya 🥺

Tanpa basa-basi lagi aku ucapkan Selamat Membaca dan Menikmati akhir kisah dari cerita Cahaya Doa-doa Malam 😍

Dan sampai jumpa di cerita aku yang lain...👋🥰
.
.
.

***

"Allahuakbar Allahuakbar."

Adzan shubuh telah berkumandang, dan aku pun terbangun dari tidur saat mendengar adzan shubuh. Aku membuka mataku dan menatap langit-langit kamar, mengambil nafas kecil untuk mengawali ceritaku di pagi hari kala itu. Aku pun memutuskan untuk bangun dan menunaikan shalat shubuh, lalu kemudian aku harus segera bersiap untuk berangkat ke stasiun.

Karena aku harus tiba di stasiun pukul 07.00, berarti aku harus berangkat dari rumah minimal satu jam sebelum pukul 07.00.

Aku berjalan keluar kamar dan tiba-tiba teringat Rio yang berada di kamar sebelah. Aku pun menoleh ke kamar tersebut dan menghampirinya.

*TokTokTok
*Suara ketukan pintu

"Rio...? Lu udah bangun belum? Ini udah shubuh Yo, kita harus berangkat jam enam kurang." Aku berbicara tepat di depan pintu kamar Rio.

Tak menunggu lama, aku dikejutkan dengan Rio yang tiba-tiba membuka pintu kamar tanpa menjawab pertanyaanku sebelumnya.

"Astaghfirullah, bikin kaget aja lu." Saking terkejutnya aku, aku sampai mengelus-elus dadaku.

"Udah bangun gua. Ini mau mandi dulu terus sholat."

"Ya udah, gue mau sholat dulu."

Aku meninggalkan Rio dengan menepuk pundaknya. Rio berjalan menuju kamar mandi, sedangkan aku berjalan ke tempat yang di khususkan untuk berwudhu.

Setelah selesai sholat, aku membaca dzikir dan juga aku sempatkan untuk berdoa.

"Ya Allah, hari ini aku ingin menemuinya. Aku benar-benar memohon bantuanMu ya Rabb. Permudahkan hamba untuk bisa bertemu dengannya, aku tidak berharap apa-apa, aku hanya ingin bertemu dengannya dan menyampaikan permohonan maaf ku padanya atas perlakuanku dulu. Ya Allah, hamba pasrahkan segala urusanku hanya kepadaMu."

Setelah selesai berdoa, aku tidak langsung bangkit dari dudukku. Aku masih terdiam dan merenung, kira-kira aku bisa ketemu sama dia gak ya?

"Salll... gua bikin nasi goreng nih buat sarapan, kalo udah kelar buruan ke dapur."

Seketika lamunanku pun buyar karena mendengar teriakan Rio yang berasal dari arah dapur. Saat aku selesai wudhu tadi dan berjalan menuju kamar untuk menunaikan sholat, aku melihat Rio berada di dapur. Aku tidak bertanya apa yang akan di lakukan dia disitu, karena firasat ku mengatakan paling dia mau bikin sarapan sendiri.

Tapi aku terlalu cepat mengambil kesimpulan. Justru Rio membuatkan sarapan untuk kami berdua.

Aku segera pergi menuju dapur, dan melihat ada dua piring yang berisikan nasi goreng sudah terjadi.

"Wihhh... tumben lu, padahal bikin buat sendiri aja juga gapapa Yo."

"Lu mau kopi gak? Biar sekalian."

"Eummm... boleh deh."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cahaya Doa-doa MalamWhere stories live. Discover now