23

37.8K 1.8K 35
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Happy reading

Seorang perempuan cantik sedang memainkan handphone di samping mobilnya yang sedang berhenti, ia menunggu sopir pribadinya yang sedang pergi ke toilet.

"Tante, tante tolongin aku dong" tiba-tiba saja anak kecil perempuan yang sangat kucel mendatanginya.

Lantas perempuan tersebut memandangnya dengan jijik. "Apa sih, pergi sana jauh-jauh" usrinya.

Untung jalan ini sedang sepi, tidak ada orang yang melihat kelakuannya.

"Hiks tolong aku tante, aku lapar, perut aku sakit" anak tersebut menangis di hadapan perempuan cantik itu. Karena muak, perempuan itu mengeluarkan uang bewarna merah satu helai.

"Nih ambil, pergi jauh-jauh sana" perempuan itu melempar uangnya sembarangan. Lalu di pungut oleh anak kecil itu. Setelah itu perempuan itu masuk ke dalam mobilnya. Jijik melihat anak itu.

"Mari non" supirnya sudah selesai dan ia melanjutkan perjalanan menuju kantor kekasihnya untuk makan siang bersama.

***

Rasanya Via untuk menghirup oksigen saja sangat sulit. Air matanya mengumpul di pelupuk mata, jika saja ia berkedip saat itu, maka air matanya jatuh ke pipinya.

Ia menoleh ke arah samping dimana keberadaan Juan yang sedang sibuk memandang komputernya dengan serius.

Baru juga dirinya berharap, tapi ia kecewa sendiri dengan harapannya yang terlalu besar.

Perhatian Juan? waktu yang mereka habiskan bersama?ternyata itu tidak bermakna sama sekali buat Juan ya?

Hanya dirinya kah yang merasa bahagia selama ini?

Ini juga salahnya, kenapa ia mencoba menaruh harapan. Harusnya dari dulu ia tidak pernah terlalu berharap. Hanya karena Juan bilang nyaman ia sudah berharap lebih, nyaman belum tentu sayang ataupun cinta.

Via menghapus air matanya yang menetes, ia menonton sekali lagi vidio yang di kirim nomor asing tersebut.

"Sayang" sapa Nancy terlebih dahulu. Juan tersenyum menatap kekasihnya.

Nancy berdiri dan memeluk Juan lalu perempuan itu berjinjit untuk mengecup bibir Juan, tapi Juan menoleh kesamping dan akhirnya Nancy hanya mengecup pipi Juan.

"Kenapa ngehindar?" Nancy cemberut.

"Maaf, leherku pegal-pegal sayang" jawab Juan bohong, sambil memegang tengkuknya.

"Sini aku pijitin" tawar Nancy tersenyum.

Juan menduduki kursi yang di duduki Nancy tadi, Nancy berdiri di belakang Juan dan memijit pundak dan leher Juan dengan pelan.

"Ternyata kalian sepasang kekasih" gumam Via menatap nanar pada layar handphone nya.

"Via, ayo" tiba-tiba saja Juan sudah berdiri di hadapan meja kerja Via. Dengan buru-buru Via mematikan layar handphonenya.

"Hayo nonton apa tuh?" Tanya Juan tersenyum jahil. Karena sekilas ia melihat sebuah vidio sepasang kekasih di handphone Via.

"Nonton bo**p ya?"

"Iya"

"Eh seriusan?" Tanya Juan memegang pipi Via dan mendekatkan wajahnya ke hadapan Via.

Dengan segera Via menepis tangan Juan, ia tidak boleh luluh lagi, ingat!

Juan sudah menjadi milik orang!

"Pak, tolong jangan seperti ini, saya cuma sekretaris bapak!" jawab Via dengan tegas.

Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now