4. In the dark night

377 7 0
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Saat malam,

Jeinne tak jadi keluar kamar untuk menemui dan menyapa tamu penting yang datang ke rumahnya untuk bertamu. Dia merasa sedang error dan ingin menemuinya keesokannya. Dia ingin mengunci dirinya sendiri.

Jeinne merasa sedang tersesat saat habis nonton film dari Erika. Dia tidak bisa tidur juga malam ini karena pikirannya terbayang- bayang oleh gambaran mesum di otaknya.

Dan Jeinne sudah menjatuhkan pilihan , dia memutuskan untuk menyukai yang besar - besar dan sekaligus dia penasaran juga dengan rasanya.

'Akh aku benci pikiranku ', Jeinne merasa frustasi karena tak bisa mengatasi gejolak dalam dirinya.

'Ini semua karena si iblis Erika', Jeinne menyalahkan Erika yang tak pernah berhenti meniupkan kesesatan di dalam pikirannya.

Jeinne membayangkan hal bersemangat dan dia jadi tak tahan untuk menyentuh area sensitifnya yang memanas dan lembab karena bayangan sesatnya. Dia ingin merasa ingin tapiii...

"Uhmm.. ", Jeinna menahan mulutnya agar tak bersuara lebih banyak. Jeinna merasa tak puas saat 2 jari tak memberikan perasaan apapun padanya. Dia kesal tapi tak punya pilihan. Ingin mencoba dengan seseorang tapi dia seorang pemilih. Tapi saat tak bisa mencoba tapi dia ingin.

Saat menyudahi kegiatannya yang membuatnya tak puas ,Jeinne mulai memejamkan mata sambil berselimut. Dia kesal karena seseorang yang cocok dengannya tak kunjung datang sebagai seseorang yang tinggal di hatinya dan menemani hari - harinya yang terasa membosankan.

Jeinne merasa kesal sekali karena dirinya sendiri juga terlalu selektif dalam memilih seorang kekasih. Dia jadi merasa kesepian karena hal tersebut . Jeinne memeluk bantal sambil berusaha untuk tidur di dalam temaram lampu kamarnya.

Beberapa menit berlalu.

Jeinne merasa susah untuk tidur. Saat dia membuka mata sebentar... Jeinne merasa terkejut setengah mati saaat melihat sosok berbulu gelap, tinggi besar, bertaring tajam.., bermata emas menyala berada di ambang pintu geser balkon kamarnya yang sudah terbuka.

"Hah!! ", Jeinne terkejut hingga terduduk. Jantung Jeinne berdetak cepat dan hebat . Dia menjadi  sangat  ketakutan karena ada yang mau masuk ke dalam kamarnya.

Makhluk berbulu itu kemudian benar-benar masuk ke dalam kamarnya. Meskipun beberapa kali melihat makhluk sejenis di wilayah X yang serupa dengannya. Tapi , Jeinne masih merasa takut saat dia harus berhadapan dengan makhluk itu secara langsung . Meskipun dia  tahu klo makhluk itu takkan menyerang manusia, tapi tetap saja dia merasa takut saat menghadapinya sendirian.

Makhluk itu pun tiba di depannya. Dan dia menghembuskan nafas ke wajahnya.

Jeinne memicingkan matanya. Sesaat , dia tertegun melihat sosok yang duduk di tepian pembaringan di depannya. Dia mengamati makhluk berbulu itu dengan seksama. Saat memperhatikan makhluk berbulu di depannya tersebut , Jeinne jadi teringat  kejadian di masalalu. Sosok itu sangat mirip dengan sosok  werewolf yang masuk ke dalam rumahnya waktu dia masih kecil. Dia juga ingat, sosok yang mirip werewolf di depannyalah  yang telah menolong keluarganya yang hampir jatuh di kedalaman jurang saat dulu. Dia ingat betul dengan rupa dan bentuk fisiknya.

The Werewolf's LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang