Part 2

4 0 0
                                    

Sontak salsa langsung mengangkat kepalanya "maaf kak? Tapi tempat ini aku yang duduk duluan" ujar salsa sembari berdiri,

"heh miskin! Ini tuh tempat duduk gue, sebelum lu masuk sekolah ini gue udah duduk disini duluan ya" ujar kakak kelas yang salsa ketahui namanya adalah fera, fera adalah ketua geng yang isinya anak anak popular semua,

" maaf ya kak tapi ini tempat duduk aku dan salsa duluan yang dudukin,mau ini tempat duduk kakak temuin sebelum kerajaan majapahit di temuin juga aku gak peduli ya kak.initinya ini tempat duduk aku yang dudukin duluan hari ini " ujar karin sembari memegang tangan ku dan menariku untuk berada di belakang tubuh gadis itu

"ohh berani lu sama gue ya?" Ucap fera sebari menggebrak meja sontak seluruh mata yang ada di kantin menoleh.

"Lu duluan ya yang mulai" ucap karin dengan lantang.

"Brengsek" ujar fera dan ingin menjambak rambut karin tetapi sebuah tangan kekar mencengkram tangan fera, fera langsung menoleh kepemilik tangan kekar itu,

"lepasin" ujar fera sambil menghempaskan tangan kekar yang sedari tadi mengcengkram pergelangan tanganya,

"mau lu apa sih fer. Gak bosen bosen cari ribut lu ya?" Ujar pemilik tangan kekar itu

"mario lu tuh gak usah ikut campur urusan gue deh, sana lu urusin anggota osis lu yang kampungan itu" ujar fera sembari menghempaskan rambut sebahunya,

"menurut lu gue harus diem aja gitu kalo ada yang bikin ribut di wilayah sekolah hah?" Ujar mario sambil melipat kedua tanganya di dada.

"Semua bubar" ujar mario

"lu dan geng lu ikut gue dan lu berdua juga" ujar mario yang ingin melangkahkan kakinya

"lah kok gue sama salsa juga ikut? Kan gue sama salsa gak salah" ucap karin yang masih setia menggenggam pergelangan tangan salsa,

"menurut lu yang membuat keributan tadi lu gak terlibat hah? Gak ada alesan lu harus ikut dan juga temen lu" ujar mario dan langsung melangkahkan kakinya

"Lu semua harus hormat ke tiang bendera sampai istirahat pertama selesai" ucap mario tegas dan langsung melengos pergi tanpa mau mendengarkan jawaban atau keluahan dari salsa,karin maupun fera and the genk,

"awas lu berdua, liat aja nanti lu berdua" ucap fera sambil menatap benci karin dan salsa, karin terlihat ingin menjawab tetapi tanganya langsung di pengang oleh salsa, jujur ini kali pertamanya salsa ada dalam masalah.

Kringgggg bunyi bel menunjukan bahwa jam istirahat telah selesai, salsa dan karin hendak melangkahkan kakinya menuju kelas mereka tetapi sebuah tangan mencengkram kuat tangan salsa dan langsung menarik tanganya

"heh sahabat gue mau lu bawa kemana devan!" ujar karin sembari ingin meraih tangan salsa,

"gue mau ngomong sama pacar gue, emang gak boleh hah? Devan adalah kekasih salsa, mereka sudah berpacan sekitar 3 bulan yang lalu,

"ikut gue" kata devan langsung menarik tangan salsa,

"HEH SAHABAT GUE JANGAN LU APA APAIN YA" teriak karin yang sudah sedikit jauh dari salsa, devan tetap menyeret salsa menuju rooftop yang ada di sekolah mereka,

"aduh sakit devan, tangan aku perih" ujar salsa merintih karena sekarang tanganya sudah merah bekas tangan devan.

"Diem lu, Bikin masalah apa lu tadi hah?" Bentak devan, devan pun mencengkram kedua pipi salsa,

"aku gak bikin masalah van, fera duluan yang bikin masalah van" ujar salsa air mata sudah menumpuk di sudut mata gadis itu,

"halah lu jangan ngeles deh" ujar devan mukanya merah sepertinya dia menahan emosi dari tadi ,

"iya van, kamu bisa tanya ke karin aku gak bohong van" ujar salsa, air matanya sudah mengalir membasahi kedua pipi mulusnya,

"sekali lagi lu bikin masalah ke fera gue pastiin lu hancur di tangan gue sal" ucap devan sungguh sungguh, salsa bingung sebenarnya dirinya dianggap apa oleh devan, mengapa dia begitu membela fera ketimbang dirinya. Devan melangkahnpergi meninggalakan salsa seorang diri di rooftop sekolah.

"Huh aku harus bersihin diri dulu, aku gak mau karin liat aku kayak gini, pasti dia khawatir kalo liat aku kayak gini," salsa mulai berdiri dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya,

"gimana sedih ya di bentak pacar sendiri?" Sontak salsa menoleh dan melihat fera berada di pintu toilet,

"maksud kamu apa?" Tanya salsa bingung kenapa fera bisa tau kalo dirinya dan devan bertengkar,

"gak usah sok kaget, devan tuh sukanya sama gue bukan lu, sadar diri dong masak devan suka modelan cewek kayak lu hahahaha" ujar fera sembari tertawa puas melihat salsa, salsa langsung beranjak pergi meninggalkan fera yang masih saja tertawa sambil melihat dirinya

"apakah benar yang di katakan fera barusan?, apakah benar devan tidak mencintai dirinya? Lalu kenapa devan menjadikan dirinya kekasih? Arghhh" ujar salsa dalam hati, sungguh salsa saat ini sangat bingung, sesampainya salsa di kelas dia melihat karin menghampiri dirinya

"kamu gak papa kan? Si devan ngapain kamu? Coba cerita sama aku" cerca karin , sungguh karin sangat khawatir dengan salsa, salsa adalah sosok gadis polos dan sangat.

"Aku gak papa rin, liat gak ada yang luka kan? Devan gak ngapa ngapin aku rin, tenang saja"ujar salsa, sungguh dia ingin bercerita ke karin tentang apa yang di ucapkan fera barusan, tapi dia berfikir ulang dia tau karin adalah gadis tomboy yang emosinya gampang seklai di sulut.

"Udah yuk kita duduk, bentar lagi bu laksmi pasti masuk" ajak salsa ke karin, dia hanya ingin sahabatnya tenang, sungguh dia sangat menyayangi karin di hidupnya hanya karin yang baik kepadanaya, devan juga baik tapi itu dulu, dia pun tidak tau kenapa devan berupa menjadi seperti sekarang.

"Kamu pulang sama siapa sal?" tanya karin ke salsa, "paling pulang naik angkot rin hehehe" ujar salsa sembari tertawa cengegesan,

"mau pulang sama aku sal?" Tanya karin , sungguh karin kasihan kepada salsa, dari awal dia kenal sama salsa gak pernah sekali pun dia melihat salsa di antar orangtuanya, selalu naik angkot,

"yaudah kamu hati hati ya sal, kalo ada apa apa hubungi aku ya" ujar karin, dia pun langsung melangkah keluar kelas meninggalkan salsa yang masih merapikan bukunya,

"huh uang aku udah habis terpaksa jalan kaki deh aku hari ini" gumam salsa, salsa mulai melangkahkan kakinya meninggalkan kelas yang telah kosong,

langkah kaki salsa sungguh pelan perutnya keroncongan, sungguh dia lapar tadi pagi dia tidak sarapan trus waktu istirahat dia malah di hukum,

belum sempat salsa melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah matanya tanpa sengaja melihat kearah parkiran,

dia melihat disana sang kekasih tengah brrbincang dengan fera, sakit? Sudah jelas salsa sakit melihatnya tapi salsa tak bisa melakukan apapun sekarang dia teringat perkataan fera tadi waktu dia toilet , dengan air mata yang sudah penuh di pelupuk matanya dengan cepat salsa memalingkan wajahnya, dia gak mau berfikir negatif mungkin mereka sedang berbincang tentang pelajaran, devan dan fera memang satu kelas,

salsa langsung melangkahkan kakinya keluar dari area sekolah menuju halte yang dekat dengan sekolahnya. Salsa menatap langit yang mulai mendung,

"tuhan jangan hujan dulu, kalo hujan nanti salsa kehujanan ayah pasti marah tuhan" gumam salsa sembari terus melihat krarah langit,

"heh cupu! Lu ngapain liatin langgit kek gitu? Takut kehujanan ya? Hahahah" tawa fera,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

pembawa sialWhere stories live. Discover now