Fight

732 87 0
                                    

***

Satu bulan telah berlalu, Jaehyun telah menjalani kehidupan pernikahannya dengan sang Istri. Jika dilihat dari sudut pandang Jaehyun, dia merasa pernikahannya baik-baik saja. Tidak ada yang terlalu berubah dari hidupnya.

Sangat berbeda dengan apa yang dirasakan oleh sang istri. Dia justru merasa ada yang salah dengan kehidupan pernikahannya.

Mereka tidur sekamar?

Jawabannya iya tapi bahkan sampai detik ini Jaehyun tidak pernah menyentuh istrinya. Paling jauh hanya pelukan dan ciuman di kening.

Mereka berbicara?

Bicara tapi hanya sekedar bicara seperti teman bahkan mungkin lebih seperti orang asing yang pura-pura dekat.

Jaehyun terlalu sibuk. Sejak pagi Jaehyun berangkat bekerja, kadang ke kampus kadang ke kantor. Dia baru akan pulang jam 7 malam bahkan kadang-kadang hingga larut malam jika Jaehyun lembur atau menyempatkan diri untuk mengunjungi restaurant miliknya. Tidak ada waktu bicara yang tepat untuk mereka.

"Oppa, boleh aku bertanya?" Tanya sang Istri saat mereka sedang makan malam bersama.

"Boleh" Jawab Jaehyun singkat sembari menenguk airnya setelah selesai dengan makannya.

"Kenapa Oppa menikahiku? Apa Oppa benar menyukaiku atau Oppa hanya ingin Ibu berhenti mengganggu waktumu?"

Dua pertanyaan itu sontak membuat suasana makan malam hari ini menjadi sangat mencekam. Apalagi Jaehyun terlihat tidak suka dengan pertanyaan itu.

"Pertanyaan yang tidak berguna" Jawaban singkat itu seketika membuat hati istrinya terluka. Dia pikir Jaehyun akan memberikan jawaban yang lebih baik tapi ucapan itu sukses meruntuhkan harapan sang Istri.

"Apa itu berarti pernikahan ini juga tidak berguna bagimu? Jadi benar pernikahan ini hanya untuk membuat ibu-"

"Diam Park Chae Young!" Chae Young menelan ludahnya pelan. Dia tidak mengira akan melihat amarah sang suami untuk pertama kalinya.

Bukan hanya Chae Young yang terkejut bahkan Jaehyun sepertinya juga terkejut dengan reaksinya sendiri.

"Maaf" Gumam Jaehyun pelan. "Aku tidak bermaksud. Aku hanya tidak suka kau menyimpulkan sendiri" Jaehyun menenguk segelas air berharap emosinya menurun.

"Aku bukan orang yang pintar mengungkapkan hal-hal pribadi. Aku hanya bisa bertindak" Jaehyun segera membereskan alat makannya sendiri lalu berlalu pergi ke dapur. Meninggalkan Chae Young yang masih terkejut.

***

Pagi harinya, Jaehyun harus menelan kekecewaan karena Istrinya sudah pergi lebih dulu. Dia harus sarapan sendiri dengan hati gundah. Dia benar-benar merasa bersalah kepada sang istri.

"Kenapa dengan wajahmu?" Itu adalah pertanyaan pertama yang muncul dari mulut Taeyong saat melihat Jaehyun sedang melamun diruangannya.

"Aku membuatnya marah" Gumam Jaehyun pelan.

"Apa yang kau lakukan? Kau melupakan hari ulang tahunnya? Kau lupa mencuci piring? Kau melupakan pesanannya? Kau tidak membelikan tas kesukaannya-"

"Tidak ada yang begitu. Dia tidak pernah meminta apapun padaku" Taeyong sontak mengatupkan rahangnya mendengar ucapan Jaehyun.

"Jangan bilang selama ini kau tidak pernah memanjakan istrimu?" tebak Taeyong.

"Memanjakan? Maksudmu memberi uang? Sudah. Tentu saja aku memberikan uang" Jawab Jaehyun dengan tampang polos.

Taeyong menepuk pelan dahinya sembari menggelengkan kepalanya.

"Hya Jung Jaehyun, memanjakan istri itu seperti kau mengajaknya liburan, menemaninya berbelanja, membelikan bunga atau perhiasan untuknya. Ah! Kalian bukannya tidak bulan madu?  Seharusnya kau mengajaknya bulan madu!" Pekik Taeyong

His Secret WeddingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt