Familiar

13 3 0
                                    

"Sunbaenim!"

Saeon yang sejak dari tadi sendirian di ruang klub fotografi jadi tersentak. Apalagi suara anak yang memanggilnya itu lantang sekali.

"Astaga, Jay!"

"Hehe, maaf kalau aku mengagetkan. Wah, ini pertama kalinya aku mampir ke ruang fotografi." Jay menyelonong masuk bagai rumah sendiri. Untung yang di dalam hanya Saeon, sehingga tidak akan ada yang memprotes aksinya itu.

Saeon kembali fokus dalam aktivitasnya dengan foto-foto, membiarkan Jay menjelajah seisi ruangan.

"Kau sudah makan siang?" tanya Saeon sambil tetap fokus ke kamera, memilah hasil foto.

"Aku tidak terlalu lapar, sih."

"Tidak mampir ke ruang klubmu sendiri?"

"Aku bosan. Aku sudah sering ke sana sendiri."

"Bagaimana dengan teman-teman? Kau tidak menongkrong dengan mereka?"

"Mereka juga membosankan. Hanya mengobrol soal anak perempuan, atau mungkin bermain game online bersama." Jay kini sudah mengambil duduk di salah satu sofa ruangan. "Sekarang aku penasaran dengan semua tentang Sunbae."

Saeon jadi menoleh mendengarnya. Maksudnya, penasaran tentang apa juga? Bagi Saeon, kehidupannya bahkan mungkin jauh lebih membosankan daripada Jay yang sudah mengekplorasi banyak hal dan bahkan sering berkumpul dengan sekelompok teman. Saeon? Hanyalah pribadi anti sosial yang memilih melakukan banyak hal dengan mandiri.

Jay tersenyum ketika pandangannya bertemu dengan milik Saeon. "Sunbae, ajari aku memotret ya?" pintanya dengan random. Sementara Saeon tercenung teringat pertanyaannya yang terlontar semalam. Tentang "apakah sebelumnya, kita sudah pernah bertemu?"

Disusul Jay yang menjawab tanpa yakin, "Sepertinta belum? Kali pertama kita benar-benar saling bertemu dan bicara adalah sore kemarin, saat aku minta tolong diantar ke lokasi lomba pakai sepeda Sunbaenim?"

Namun itu benar, bahwa panggilan "Hyung" yang terucap dari bibir Jay malam itu begitu mengganggunya. Desir tak asing yang selalu muncul, mendesaknya untuk mencari jawab.

"Sunbaenim? Sunbae, hei, kenapa melamun?" Jay menjentikkan jari menyadarkan lamunan Saeon.

Mungkin juga karena kepingan konversasi aneh semalam, Jay jadi belum sepenuhnya yakin untuk menggunakan panggilan dekat seperti "Hyung" itu hari ini.

"Oh, maaf," ucap Saeon, mengalihkan pandang. Bersama Jay kini selalu membuatnya kesulitan fokus. "Kau tadi bilang apa?"

"Ajari aku memotret," jawab Jay. "Kalau Sunbae tidak keberatan sih," tambahnya, menebak kalau Saeon mungkin saja sedang lelah.

"Eish, kenapa aku harus sampai keberatan?" Saeon tersenyum tipis lalu mengangkat kameranya. "Kemarilah, ini tidak sulit kok."

Jay menyengir dan buru-buru mendekat.

Anak itu mengambil posisi tegak membelakangi Saeon, sementara lengan Saeon sudah melingkari tubuh atasnya untuk memposisikan kamera di depan wajah Jay.

"Cara memegangnya begini." Saeon membantu tangan Jay memegang. "Cara memfokuskan objek begini, dan ini cara untuk zoom in, dan ini zoom out." Dia terus menjelaskan detail pemakaian sedangkan Jay memerhatikan dengan serius. "Nah, kau bisa pejamkan sebelah mata agar bisa menyesuaikan gambar yang mau masuk ke frame."

"Boleh aku coba sekarang?"

"Tentu."

Cekrek!

"Bagaimana dengan ini, Sunbae?"

Saeon melihat hasilnya, mengerutkan kening. "Masih agak miring. Jay, ingat untuk memilih satu objek yang mau diutamakan, seperti orang atau benda khusus. Jadi pesan gambar bisa langsung ditebak."

"Wah, itu terdengar keren tapi sulit."

"Kau bisa. Ayo ulang sekali lagi, coba fokuskan tumpukan buku itu sebagai objek utama."

Cekrek!

Jay mengambil gambar setelah lebih paham soal objek. Kini dia memperlihatkan hasilnya dengan lebih percaya diri.

"Wow, good job, Jay!"

"Benarkah?"

"Iya! Ini sangat bagus untuk ukuran baru belajar. "

Jay tersenyum puas sambil terus memandang ke hasil fotonya itu. Sedangkan Saeon, lelaki itu memandang ke Jay yang terus senyum dengan manis. Tangannya terangkat, begitu ingin untuk mengelus rambut hazel Jay yang bergelombang.

Sehingga tanpa sadar, dia benar menyentuhnya.

Jay langsung menoleh ketika merasakan kepalanya tersentuh. Mereka jadi saling menatap dekat.

"Jay, kau boleh memanggilku Hyung," kata Saeon dengan suara rendah, dan kini giliran Jay yang stagnan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Autumn BridgeWhere stories live. Discover now