Eps 12

129 16 0
                                    

Haruto dan wonyoung sedang duduk di kursi teras rumah lia. Lia belum pulang ke rumah dan kebetulan kunci dibawa olehnya, mau tidak mau haruto harus menunggu lia pulang dan menemani wonyoung terlebih dahulu.

"Lia tidak memberikan kunci cadangan padamu?" Tanya haruto. Wonyoung pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Wonyoung?"

"Ya?" Wonyoung beralih menatap haruto.

"Apa sebelumnya kamu pernah berkencan dengan laki-laki lain?" Haruto mencari topik pembicaraan agar tidak mengantuk.

"Tidak pernah. Aku baru pertama kali jatuh cinta padamu." Jawab wonyoung dengan pipi yang bersemu.

"Hah? Kamu pasti bohong." Haruto salah tingkah. Lagian mana mungkin perempuan secantik wonyoung tidak memiliki mantan pacar. Mustahil!

"Ruto!" Teriak wonyoung tiba-tiba, ia langsung menutup matanya dengan kedua telapak tangan. "Aku takut!" Wonyoung terlihat panik.

Haruto beringsut mendekati wonyoung, "Ada apa?" Haruto mengedarkan pandangannya ke segala arah, namun ia tak menemukan apapun yang menakutkan. Malah jalanan di sekitarnya terlihat sangat sepi.

"D-dia berdiri di sana!" Pekik wonyoung gemetar.

Haruto merengkuh tubuh wonyoung ke dalam dekapannya, "Siapa? Tidak ada siapa-siapa."

Wonyoung membuka matanya perlahan, ia pun bernafas lega karena ratu Veronica sudah menghilang.

"Jelaskan padaku, ada apa hm?" Haruto menyelipkan helaian rambut wonyoung ke belakang telinga perempuan itu.

"Maaf ruto, aku belum bisa menjelaskannya sekarang. Jika sudah waktunya, aku pasti akan memberitaumu. Kamu tidak marah kan?" Wonyoung merasa tak enak karena menyembunyikannya dari haruto.

"Baiklah." Haruto tak ingin memaksa, ia yakin wonyoung akan menceritakannya nanti tanpa ia paksa, "Tapi ada syaratnya." Goda haruto.

"Apa?"

Haruto menunjuk-nunjuk bibirnya sambil tersenyum jahil, "Kisseu."

"Ruto!" Wonyoung memukul pelan dada haruto.

"Ya sudah, aku marah." Haruto melipat tangannya di dada.

"Ih kamu ini!" Wonyoung menangkup pipi haruto kemudian ia mendaratkan bibirnya pada bibir haruto.

Haruto menarik tengkuk wonyoung untuk memperdalam ciumannya.

"Hmphh~" wonyoung menginjak kaki haruto karena merasa kehabisan nafas.

Haruto melepas tautannya kemudian terkekeh geli, "Kenapa kamu menginjak kakiku?"

"Aku susah bernafas ruto!" Balas wonyoung dengan nafas terengah.

"Maaf." Haruto mencubit gemas pipi pacarnya itu.

"Kalian sudah menunggu lama?" Lia berjalan menghampiri haruto dan wonyoung. Ia menenteng dua buah paperbag, "Aku tadi pergi membeli makanan."

"Pantas saja rumah dikunci." Wonyoung langsung berdiri di dekat lia.

"Wonyoung, laki-laki tampan yang pernah aku ceritakan itu ternyata namanya junhyeong. Tadi kami tak sengaja bertemu di taman." Lia bercerita dengan semangat.

"Junhyeong? Teman SMA kita yang sering menangis?" Tebak haruto.

"Yak! Bukan dia, kalau junhyeong teman SMA kita itu jauh dari kata tampan." Lia memutar bola matanya malas.

"Lain kali ajak dia kemari, aku jadi penasaran bagaimana orangnya." Saran wonyoung sekaligus ia pun penasaran.

"Pasti. Eh, itupun jika aku bisa bertemu dengannya lagi." Lia mempoutkan bibirnya.

It's Still Beautiful [Travicky]✓Where stories live. Discover now