4

238 37 7
                                    

"Bagaimana? "

Cale menghampiri Rubia di kamarnya. Melihat wajah Rubia yang tampak tak baik membuat Cale merinding.

"Orang tuamu menyebalkan. "

"... Jadi? "

"Apa lagi hah?! Aku tak punya kesempatan bicara! "

Nada frustasi terdengar dari Rubia yang mengatakan hal itu dengan menyandarkan tubuh di kursi.

Cale ikut duduk dan memijat kepalanya karena frustasi.

"Apa tak ada cara? "

"Tentu saja ada, kau harus membantuku kabur. Anggap kita tak saling kenal setelah itu masalah selesai. "

"..... Tidak. "

'Aku tak segila itu membiarkan gadis berkeliaran tanpa arah, bagaimana jika ada laki-laki nakal yang dia temuin? Itu akan semakin bahaya.'

"Kenapa?! Aku mau pergi! "

Cale mendorong tubuhnya mendekat kearah Rubia. Saat Rubia sadar dan ingin berdiri pergi Cale langsung menariknya dan menindih tubuh mungil Rubia tak lupa dia mengunci tangan Rubia diatas kepala.

"C-cale! A-appa yang kau lakukan!? "

Rubia panik bukan main dengan tindakan yang Cale lakukan.

Dengan perlahan Cale mengarahkan bibirnya tepat didepan telinga Rubia.

"Kau takut? "

Perlahan Cale mengangkat wajahnya dan menghadap wajah Rubia yang sudah memerah. Jarak mereka semakin dekat hal itu membuat Rubia menutup matanya dan mengalihkan pandangan.

"Diluar sana banyak laki-laki Bajingan, jika mereka menemukanmu di jalan kira-kira apa yang akan mereka lakukan? "

Cale bangkit dari posisi nya dan memberi jarak pada kursi mereka. Sedang Rubia duduk dan mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Jika kau ingin menasehatiku kenapa harus melakukan itu! "

"Agar kau cepat paham. "

Wajah Rubia kembali semerah tomat.

"Aku tau caranya agar kita tak menikah, jadi kau cukup diam dan jangan berfikir untuk kabur. "

_______________________

Esok harinya

Rubia lemas setelah membaca dokumen yang ada di atas meja kamarnya dia memasang wajah marah kepada orang yang saat ini sedang duduk di kursi sebrang.

"Jadi..... Apa ini maksudnya dengan solusi yang kau maksud tuan muda Cale Henituse? "

"..... Ya, dengan ini pernikahan kita tertunda. "

"Tapi kenapa kita malah bertunang!?"

'Aku tak yakin apakah dia adalah orang yang dipuji-puji orang semua pelayan karena kepintaran dan kepahlawanannya karena bagiku saat ini dia adalah manusia bodoh. "

"Dengan bertunang pernikahan kita tertunda, adanya penundaan membuat kita dapat sedikit-sedikit menjelaskan kesalahpahaman. "

'Jujur saja yang dia katakan benar tapi kenapa aku tetap merasa bahwa ini salah!? '

"Cepat tanda tangan berkas ini setelah itu bersiaplah kita akan pergi ke ibukota besok. "

"Kenapa ? "

"Kaisar memanggilku. "

"Ya kalau kau yang dipanggil kenapa aku harus ikut? Aku malas, aku mau tidur saja di sini. "

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

tolonglah... saya hanya mau rebahan. Where stories live. Discover now