Cinta Lama

4.4K 369 56
                                    

Dareen menepikan motornya ketika mendengar teriakan gadis di belakangnya. Ia tersenyum karena Salmira tidak lagi seperti Salmira yang pertama kali ditemuinya. Sekarang gadis itu jauh lebih ceria di depannya.

"Kenapa Sal?"

"Lo sibuk nggak?"

"Nggak, kenapa?"

"Ke Taman Mini yuk!"

Dareen mengerutkan keningnya. Ia keheranan pada Salmira karena mengingat gadis itu tidak tertarik sama sekali pada tempat itu saat Dareen mengajaknya ke sana.

"Mau nggak?"

"Udah sore Sal. Izin dulu," ucap Dareen sambil menoleh ke belakang. Memastikan Salmira telah mengabari orang rumahnya.

"Gue udah bilang Iyan. Yuk jalan! Mau nggak?"

"Pulang dulu ganti baju. Gue ambil kamera sekalian."

Salmira mendengus. Sebenarnya ia malas pulang dan meminta izin mamanya. Malas menjelaskan kemana ia akan pergi, dengan siapa dan pulang jam berapa.

"Lo gak mau pulang?"

Salmira menggeleng.

"Jangan gitu! Nanti nyokap lo kepikiran." Nada lembut Dareen membuat Salmira menurut. Akhirnya meraka melanjutkan perjalanan pulang selepas bekerja.

"Tapi lo gak capek kan Reen? Kalau capek kita perginya lain kali aja."

"Santai, gue gak capek kalau pergi sama lo, Sal."

Dareen menutup mulutnya setelah menyadari dirinya keceplosan. Takut perkataannya tadi disangka membual oleh Salmira. Sementara Salmira menggaruk hidungnya yang tidak gatal. Bisa-bisanya Dareen membuatnya salah tingkah.

Ketika tiba di rumah, mobil Ronan telah terparkir di halaman rumahnya. Salmira kembali berdecak. Bisa-bisa ide spontannya sore itu gagal karena kehadiran Ronan.

"Buruan ganti baju terus jemput gue. Gue gak mau nunggu lama. Kalo lama gue berangkat sendiri!"

"Serem banget ancaman lo. Ladenin dulu sana mas mantan," ledek Dareen. Pagar rumah Salmira yang tidak terlalu tinggi membuat Dareen bisa melihat dengan jelas mobil Ronan di sana.

"Sialan! Sana buruan ganti baju!"

Salmira melangkah memasuki pekarangan rumah dan ternyata Ronan masih duduk di teras rumahnya. Cahaya tidak mengizinkannya masuk sebelum Salmira datang. Dan kalau Salmira menolak kehadiran Ronan, lelaki itu harus pergi.

"Keterlaluan banget mama. Lo kan tamu," gumam Salmira.

"Masuk Ron. Tapi gue mau pergi. Lo ada urusan apa?" Tanya Salmira sambil membukakan pintu untuk Ronan.

Ronan tidak menjawab. Ia datang ke rumah itu karena merindukan Salmira. Itu saja. Ditengah kekalutannya karena sang mama tidak kunjung sadar, ia butuh Salmira untuk menenangkan hatinya. Ronan hanya butuh melihat gadis itu untuk membuatnya merasa lebih baik.

"Mama keterlaluan banget sih. Ronan kan tamu!" Salmira berseru pada mamanya sembari membuatkan minuman untuk Ronan.

"Barangkali kamu gak mau ketemu dia, Kak."

"Meskipun aku masih belum sepenuhnya maafin dia. Bukan berarti kita bersikap gak sopan sama tamu kan Ma?"

Cahaya keheranan. Perubahan sikap Salmira ke Ronan sangat jauh berbeda dari sejak pertama mereka bertemu lagi. Wanita itu makin curiga telah terjadi sesuatu saat mereka berdua bermalam bersama.

"Minum Ron, gue ganti baju dulu ya." Salmira meletakkan gelas berisi minuman dingin di hadapan Ronan. Kemudian berlalu memasuki kamarnya.

Dada Ronan bergemuruh ketika Cahaya menatapnya intens. Wanita itu memberi tatapan yang tidak biasa. Tatapan menikam yang dapat membuat orang yang ditatapnya ketakutan.

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now