SPT 20

63 35 16
                                    

Kini Aksa dan keluarganya sedang menunggu di depan ruangan IGD tak lama kemudian pintu ruangan pun terbuka.

"Pasien sudah sadar namun keadaannya sangat kritis utnuk keluarga yang mau masuk untuk menjenguk silahkan" Ucap Dokter Dani, Aksa dan juga kedua orang tuanya pun masuk ke dalam ruang IGD.

Aksa yang melihat adiknya terbaring lemah di atas brankar dengan alat yang menempel di tubuhnya merasa kasihan karena perbuatannya yang diluar kendali membuat adiknya menjadi seperti ini.

Aksa memilih duduk di sofa dan membiarkan ke dua orang tuanya untuk berbicara dengan adiknya itu, entah apa yang mereka bicarakan Aksa tidak tahu karena Aksa lebih memilih bermain dengan ponselnya.

Saat Aksa sedang asik bermain handphone tiba tiba mamanya memanggilnya Aksa pun beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah mamanya.

"Tuh adik kamu mau ngomong" Ucap Nita dan melenggang pergi begitu juga dengan Ayahnya yang ikut pergi dari ruangan.

Aksa menatap malas ke arah adiknya "mau ngomong apa lo" Tanya Aksa.

"Kak aku minta maaf kalau aku udah ngerebut kasih sayang mama dari kakak, tapi jujur kak aku nggak pernah ada niatan untuk ngerebut kasih sayang mama dari kakak" Ucapnya dengan suara lemah.

"Kak aku mau bilang kalau aku punya penyakit leukemia  selama ini aku sembunyiin penyakit aku dari kalian semua dan penyakit aku ini udah semakin parah kak" Ucapnya seraya memegang bagian perutnya menahan rasa sakit.

"Sejak kapan lo punya penyakit leukemia" Tanya Aksa dengan wajah yang datar.

"Udah dari lama, selama ini aku berobat sendiri ke rumah sakit selalu sendiri, yang tahu penyakit aku cuman dokter Dani, Dokter yang selalu ngobatin aku" Jawabnya.

"Dokter Dani" Batin Aksa.

"Kenapa lo nggak bilang sama gue tolol kalau lo punya penyakit"

"Aku sempet mau bilang sama kakak tapi setiap aku mau ngomong kakak selalu ngehindar, kita emang satu rumah tapi kita jarang buat berinteraksi, kita emang kembar tapi kita seperti orang asing"

Aksa hanya terdiam mendengar jawaban dari adiknya, yang di ucapkan oleh adiknya memang benar meskipun mereka satu rumah dan datu atap tetapi mereka jarang berinteraksi.

"Kak aku mau pamit pergi ya, aku udah nggak kuat nahan sakit di tubuh aku yang semakin hari semakin sakit dan sekarang aku bener bener udah nggak kuat"

"Lo ngomong apaan sih, nggak usah ngomong aneh aneh gue bunuh juga lo lama lama" Ucap Aksa dengan wajah yang memerah menahan emosinya.

"Kakak nggak perlu buat bunuh aku karena aku bentar lagi juga bakalan mati" Ucapnya diiringi tawa yang menyakitkan.

"Ini kan yang kakak mau, kakak mau aku mati kan dan sekarang aku kabulin" Lanjutnya.

"Goblok!! Bego!! Sebenci bencinya gue sama lo tapi gue nggak pernah berharap lo buat mati anjing"

"Tapi kemarin kakak mau bunuh aku kan, udahlah kak nggak usah bohong aku tahu kok kakak itu berharap aku mati supaya kasih sayang mama sepenuhnya buat kakak"

CINTA SEBATAS PATOK TENDA {TERBIT}Where stories live. Discover now