[1.1.] Wonbin | Good Night, Tonight, As Well

460 28 2
                                    

Menyiapkan kehidupan universitas memang tidak seseru yang dibayangkan anak baru lulus SMA.

Sebagai mahasiswa baru, kamu wajib menyiapkan ini dan itu, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan ilmu yang akan kamu pelajari. Harus mengenakan kemeja putihlah, rok panjang hitamlah, rambut terkucir dua dengan kucir warna kuning cerahlah. Belum lagi barang-barang aneh dan tidak penting yang mesti dibawa.

Maka, tidak ada satu detik pun dari persiapan itu bebas keluhan.

Kini, ketika segala tetek bengek itu sudah siap, kamu jadi puas sekaligus bosan. Segala barang-barang itu tergeletak di sudut kamar. Akhirnya, kamu menggulir trackpad laptop tanpa tujuan. Lalu, tanpa pikir panjang, kamu membuka satu aplikasi yang bertengger di desktop, tetapi jarang kamu gunakan.

Setelah kamu mengklik ikon aplikasi bernuansa kuning, kamu langsung dihadapkan dengan layar muka bertuliskan 'stream now'.

Ya, kamu tengah menggunakan aplikasi streaming, yang akan mempertemukanmu dengan orang-orang lain dari seluruh penjuru dunia.

Layar menunjukkan ikon berwarna putih yang berputar sejenak, sebelum akhirnya menampakkan seorang gadis oriental berambut lebat. Kamu baru saja ingin menyapanya, tetapi gadis itu lebih dulu memutuskan sambungan, membuatnya menghilang dari layar. Sepertinya, dia hanya berniat untuk berkenalan dengan laki-laki, dan kamu bukan bagian dari niat itu.

Secara otomatis, aplikasi mencarikan kenalan baru dengan menampilkan ikon putih itu lagi, dan dalam dua detik kamu berhadapan dengan seorang laki-laki berparas dewasa dan India. Kamu melempar senyum, tidak yakin laki-laki itu bisa berkomunikasi dengan lancar denganmu. Dan, benar saja, tanpa berkata apa-apa, setengah badannya meliuk tidak jelas di depan kamera. Mungkin ia sedang melakukan tantangan dari temannya atau apalah, sehingga ia jelas tidak bisa dijadikan kenalan baru. Kamu pun memutus sambungan itu.

Lagi-lagi, layarmu menunjukkan ikon bulat yang berputar. Dua detik kemudian, muncul sesosok laki-laki di layar. Entah kamera yang ia gunakan tidak memiliki resolusi bagus atau pencahayaan ruangannya kurang mumpuni, kamu tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Namun, ada sebuah gitar di pangkuannya.

Ia memiliki rambut tebal yang jatuh di bawah dagu, juga tengah mengenakan kaus putih bergaris biru yang kebesaran, tetapi terlihat estetik untuknya. Walau tak begitu jelas, wajahnya sarat keramahan. Itu pun tergambar dari inisiatifnya untuk menyapamu lebih dulu, "Halo, yang di sana!"

Kamu balas menyapa, "Hai!"

"Siapa namamu?" tanyanya.

Kamu pun menyebutkan namamu dengan antusias. Energinya cepat menular hanya dengan beberapa kata. Lalu, kamu bertanya balik, "Bagaimana denganmu?"

"Aku Wonbin."

"Ah, Wonbin. Omong-omong, bisakah kamu mengatur kameramu sedikit? Wajahmu tidak begitu terlihat jelas di layarku."

Menanggapi itu, Wonbin menggeser-geser perangkat yang ia gunakan, sepertinya laptop, sampai wajahnya sendiri mendapatkan asupan cahaya yang tepat. "Nah, bagaimana? Sudah jelas?"

Napasmu tertahan sejenak, takjub oleh keindahan yang muncul mendadak ini. Selama kamu menggunakan aplikasi ini, jarang sekali kamu tersambung dengan manusia sepertinya. Dalam sekali pandang, kamu bisa menyimpulkan bahwa laki-laki ini adalah cinta pertama bagi banyak orang.

"Ya, jelas sekali," ujarmu kemudian.

"Baguslah."

Kamu ragu ingin membicarakan apa setelah diserang oleh penampakannya, tetapi untungnya, Wonbin kembali bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"

Alismu menyatu. Bukankah sudah jelas? "Streaming...," sahutmu, kaku.

Wonbin tergelak. "Ah, ya, itu pertanyaan konyol. Maksudku, selain streaming, apa yang kamu lakukan sekarang? Aku, misalnya, sebenarnya sedang berlatih main gitar. Makanya kamu bisa melihat gitarku di sini."

Imagine & Realize | RIIZE ImaginesWhere stories live. Discover now