[2.6.] Anton | The World He Keeps In

75 16 3
                                    

Suatu sore di hari Sabtu, kamu tidak punya kegiatan untuk dilakukan. Emily mengajakmu untuk pergi menonton konser seorang pianis bernama Jerry Wang; yang tidak kamu kenal, omong-omong. Ia gagal mengajak siapa-siapa, termasuk Robin suaminya, karena semua orang itu sibuk dengan pekerjaan atau janji yang lain. Mengingat kamu tidak punya pacar, Emily tahu pasti kalau kamu senggang dan punya waktu. Walau agak tersinggung pada alasannya, kamu mengikuti ajakan Emily itu, daripada kesepian.

Konser itu diadakan di sebuah gedung pertunjukan musik di Distrik 10. Kamu pergi dengan mobil Emily. Sesampainya di sana, pukul enam, gedung itu sudah dipenuhi oleh para penonton yang tampil elegan. Ada yang berbeda soal etika dalam konser musik klasik, di mana hadirin cenderung berpakaian rapi seperti sedang pergi ke acara formal alih-alih konser. Jadi, itulah yang kamu temukan dari setiap orang yang hadir di sana.

Ini bukan konser musik klasik pertamamu bersama Emily, sehingga kamu tidak terlalu kagok tatkala memasuki gedung pertunjukan yang bernuansa emas dan merah beludru. Sudah tersedia sebuah grand piano hitam di tengah panggung yang akan menjadi instrumen penghibur tunggal malam itu. Segala ornamen dekorasi yang didominasi ukiran meliuk terlihat jelas bagimu, karena Emily memilih tempat duduk di bagian tepat di depan panggung sebagai penonton VIP.

Sekitar pukul enam empat puluh lima, Jerry Wang muncul di atas panggung dan disambut oleh tepuk tangan meriah dari penonton. Sosoknya tampak rikuh, kalem, dan tidak neko-neko, seperti kebanyakan musisi klasik yang kamu tahu.

Jerry duduk di atas bench. Konser pun dimulai.

Berlainan dengan musisi pop yang sering muncul di media massa, entah mengapa kamu tidak pernah menemukan aura superstar yang mencolok dari pribadi para musisi klasik itu. Namun, ketika mereka dipertemukan dengan alat musik, mereka memancarkan talenta dan kesungguhan yang mendadak muncul seperti air bah. Seperti yang Jerry tunjukkan di panggung sekarang, di mana jemarinya lincah berlari di atas barisan tuts piano, dan mengikuti melodi rumit Mozart. Panggung itu terasa terlalu sempit bagi gairahnya.

Mendadak, kamu tergemap. Pemandangan itu mengingatkanmu pada seseorang. Satu-satunya musisi klasik yang kamu kenal langsung.

Kamu hanya sekali menyaksikan Anton sebagai musisi klasik, tetapi pemandangan itu sangat melekat di kepala. Antusiasmenya, kesungguhannya, dan profesionalitasnya begitu kuat, tetapi ganjil buatmu yang lebih sering menemukan laki-laki itu dalam versi tenang, santai, dan biasa saja di sekolah. Mungkin karena dalam identitas itulah ia bisa menemukan kenyamanan yang benar-benar disukainya.

Anton menjaga dunianya tidak tersentuh oleh siapa pun, sampai tidak ada yang tahu fakta bahwa dirinya adalah selis dan perenang berprestasi. Namun, di dalam sana sudah ada Jill, gadis violinis yang pasti mengetahui seluk beluk dunia itu. Ia tidak butuh acara pernikahan sepupunya untuk tahu. Ia tidak perlu rangkaian kebetulan dan ketidaksengajaan untuk tahu. Tanpa mengandalkan keberuntungan, Jill telah menjadi bagian dari dunia itu. Dengan kesamaan hobi dan interaksi yang sudah terlihat luwes dengan Anton, bahkan sampai keluarganya pula, kamu sadar bahwa Jill adalah orang tepat. Tidak ada yang bisa didebat.

Jadi, satu-satunya pilihan adalah mundur. Kamu memutuskan untuk berhenti memujanya. Sejak ramen gratis itu, observasimu mandek total.

Kamu menghela napas. Mengapa Jerry dan musik cerah Mozart yang ia bawakan malah mendatangkan pilu?

***

Pada pukul setengah delapan, tepuk tangan bergema keras di gedung itu sebagai penghormatan terhadap penampilan memukau dari Jerry Wang. Sesudah itu, Jerry turun panggung dan menyapa penonton di barisan VIP, termasuk kamu dan Emily. Sepupumu itu girang sekali menjabat tangan Jerry, sementara kamu hanya bisa tersenyum kikuk karena tidak merasakan apa-apa.

Imagine & Realize | RIIZE Imaginesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن