08. The Reason

58 24 11
                                    

Selang dua hari pasca Jazziel memutuskan sepihak memindahkan anggota grup belajar inti yang di twitter beralih ke grup Whatsapp. Mahen sebagai tetua di grup merasa jengkel dengan Jazziel dan beberapa anggota grup lain. Pasalnya Mahen bersedia masuk ke grup yang dibikin oleh Jazziel dengan syarat grup itu harus aktif belajar dan mentoleransi anggota grup yang silent reader. Mahen tidak masalah pada menyimak yang penting semua anggota merasakan manfaat grup.

Jazziel sudah berada di titik khawatir berlebihan kepada papanya. Sejak awal grup bikinan Jazziel ada, berkali-kali serangan dari akun anonim membanjiri ini chat grup ntah dengan kode-kode aneh atau foto-foto tak senonoh. Mau tidak mau, Jazziel pun berupaya untuk membuat grup baru lagi terus-menerus. Awalnya Jazziel sempat berbaik sangka mungkin saja emang lagi sial ada anggota grup aneh, tapi jika ia memikirkan perkataan papanya tempo hari, sangat masuk akal kalau itu ulah papanya.

Sebagai anak tentu saja Jazziel berusaha menyembunyikan segala perbuatan ayahnya terhadap dia walaupun merugikan anggota grup lain, apalagi sekarang Mahen benar-benar marah sama Jazziel. Apa boleh buat? Jika jujur pun entah akan semarah apa Mahen nantinya. Jadi Jazziel hanya perlu menunggu waktu sampai amarah Mahen reda dengan sendirinya.

 Jadi Jazziel hanya perlu menunggu waktu sampai amarah Mahen reda dengan sendirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~+6281892******
Mahendra Danadyaksa
Gue tunggu sampai
pulul 00.00 dini hari
Kalau Jazziel gamau
jelasin, gue beneran
berhenti bantuin kalian

~+6283467******
Haikal Bagaskara
Bang, teganya dirimu
denganku huhuhu
Sedih euy

~+6281892******
Mahendra Danadyaksa
Gosah sokap lu, njing!!!

~+6287343******
Widy Keneisha
Calm down bang
Nanti kujelasin aja
via pc

~+6281519******
Jazziel Sandyakala
Jangan lancang kamu, wid
Nanti kujelasin bang

~+6281892******
Mahendra Danadyaksa
Yaudah lanjut belajar deh
Gue sementara nyimak aja

Lalitha Pramesti
Yuk yuk bahas TPA aja
hehehe

~+6287343******
Widy Keneisha
Lagi ngga minat TPA
TBI aja dong

~+6281519******
Jazziel Sandyakala
TPA aja kuy
Ngalah dulu wid sama
Lalitha
Kalian duluan aja, aku
mau jogging

~+6287764******
Kieran Arshavina
Gas TPA kuy wkwkwk
Aku juga masih bingung
sama TPA
Widih rajinnya Kak Jazziel
Hahaha

***

Suara derap napas yang ngos-ngosan kerap terdengar dari tubuh Jazziel. Ini putaran ke-6 dia berlari di Tri Lomba Juang pada pukul 11 siang. Padahal matahari mulai meninggi dan cuaca di Kota Semarang sudah mulai sangat panas seperti ada 3 matahari yang berada di atas kepala Jazziel. Tentu saja dia tak memedulikan itu dan tetap saja berlari sekuat tenaga.

Rangkaian seleksi tes NIT tidak hanya tes tulis TPA dan TBI, namun ada beberapa tahap. Di antaranya yakni tahap pertama tes TPA & TBI, tahap kedua TKK (Tes Kesehatan & Kebugaran, lalu tahap ketiga yakni TKD (Tes Kompetensi Dasar). Selain berupaya semaksimal mungkin di tes tulis, tentu saja Jazziel berusaha sekuat tenaga untuk unggul di TKK nanti. Ia sengaja memilih berlari di waktu siang hari untuk mengukur kemampuannya menahan rasa panas kalau saja ia mendapat giliran lari siang hari.

Hari ini Jazziel hanya mampu berlari 7 putaran. Sebenarnya itu sudah lumayan untuk ukuran laki-laki, namun dia akan berusaha lebih lagi. Usai berlari ia langsung mendudukan dirinya di tempat teduh, tak lupa pula kakinya diselonjorkan. Ponselnya yang sedang dalam mode DND (Do Not Disturb) terus saja bergetar di saku celananya. Jazziel merasa risih dan terganggu, akhirnya dengan malas segera mengambil ponselnya. Terlihat di layar sebuah panggilan dari Bang Mahen. Padahal Bang Mahen memberinya waktu sampai tengah malam, tetapi sepertinya dia tak sabaran mendengarkan penjelasan Jazziel.

Jarinya langsung menggeser simbol panggilan hijau ke atas. "Kenapa bang?" tanyanya sambil menyeka keringat yang terus berjatuhan dari dahinya.

"Widy ngechat gue jelasin semuanya, bener nggak zziel ulah bokap lu?" tanya Mahen tiba-tiba.

Jazziel menggigit bibirnya dengan geram. Tentu saja ia sangat kesal dengan Widy yang lancang sekali langsung mengadu kepada Mahen. Padahal secara kepengurusan hanya Jazziel dan Mahen saja yang harusnya memikirkan perihal grup.

"I-ya bang, maaf banget karena permasalahan keluarga sampai mengambil langkah sepihak begini," jelas Jazziel dengan sesal.

"It's okay zziel. Gue minta maaf juga langsung marah-marah. Kalo tau karena bokap gini gue nggak masalah. Memang sih kesannya kita meninggalkan anak-anak lain. Lagian mereka juga kayaknya ngga peduli grup mau lenyap atau gimana hahaha."

Jazziel pun merasa lega karena ternyata Mahen justru memaklumi alasannya yang berkaitan dengan orang tua strict yang menyetir hidup Jazziel sesuka hati. Namun dia masih dongkol (kesal) dengan Widy yang seenaknya langsung menjelaskan ke Mahen terkait papanya. Pasalnya urusan grup seharusnya hanya dia bahas dengan Mahen tanpa perlu Widy ikut campur.

Apa lagi yang akan Widy rencakan? Batinnya sambil meneguk air mineral untuk menghilangkan dahaganya.

______________________________________

Hola guys, tak terasa sudah Bab 8 nih >_<

Selanjutnya makin seru konfliknya, ditunggu saja ya
┐(´∀`)┌

Virtual CrushWhere stories live. Discover now