Fun Time With Bestie

1 0 0
                                    

“Arin!” seru Karina ketika melihat Marina keluar dari masjid

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

“Arin!” seru Karina ketika melihat Marina keluar dari masjid. Marina menoleh ke arah sumber suara dan melihat sahabatnya itu telah menunggu di parkiran.

Hari ini sesuai kesepakatan keduanya akan pulang bersama, kebetulan Karina selalu membawa motor ke manapun, bisa dibilang itu satu-satunya alat transportasi yang ia punya.

“Aku mau nelpon Pak Bagus dulu, biar beliau nggak usah datang jemput aku hari ini,” ucap Marina sembari mengeluarkan ponsel berniat menelpon supir pribadinya.

“Chat aja, Rin,” saran karina.

“Aduh, mana bisa Na, si Pak Bagus kan gaptek, mana tau beliau soal aplikasi chattup.” Marina lekas menelpon supir pribadinya dan memberikan penjelasan singkat, setelah selesai, telpon dimatikan sepihak oleh Marina.

“Nih, pake.” Karina menyodorkan helm pada sohibnya, lalu memberi kode lewat mata sebagai isyarat agar ia lekas naik.

Setelah Marina merasa posisi duduknya sudah baik, ia menepuk pundak Karina menyuruhnya untuk lekas jalan. Keduanya keluar dari lingkungan sekolah, bersama motor Scoopy itu mereka melaju membelah jalanan kota Jakarta yang padat oleh kendaraan.

“Arin!” teriak Karina mencoba memecah kesunyian, suaranya yang cempreng terbawa angin hingga membuat beberapa pengendara melempar tatap pada mereka.

“Apa,” sahut Marina sembari merapatkan tubuhnya pada punggung sahabatnya, dagunya ia letakkan di pundak Karina.

“Singgah di kedai ice cream langganan kita dulu yuk!” teriak Karina sekali lagi. Marina mengangguk dengan semangat, mengiyakan ajakan Karina.

Motor Scoopy itu mulai menepi dan benar-benar berhenti di depan bangunan bercat merah muda, setelah memarkir motor, Karina dan Marina mulai masuk dengan tangan yang saling bergandengan.

Ilustrasi 🍧
Sumber: Pinterest 📍

Setelah memesan, keduanya duduk di meja paling pojok sembari menunggu pesanan diantarkan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Setelah memesan, keduanya duduk di meja paling pojok sembari menunggu pesanan diantarkan. “Kamu kenapa nggak salat tadi?” tanya Marina sembari melempar tatapan tajam pada sahabat karibnya

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Jan 29 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Daun TerakhirTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon