34

39.9K 1.8K 24
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya.

Happy reading.

Setelah dari tempat peristirahatan terakhir Julia dan Fano, Juan kembali ke rumah sakit. Dirinya sudah di perbolehkan istirahat di rumah oleh dokter. Tapi, ibu dan kekasih hatinya masih tinggal di rumah sakit.

Untuk sementara Azka di urus oleh Rina dan Andro. Sedangkan Laras sampai saat ini masih belum sadarkan diri.

Via benar-benar melupakannya, setiap Via menatap Juan dengan lama maka Via selalu mengeluh sakit kepala. Hati Juan menjadi sakit melihat itu. Baru kemarin dirinya bahagia dengan Via. Tapi takdir berkata lain, takdir belum merestui mereka untuk bersama.

"Jadi gue sebenarnya udah lulus kuliah?" Via bertanya dengan pelan menatap sahabatnya, Rianti. Sedangkan orang yang ditanyai menganggukkan kepalanya.

Saat ini Rianti sedang menemani Via di rumah sakit, sedangkan Hamid masih ada urusan di sekolahnya.

"Bukanya kemarin tu kita, habis bahas tentang MPLS ya?" Ujarnya.

"Gak, itu udah 6 tahun yang lalu Pia, awal-awal kita masuk SMA, dan sekarang lo udah kerja di perusahaan sepupu gue," jelas Rianti dengan lembut.

Via memegang kepalanya yang mulai sakit saat mencoba mengingat kenangan itu, "Tapi kenapa gue gak ingat?"

"Jangan terlalu di pikirin, mending sekarang lo istirahat ya" ujar Rianti lembut. Via merebahkan dirinya di atas brankar.

Rianti melihat sahabatnya sendu, ia memikirkan nasib Azka, apa Via juga melupakan anak kecil itu?

Suara pintu terbuka mengalihkan fokus Rianti, ia melihat Juan disana. Juan berjalan mendekati brankar, Via menatap Juan sebentar, kemudian matanya menatap langit-langit kamar rumah sakit. Ia, masih tidak mengingat siapa cowok itu. Setiap kali ia mencoba mengingat, kepalanya terasa sakit. Tapi ada rasa nyaman di hatinya saat melihat cowok itu.

Juan menghela napas lemah, melihat Via yang tidak memperdulikannya seperti orang asing.

"Juan, lo jaga Via sebentar ya, gue laper belum makan siang," Rianti melangkah keluar setelah mendapat anggukan dari Juan.

"Kenapa lo selalu datang jenguk gue?" Tanya Via tanpa menatap Juan.

"Rianti gak cerita ya? Kalau gue tuh sepupunya dia," Juan mencoba menjawab seperti orang yang terkejut.

"Loh, Rianti punya sepupu seganteng lo kok gak bilang-bilang sih," kening Via berkerut karena Rianti tidak pernah cerita tentang sepupunya.

"Tau tuh, omong-omong gue ganteng banget ya?" Tanya Juan menaik turunkan kedua alisnya menatap Via menggoda.

"Ganteng sih, tapi sayang," Jawab Via.

"Sayang?" Kening Juan berkerut mendengar kalimat Via.

"Iya sayang, kenapa?" Setelah menjawab itu, Via kemudian tertawa karena geli sendiri melihat kelakuannya.

Juan terdiam melihat Via yang tertawa dengan bahagia, Juan harus bersyukur kah atau bersedih karena melihat kondisi Via yang saat ini.

"Lo beneran gak inget gue?" Via menghentikan ketawanya mendengar pertanyaan itu, kemudian bibirnya tersenyum sumringah.

"Inget," secarik harapan timbul di hati Juan, jantungnya berdetak dengan cepat mendengar jawaban Via.

"Lo sepupunya Rianti kan?" Kalimat selanjutnya membuat harapan Juan hancur begitu saja. Tidak mungkin begitu cepat mengembalikan ingatan Via, butuh waktu yang cukup lama untuk itu.

"Oh iya ya, gue sepupu Rianti," Juan menyauti  dengan tertawa hambar.

Kemudian hening sampai Via bersorak dengan heboh. Matanya menatap Juan dengan tatapan yang memuja.

Ponakan Crush (END+ TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang