05

530 98 17
                                    

Sudah dua bulan lamanya kau menetap di istana langit. Meski penuh kemewahan dan dikelilingi oleh dewa-dewi rupawan, tapi kau masih merasa hampa. Ibumu, Dewi Daehee, sangat gembira ketika melihatmu naik ke permukaan. Kau menjadi saksi bagaimana dunia dipulihkan kembali oleh dirinya dalam sekejap. Luar biasa. Apa kau juga memiliki bakat tersembunyi seperti itu? Mungkin saja, tapi saat ini kau sangat tidak tertarik dengan kekuatan atau semacamnya.

"Nak, kau nampak tak bahagia kembali ke istana. Ada apa?" tanya ibumu

"Bolehkah aku berkata jujur ibu?" balasmu bertanya balik

Dewi Daehee mengangguk pelan.

"Sejujurnya, aku sudah terbiasa tinggal di tempat gelap itu, bu." Balasmu agak ragu, takut-takut ibumu marah dan melampiaskannya kepada bumi.

"Kau baru tinggal sesaat disana, bagaimana mungkin kau bisa terbiasa? Disana gelap dan dingin. Kau tinggal dan dibesarkan di istana langit, (y/n). Ibu yakin, itu hanya perasaan sesaat saja. Sebentar lagi kau juga akan terbiasa lagi di istana langit." Jelasnya

Kau menghela napas pelan. Sudah kau duga, ibumu tidak mengerti.

"Bukan seperti itu ibu, aku rasa aku sudah jatuh cinta pada Dewa Vernon." Ucapmu memperjelas.

Dewi Daehee menoleh dan menatapmu tak menyangka. "Apa?!"

Kau langsung menunduk begitu ia memperlihatkan raut wajah tak sukanya. Kau tahu kau salah mengambil langkah, tapi bagaimana lagi? Kau rindu dan sudah tak bisa menahannya lagi.

"Apa Vernon telah meracunimu selama kau berada disana? Kau tak mungkin mencintainya jika dia tidak melakukan sesuatu padamu. Katakan, apa yang dia lakukan padamu nak?" Tuntut ibumu.

"Dia tidak melakukan apapun padaku Bu, aku hanya jatuh cinta. Apa salahnya jatuh cinta padanya? Aku tahu dia adalah pamanku, tapi... aku benar-benar mencintainya, Ibu. Tolong kembalikan aku padanya."

Meski terdengar sedikit gila, tapi kau tetap mengutarakannya pada ibumu dengan harapan ia akan segera mengabulkan harapanmu untuk bertemu dengan Vernon.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan dewa seperti Vernon menyentuh putriku yang berharga." Ucap Ibumu dengan tegas.

Saat dia ingin beranjak dari tempatnya, kau pun langsung berlutut dihadapannya dengan tatapan memelasmu.

"Ibu, aku mohon. Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya mencintai seorang laki-laki. Selama ini ibu menjagaku dari mereka semua dan berharap agar aku bisa menjadi seperti Dewi Perang dan Dewi Pemburuan. Tapi takdir berkata lain ibu. Sampai kapan ibu ingin mengurungku dalam sangkar emas ini ibu? Ku mohon." mohonmu.

"Ya, dan kau akan menjadi salah satu dari Dewi Suci seperti mereka."

"Tidak ibu. Aku dan Vernon sudah... kami sudah... melakukannya."

"Seharusnya kau tidak membohongi ibumu, (y/n)." Suara itu lagi, tapi kau memilih untuk mengabaikannya.

Sontak Dewi Daehee terkejut bukan main. Ia bahkan kembali ke kursinya karena merasa begitu terkejut dengan penuturan bohongmu. Selama beberapa saat ia tak berbicara, ia hanya meremat tangannya dengan kuat tapi tatapan matanya menyiratkan kekecewaan dan kesedihan mendalam.

"K-kenapa kau melakukan itu nak?" tanya ibumu hampir menitihkan air matanya.

"Maafkan aku ibu. Aku sudah jatuh cinta terlalu dalam. Aku dan Vernon sudah menikah. Aku bahkan makan buah delima pemberiannya. Sekali lagi aku minta maaf ibu, aku telah mengecewakanmu." Ujarmu sembari memeluk kaki Dewi Daehee dengan erat.

Satu persatu air mata Dewi Daehee menetes melalui sudut matanya. Kau merasa begitu bersalah karena menjadi alasan air mata itu tumpah ruah. Meski bukan putrinya, tapi kau tahu betapa kecewanya ia saat ini. Kekecewaan seorang ibu adalah neraka bagi putrinya.

Undefined Universe (M) ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora