PROLOG

46 6 0
                                    

Distrik Hellven,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Distrik Hellven,

Sentakan kasar mengakhiri pergulatan antara Orion dengan satu makhluk hitam berbau busuk yang sempat merobohkannya beberapa menit yang lalu. Belati kecil yang selalu ia bawa kemana-mana tampak berpendar redup saat matanya mengoyak nadi leher makhluk itu. Semburan darah berwarna hitam mengenai wajah Orion, membuatnya mendesis dan mengumpat.

Di sisi lainnya, Hunter terlihat duduk tenang dan menyaksikan pergulatan Orion yang menurutnya terlalu berlebihan. "Kau hanya perlu menjentikkan jarimu untuk membuatnya musnah. Kenapa justru repot-repot mengotori tangan dan wajahmu dengan darah busuk itu?"

Orion menoleh, menyipitkan matanya pada Hunter. "Aku bisa melakukannya kalau kau tidak mengajakku minum-minum!"

Hunter menyeringai, sambil melompat dan berjalan ke arah Orion. "Pengalaman hidup lebih dari seratus tahun, tapi kau masih saja tidak tahan dengan alkohol? Pria tua yang payah," ejeknya.

Satu makhluk hitam yang serupa, tiba-tiba melayang dan jatuh di depan mereka berdua. Tidak ada pergerakan, jelas makhluk itu tak bernyawa lagi.

"Kalian sama-sama tua. Bisakah diam atau kusumpal dengan rumput kering itu?" Leo, salah satu dari mereka yang baru saja merobohkan makhluk itu menunjuk rerumputan kering yang teronggok di sebelah Hunter.

Orion menyeringai, merasa puas dengan ucapan Leo. "Tidak ada yang tersisa, kan?"

"Semua berhasil kita bereskan. Mau kembali sekarang? Aku rasa, mereka akan kewalahan mengurus cafe tanpa kita berdua," ucap Leo.

Hunter tidak menjawab karena jelas 'kita berdua' yang dimaksud Leo bukanlah dirinya. Lagipula, ia sibuk dengan menutupi jejak perkelahian mereka dengan beberapa makhluk hitam tadi yang telah melebur menjadi abu.

"Baiklah, kita kembali sekarang. Semoga cafe tidak runtuh di tangan mereka berlima."

Oddinary CafeWhere stories live. Discover now