Ruang Musik (8)

84 20 22
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.

Perkuliahan pagi hari telah usai bersamaan dengan tugas yang dikumpulkan. Satu persatu para mahasiswa maupun mahasiswi membubarkan diri kelas. Hal yang sama juga dilakukan Seungri dan para temannya, Glory, Chaerin dan juga Jennie.

"Kudengar dari Chaerin kau pulang terakhir dari perpustakaan?" tanya Glory. Saat itu dia pulang lebih dulu karena ada pekerjaan di Octagon.

"Ya, aku tidak mau tugasku keteteran nantinya. Jadi, aku putuskan untuk selesaikan lebih dulu. Dengan begitu hatiku akan tenang membantu appaku bekerja," jelas Seungri sembari membenarkan tas ranselnya.

"Hatimu tenang atau senang?" ledek Jennie.

Glory menoleh pada gadis berambut panjang hitam sepinggang. "Apa maksudmu?"

Jennie dan Chaerin terkikik melihat wajah bingung Glory. Jennie pun menceritakan, "Saat kami mau pulang, tak sengaja kami melihat Tuan Muda kedua pujaan Seungri."

"Maksudmu Kwon Jiyong? Sedang apa dia di perpustakaan?" tanya Glory lagi.

"Mungkin dia sedang berjualan online," sarkas Chaerin.

Plak

Belakang kepala Glory dipukul Jennie. Si korban pemukulan memberi tatapan tajam pada gadis tersebut sambil mengusap belakang kepalanya.

"Yak! Kenapa kau pukul kepalaku? Bagaimana kalau otakku lepas?" pekik Glory dan Seungri hanya mengulum senyum.

Beberapa mahasiswa yang berada di lorong kampus sontak melihat pada gerombolan Seungri karena pekikan Glory.

"Sepertinya memang sudah lepas!" jawab Jennie, "lagian untuk apa kau tanya soal Jiyong yang ada di perpustakaan jika jawabannya sudah pasti membaca buku atau mengerjakan tugas."

"Ya, maaf! Barang kali saja orang kaya tak butuh perpustakaan," balas Glory.

"Bodoh!"

"Jiyong Hyung mengerjakan tugas di sana. Akupun tidak tahu jika dia ada di sana. Jadi, ya sudah aku lanjutkan untuk tetap di sana sampai tugasku selesai," jelas Seungri sambil senyum-senyum sendiri.

Namun, ketika mereka melintas ruang musik, tak sengaja mereka melihat seseorang tengah berada di dalamnya. Karena penasaran Chaerin yang lebih dekat dengan pintu berusaha mengintip siapa yang ada di dalam.

"Bukankah itu Tuan Muda Kwon?" ucap Chaerin.

"Untuk apa Dekan Kwon ada di dalam?" tanya Glory.

"Bodoh, bukan dia yang kumaksud!" balas Chaerin.

"Itu Kwon Jiyong," ucap Seungri. Tiga kepala langsung menengok pada Seungri yang malah fokus melihat orang yang ada di dalam.

"Dari mana kau tahu?" tanya Jennie.

Seungri melirik Jennie dan berkata, "Mudah saja. Jika bukan Dekan Kwon, maka itu adiknya. Lagi pula, lihat saja tato di belakang lehernya."

Ketiga pasang mata lantas melihat pada hal yang dimaksud Seungri. Ketiganya bahkan kagum dengan penglihatan Seungri akan tato yang terlihat seperti malaikat itu karena tiap kali di kampus Jiyong kerap kali menutupinya dengan syal atau coat yang dipakainya. Cuaca memang sudah hampir memasuki musim dingin.

The Unpredictable Love [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن