35

40.7K 1.7K 36
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya.

Happy reading.

Setelah di perbolehkan pulang dari rumah sakit, Juan benar-benar membawa Via ke apartemen nya, dengan alasan pekerjaan. Awalnya Via menolak, tidak ada sekretaris yang tinggal bersama bos nya, tapi akhirnya pun Via setuju untuk di bopong ke apartemen Juan. Dengan syarat, Juan tidak boleh melakukan hal aneh-aneh terhadap dirinya.

"Azka anak kamu ya?" Saat Via mengetahui kalau Juan adalah bos nya, Via langsung merubah kosa katanya saat berbicara dengan Juan, yang biasanya ia berbicara menggunakan bahasa gue-lo, sekarang Via berbicara menggunakan bahasa aku-kamu.

"Bisa di bilang gitu," jawab Juan mengelus kepala Azka yang tertidur di pangkuannya. Malam ini Azka tidur telat, biasanya anak itu jam 20.00 sudah tertidur, tapi sekarang hari sudah menunjukkan pukul 21.00 ia baru saja tertidur. Mungkin karena terlalu senang ada Ti Pia nya di sini. Saat ini mereka sedang di depan televisi, seperti biasa Juan selalu menonton film action romantis.

"Sebentar, gue pindahin Azka ke kamar dulu," kemudian Juan berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Via yang menatap ke arah televisi menayangkan 2 komplotan sedang berkelahi. Via meringis melihat orang-orang yang di sana sudah berdarah-darah.

"Kenapa sih, pak bos suka banget film ini," gumamnya. Asik menatap layar televisi tiba-tiba saja listrik padam.

"PAK BOS!" Via berteriak terkejut karena pengelihatan nya tiba-tiba menjadi gelap, nafasnya mulai sesak, ia tidak bisa dengan keadaan gelap gulita seperti ini, minimal harus ada sedikit cahaya untuk penerangan nya.

Juan tidak kunjung keluar, Via sibuk mencari handphonenya. Sebuah cahaya berjalan menuju arahnya, dan untung saja Juan datang dengan cepat membawa senter handphone nya.

"Pak bos, kita di sini aja sampai listrik hidup kembali," pinta Via menatap penuh harap kepada Juan. Juan mengangguk, pikirannya sedang bernostalgia. Mereka juga pernah terjebak dengan keadaan seperti ini, bedanya kalau sekarang tidak ada hujan guntur.

"Pak bos, liat hp aku dimana?" Tanya Via meraba-raba sofa di sampingnya, berharap menemukan handphone nya. Juan mengarahkan lensa handphone ke seluruh ruangan tamu, sampai pergerakannya berhenti di lemari kecil dekat televisi.

"Di samping televisi," jawab Juan, Via yang mendengar itu segera berjalan mendekati handphonenya. Setelah mendapatkan handphone nya kemudian ia berbalik badan menghadap Juan.

"Terima kasih pak bos, kamu boleh balik kamar, kasihan Azka sendirian, dan aku udah ada senter send-" Via berjalan sibuk berbicara menatap Juan dan tidak memperhatikan jalannya, alhasil kakinya menginjak mainan Azka tadi, mainan yang lumayan runcing untuk di injak kakinya. Via tidak dapat menahan keseimbangan tubuhnya. Juan yang melihat Via hampir terjatuh segera melempar handphone nya sembarangan dan berjalan ke arah Via untuk menahan gadis itu agar tidak terjatuh.

Sialnya, Juan terjatuh duluan karena tersandung oleh karpet yang tidak terbentang dengan sempurna, Juan dapat merasakan ada benda besar yang menindih tubuhnya. Bukan hanya itu, Juan juga bisa merasakan benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Mata Juan melotot, tapi tak di pungkiri bibirnya juga tersenyum.

Mata Via juga ikut melotot, ia tidak bisa melihat benda apa yang di sentuh oleh bibirnya, yang dapat ia rasakan ia sedang terjatuh dan telapak kakinya terasa ngilu.

Listrik kembali hidup, dengan posisi bibir mereka yang masih saling bersentuhan. Mata Via membola melihat Juan yang ia tindih, dengan segera Via menyingkirkan tubuhnya. Tapi Juan menahan pergerakannya. Mata Via semakin melotot saat Juan menggerakkan bibirnya. Mata cowok itu terus menatap pada mata jernih Via, entah kenapa pipi Via terasa memanas. Via memejamkan matanya karena tidak sanggup memandang mata cowok itu. Tubuhnya tidak menolak sama sekali perbuatan Juan, padahal otaknya menyuruh untuk memberontak.

Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now