dearangkai

Ngambek

"Rasanya, entah kenapa mau marah tiba-tiba,

padahal sadar banget kalau dia ga salah apa-apa."

***

Sebagai cewe yang sangat sensitif, hal-hal kecil kadang menjadi ketakutan. Takut menjadi pemicu kemarahan yang sebenernya ga jelas. Jujur, selama menjalin hubungan, aku belajar banyak hal. Bukan berarti aku menyarankan kalian untuk pacaran karena kalau bisa mengulang waktu, aku tidak ingin terlalu mengikat orang lain dan diikatkan padanya. Tapi, ketika semakin sadar, aku pun tidak ingin melukainya lebih sakit lagi.

Inget banget aku ngambek hanya karena kata-kata receh. Aku begitu mudah tersinggung dan kemudian menghancurkan suasana kami. Tapi, entah mengapa dia selalu menemukan cara membuatku tertawa. Dia jarang mengambil hati tentang apa yang aku katakan atau sikapku yang totally menyebalkan. 

Pernah sekali dia marah dan aku takut. Bukan marah yang memukul atau kasar padaku. Jujur, malam itu dia mengatakan hal itu tegas. Kami bahagia awalnya akan bertemu dan jalan. Kemudian aku ngambek dan kami melanjutkan perjalanan dengan dia yang hanya diam. Sampai akhirnya, aku sangat ingat di pom bensin itu dia tegas apa betul hal itu yang aku inginkan. Aku takut, jujur.

Dari kata-kataku yang serba manjadikan berpisah sebagai jalan keluar, aku sadar bahwa saat itu aku pun takut. Aku merasa bersalah. Dan di hari-hari kemudian, aku pun terkadang masih demikian. Bahkan, minggu lalu. Aku merasa sangat buruk. Sungguh, semakin aku ga jelas marah, semakin aku tahu dia begitu dewasa dan sabar.

Hmmm, aku hanya ingin belajar menghargai dan menurut apa yang sudah aku alami dan aku rasakan sepenuhnya, ngambek bukanlah cara yang bijak untuk menghargai setiap usahanya yang mungkin sering ia sembunyikan dariku betapa keras ia melawan segala jenis kesulitan hingga siang yang sangat membakar.

Minta maaf lah, maafkan juga dirimu ya. Jangan sampai ngambek menjauhkan orang-orang yang berusaha mendekat padamu dengan tulus.

Alam Sutera, 31 Januari 2024 larut malam 9.41