3. Penampilan

4 0 0
                                    

Hari lomba pun tiba banyak anak yang sudah bersiap bahkan sudah tampil ,begitu pula dengan anak band dan sanggar mereka mempersiapkan diri,mulai dari kostum baju yang mereka kenakan dan juga beberapa alat musik. Tak jauh beda dengan anak lain , Mawar mempersiapkan dirinya dengan sedikit berdandan.

"Mawar ayo,bentar lagi kita tampil" ucap salah satu anak band nya seorang drummer yaitu Bila.

Mawar pun bergegas keluar membawa gitarnya. Ternyata Rio sudah menunggu Mawar didepan ruang sanggar. Mawar pun terkejut atas kehadiran Rio yang ternyata sudah menunggu nya.

"Rio? Ngapain disini?" tanya nya sedikit bingung karena tiba tiba Rio sudah berdiri didepan ruang musik. Rio pun tak menjawab ia langsung mengambil alih gitar yang dibawa oleh Mawar.

"Ayo"

Rio langsung meninggalkan Mawar tanpa sepatah kata pun. Mawar yang mengetahui itupun hanya mengikuti langkah Rio. Sesampainya ditempat mereka pun mulai bersiap,namun tidak dengan Mawar,ia terlihat sangat gugup. Rio merasa ada yang aneh ia  langsung merangkul bahu Mawar seolah olah memberikan semangat, Mawar yang diperlakukan seperti itupun seketika menjadi seorang anak kecil "Rioo...." ia merengek manja pada Rio,dan dibalas senyuman tipis "Bisa,buat konser?" rayu nya menyakinkan.

"IYA!!! AKU SEMANGAT" soraknya dengan senyum yang kembali mengembang.

"Penampilan selanjutnya untuk band, beri tepuk tangan yang meriah!!!!"

Mereka pun bersorak dan bertepuk tangan. Tiba saat mereka tampil dan menunjukkan penampilan terbaik mereka.Tak sedikit sorakan sorakan dari para penggemar,bahkan ada pula yang menggombal kepada Mawar.

"Mawarr love you!!!"  teriak salah seorang pria dengan bunga mawar yang dipegangnya.

Mawar mengabaikan pria tersebut,ia berfokus mencari seseorang yang tadi bersamanya,dimana Rio? Apakah iya setelah Mawar naik ke panggung,ia langsung pergi. Namun ternyata tidak, Rio ada menyaksikan Mawar ,ia berdiri tegap dibarisan belakang bersama dengan anak sanggar yang akan tampil di bagian akhir.

Matanya tertuju oleh seorang dengan alis tebal berbadan tegap dengan senyum yang terukir,tanpa ia sadari ternyata Mawar pun ikut tersenyum. Bagaimana tidak? Seorang Rio yang memiliki kepribadian diam dan tidak bergaul dengan banyak wanita kini memberi senyum pada Mawar.

Waktu kian berlalu, semua peserta sudah menampilkan penampilan terbaik mereka,kini adalah waktu yang sangat dinanti nanti pengumuman siapa yang akan menjadi pemenang pada lomba satu suara pada tahun ini.

Jantung Mawar berdebar kencang padahal tidak biasanya ia seperti ini,apa mungkin karena penentuan konser dengan Rio?.

Mawar menunggu pengumuman disamping Rio,ia benar benar takut,berbeda dengan Rio yang sangat santai bahkan tidak mengharapkan apapun.

"Juara 1 lomba satu suara ialah..........." Suara drum menambah tegangnya suasana.

"Hihh lama banget si" Mawar menggerutu dengan sendirinya, Rio hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.

"Rio,semisal kita menang langsung tumpengan ya? Janjinya? " Ucap ael,salah satu anak sanggar yang memegang ketipung. Namun langsung disanggah oleh Mawar "Enggak! Yang menang band bukan sanggar!" Ucapnya dengan sedikit marah.

"Okey,semisal sanggar menang fotbar deal?" tawarnya kepada Mawar.

Mawar bingung,ia pun melihat Rio yang sedang mencoba menahan tawanya. Ia pun berdecak "Oke deal!" tegasnya dengan menerima uluran tangan ael. Ael pun kesenangan sendiri.

"Juara 1 dimenangkan oleh ...."
"Sanggar Budaya!!!"

"YEAYYY!!!!
"Kita menang,sanggar kita menang!!!"

Mereka pun bersorak gembira,tertawa,tersenyum,menangis semua menjadi satu,begitu pula dengan ael "NAH! Menang cuyy!! Ayok gas fotbar!" Ajaknya dengan antusias. Berbeda dengan Mawar,ia mematung mendengar bahwa tim sanggar lah yang memenangkan lomba pada tahun ini,lalu bagaimana dengan konsernya bersama Rio? Apakah berarti sudah batal?

"Mawarr ayo!!!" Ajak ael dengan sedikit memaksa.

Tak sadar ternyata ia menumpahkan air mata, Mawar masih tidak rela jika tidak jadi melihat konser dengan Rio. Rio yang melihat Mawar menangis langsung memeluk nya dan memberi isyarat kepada Ael untuk pergi lebih dulu. Dalam pelukan Rio, Mawar menangis dalam kebingungan.

"Lain kali jangan terlalu obsesi sama sesuatu,jadi sakit sendiri kan?" Ucapnya dengan niatan sedikit menenangkan. Mawar pun menghapus air matanya,ia menatap Rio "Berarti konsernya gajadi?" Tanya nya dengan raut sedih. Namun tidak ada jawaban dari Rio.

--
Setibanya dirumah,Mawar kembali memastikan "Rio bener jadi kan?" tanyanya dengan senyum mengembang dan dijawab anggukan oleh Rio. Mawar sangat bahagia,ia pun bergegas masuk ke dalam rumah sambil melambaikan tangan,begitu pula dengan Rio ia bergegas pulang dan membersihkan diri.

Didalam kamar Mawar terlihat cukup berantakan oleh beberapa baju,ia bingung harus mengenakan apa untuk konser besok. "Emm biru apa putih ya?" Tanya nya pada diri sendiri sambil menyatukan baju pada dirinya "Biru aja deh lucu" ia pun membereskan semua baju yang berserakan dan menata kembali untuk besok. Dia memikirkan apa lagi yang kurang "Baju udah,sepatu udah,topi udah,tas udah,okey udah semua waktunya tidur,besok nonton konser,yeayy" ia pun menarik selimut dan bergegas untuk tidur.

(REVISI) Dua Rumah Satu ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang