I'M DEAFFERENT 14

68 12 3
                                    

Klian mau ni book gw unpub kah? Bsa hargai dikit karya org g? Klo g, gw g akn up lgi dn ckup smpe d chap ini, utk slnjutny klian aj yg buat crta sndri.
























[][][][][][][][][][][][][]











"Sadarlah, kau itu hanya pembawa sial "

"Kau tidak lebih dari sampah yang berserakan "

"Bisakah kau menjauhiku?

"Kau itu hanya hama yang hidup di antara ribuan manusia "

Jungwon menggelengkan kepalanya dan menutup telinga, berharap ia tidak mendengarkan apa yang mereka semua katakan.

"Jungwon-ah kau tau? Bahkan aku sebenarnya sudah muak dengan sikap cuek mu itu, bukankah itu sama saja kau tidak mengharagai ku? "

"Kau hanya tau dirimu hingga kau tidak memikirkan perasaan orang lain "

Tidak, cukup! Ia tidak ingin mendengar kata-kata buruk itu lagi, ia bisa melihat wajah Jay yang terlihat membencinya.

"Cukup Jungwon! Jangan berlagak menjadi orang yang paling bisa di andalkan di sini, kau mau hidup sendiri??? Silahkan! Jika kau bisa "

"TIDAK! CUKUP! "

"Akhh! " Jungwon terperanjat dari tidurnya, dan itu membuat dadanya sakit, tangan kanan nya ia buat unutk meremat dadanya kuat berharap sakitnya akan segera hilang dan tangan kirinya yang mencengkram rambutnya berharap rasa pening itu akan segera hilang. Ia berusaha turun dari brankar namun nihil, ia malah mencium lantai putih rumah sakit yang dingin dan mengakibatkan infus yang masih tertancap apik itu terlepas dan mengakibatkan darah keluar dari tanganya menetes mengotori lantai putih di bawahnya.

Namun ia tak memperdulikan hal itu, yang ia pedulikan hanya bagaimana keluar dari ruangan serba putih dengan bau yang Jungwon sendiri tidak suka. Ia pun mencengkram kaki brankar rumah sakit yang berada di sampingnya dan berusaha untuk berdiri namun usaha itu pun tak membuahkan hasil, tapi Jungwon tidak akan menyerah sampai situ, ia lantas menggapai kasur putih miliknya dan menopan tubuh ringkihnya itu berharap ia bisa benar-benar berdiri.

Ia pun berjalan dengan gontai ke arah pintu luar, sesaat sebelum ia membuka pintu, ia melihat pantulan dirinya yang sedikit mengenaskan, lebam di mana-mana bahkan plaster dan perban kecil pun terpasang apik di wajahnya tapi satu hal yang membuatnya mematung karena pantulan dari kaca pintu ruanganya menampilkan Jay dan Hyunsuk yang berada di belakangnya.

Ia pun membalikan tubuhnya takut, saat tepat ia membalikan badanya ia bisa melihat Jay dan Hyunsuk dengan tatapan yang amat sangat ia benci, saat Jay ingin mendekatinya sambil membawa pisau dan penutup mata, ia menggeleng kuat dan berusaha untuk berteriak namun sepertinya itu tidak membuahkan hasil apa-apa, dengan cepat ia meraih ganggang pintu yang berada di belakangnya dan membukanya dengan kasar.

Ia pun berlari sebisa mungkin meninggalkan ruangan putih yang sangat tidak ia sukai, dengan tertatih ia sesekali melihat ke belakang memastikan ia tidak di ikuti oleh dua orang yang sangat menyeramkan menurutnya bahkan ia beberapa kali menabrak orang yang ada di hadapanya. Entah ia ingin ke mana yang jelas ia mencari tempat persembunyian, ia sangat takut saat melihat wajah Jay yang tak biasanya matanya yang menatapnya tajam mengisyaratkan kebencian terhadapnya, wajahnya yang mengeras, belum lagi ia melihat Jay membawa pisau yang sedikit panjang.

Ia pun masuk ke salah satu bilik toilet dan menguncinya, berharap ia tidak akan di temukan oleh dua orang yang menakutkan apa lagi Hyunsuk, selama ini ia berusaha untuk tidak takut dengan Hyunsuk tapi melihatnya bersama Jay dan membawa alat seperti itu membuatnya mengingat beberapa minggu yang lalu saat ayah nya membawa pisau buah ke hadapanya.

I'M DEAFFERENT [ Slow Up ] Where stories live. Discover now