🐣13. Jahil 😜👣

4.3K 484 111
                                    

Jurus pemanggil Kakak-kakak 🤸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jurus pemanggil Kakak-kakak 🤸

"Jangan lupa spam komen, and vote nya ya kakak, biar Yeye semangat update." _Izar

Happy Reading!!!

••••••




"Ini meleset sedikit bakalan kalah gue," gumam Angkasa seraya menatap lurus kelereng didepannya, dengan jemari yang mengapit kelereng untuk ia sentil guna mengenai kelereng Laskar yang ia targetkan.

"Punya gue mulu yang di incar, Bang Asa." Celetuk Laskar, mengipas wajahnya dengan sandal jepit Izar.

"Karena lo cari mati, bodoh. Ngapain kelereng lo deket-deket Bang Asa," sahut Leo, berkacak pinggang.

"Diem gue mau fokus," monolog Angkasa lantas menyentil kelereng miliknya, dan tepat sasaran mengenai kelereng Laskar. "Yes!" Serunya senang.

Laskar memutar bola matanya malas, sudah ia duga pasti akan kena, apalagi Angkasa itu sangat mahir bermain bola kecil yang identik dengan warna hijau itu.

"Yaaaaaa, mati." Seru Langit mengejek, yang langsung mendapat hadiah lemparan sandal dari Laskar.

Untung Langit segera menghindar, sandal itu mendarat jauh darinya.

"Galak banget sih, dek." Langit masih tertawa, membuat Laskar menekuk wajahnya kesal.

"Bang," Leo memukul lengan sang kakak. Langit suka sekali menjahili adik-adiknya, terkadang membuat Leo kesal dan ingin mencubit kuat pinggang nya.

"Bercanda, Dek."

Leo mencibir, mengikuti ucapan Langit.

"Abang, ayo pulang! Udah mau Maghrib, nanti dicariin Bunda." Ajak Izar, beranjak dari duduknya.

"Tapi mampir warung koh Acing dulu ya."

"Ngapain ke sana?" Tanya Laskar, dengan mata memicing.

"Permen kaki koh Acing," sahut Venus, memutar bola matanya malas.

"Enggak! Nanti kena marah Bunda," Laskar menolak, ia tidak mau kalau harus terseret kena Omelan Bunda karena Aldebara membeli Permen.

"Mau permen," gumam Aldebara, dengan mata berkaca-kaca.

"Turutin aja lah, nangis nanti." Sergah Leo. Ia bisa menebak, dalam hitungan detik pun, air mata Aldebara akan luruh.

"Iya," pungkas Angkasa pasrah.

Izar menunjuk sandal jepit nya yang masih diduduki Laskar, dan satunya untuk kipasan. "Laskar, sendal Izar." Pintanya.

"Oh," Laskar beranjak, memberikan sandal jepit itu pada Izar.

Jagoannya Bunda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang