Bab 38

929 157 40
                                    

"Dad semuanya sudah siap? Buah-buahan, kue, owh iya ada ini juga berlian kesukaan Mami. Kira-kira ada yang kurang tidak ya? Dad! Jawab dong?"

"Kau sudah menghitung lebih dari 10 kali, memangnya kita mau kemana? Hanya mau nyebrang jalan."

"Tapi di sebrang jalan itu rumah orang tuaku, Daddy diam saja aku sudah mengatur semuanya semoga saja mereka mau berlapang dada mendapatkan menantu yang jauh lebih tua dariku."

"Terus..terus..lanjutkan!"

"Daddy tersinggung? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

"Kalau begitu kau bisa cari yang lebih muda."

"Hah! Gimna..gimana?"

"Kau bilang aku tua kan?"

"Iya, itu kan fakta tapi aku tidak ngeluh dapat jodoh tua jangan tersinggung nanti cepat tua."

"Lagi? Teruskan."

"Iya..iya maaf bukan tua tapi gagah," ucapnya seraya mengedipkan mata genitnya ke arah Mew.

"Sudah selesai belum?"

"Sudah!"

"Biar aku saja yang bawa, kau duluan saja pergi kerumah Mamimu."

"Kita akan pergi sama-sama. Ayo!"

Mew pun berdiri membawa barang-barang yang sudah di siapkan oleh Gulf untuk orang tuanya.

"Mami Gulf pulang!"

Mew langsung ke arah dapur dan menaruh barang-barang itu di meja dapur.

"Rapih amat kau mau kemana?" Tanya Davikah pada Gulf.

"Mau kesini lah Mam memangnya mau kemana lagi."

"Lalu apa yang kau bawa?"

"Nanti Mami lihat saja sendiri, Ayah dimana?"

"Ayahmu ada di halaman belakang."

"Aku mau panggil Ayah dulu ada yang mau aku bicarakan pada kalian."

Gulf terlihat sibuk sementara Mew langsung menuju ke ruang keluarga dengan santainya.

"Ada apa Gulf?"

"Ayah ikut aku!"

"Kemana?"

"Kita bicara," Gulf menyeret Ayahnya ke ruang keluarga di sana sudah ada Mew dan juga istrinya namun Mew terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Ayah sama Mami dengarkan ya kita mau bicara," Gulf duduk di samping Mew hingga beberapa detik Gulf diam semua pun diam.

Gulf menarik nafas panjang jantungnya berdetak tidak karuan menunggu Mew minta izin pada orang tuanya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Tunggu dulu Yah, sabar."

Gulf menunggu Mew mengeluarkan kata-kata namun Mew terlalu serius dengan ponselnya.

"Dad?"

"Hem?"

"Kau kesini mau bicara dengan orang tuaku atau mau main dengan ponselmu?"

"Apa yang harus aku katakan, kau saja yang bilang."

"Yang benar saja Dad masa aku?"

"Sama saja kan, beri tau mereka kita akan menikah bulan depan, mereka tidak perlu keluar biaya, semuanya aku yang ngatur."

Plakkk....

Gulf memukul paha Mew.

"Pakai gigi satu dulu jangan langsung gigi empat."

My Hero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang