MAD ( SPOILER )

3K 203 36
                                    

Haechan memasuki ruang rahasianya dan mengunci rapat ruangan tersebut dengan netra yang perlahan mengintip ke sebuah celah di pintu ruangan tersebut.





“Haechanku, Haechan sayang” Teriak seseorang Pria dengan membawa tongkat baseball yang ia seret.





“Mari bicara sebentar sayang” Pria itu memukulkan dan menyeret tongkat tersebut di pembatas tangga hingga membuat suara bising dari benturan tongkat tersebut.






“Jika kamu seperti ini, aku akan semakin gila, jadi keluarlah sebelum aku melakukan sesuatu” Suara langkah sepatu Pria itu terdengar semakin jelas.






“Kamu tahukan sayang aku begitu mencintaimu, apapun kemauanmu aku turuti, lalu sekarang apakah kau tidak mau menuruti ku?” Pria itu menghentikan langkahnya.






Haechan yang sedari tadi terus mengintip dari balik celah tersebut dan berusaha bersikap tenang.







“Hyung” Teriak Seorang Pria lainnya dari lantai atas.







Haechan terbelalak mendengar suara yang tidak asing baginya dan berteriak memanggilnya.
Nafasnya mulai tak beraturan dengan detak jantung yang tidak bisa ia kontrol lagi.





Seketika suara di sekitar Haechan mendadak menjadi begitu sunyi, Suara Pria itu tidak lagi terdengar dan Suara Pria yang mencarinya juga tidak terdengar lagi.






“Tidak, tidak mungkin, aku harus berpikir positif” Batin Haechan mengusap dadanya yang mulai terasa sesak itu.





Haechan perlahan kembali mengintip ke arah celah pintu tersebut.




Seketika netranya terbelalak saat melihat Bola mata dengan warna Emas Kuning berkilat bak seperti mata ular itu juga tengah melihat ke arah celah pintu tersebut.









“I Found You, My Baby”






Haechan terkejut dan memundurkan dirinya dari pintu tersebut.






Brakkk..
Crakkk…
Brakkkk…

Pukulan demi pukulan terus di hantamkan ke pintu tersebut hingga pintu tersebut mulai hancur.





Haechan perlahan mendongak menatap Pria yang kini berdiri di depannya dengan membawa tongkat baseball.



Pria itu mengayunkan tongkat Baseball nya ke arah Haechan.




Haechan dengan wajah yang tenang perlahan memejamkan netranya seakan sudah siap mendapatkan pukulan dari Pria itu.





Pria itu menyandarkan tongkat tersebut ke bahunya dan tersenyum gemas kepada Haechan.




“Ayo pulang sayang, kita bicarakan ini dirumah” Pria itu menyeringai dan perlahan mendekati Haechan.





Haechan perlahan membuka netranya dan sedikit terkejut saat Pria itu menggendongnya ala bayi koala dan hal tak terduga di lakukan Pria itu, yaitu menahan tubuh Haechan dengan mengancingkan Jaketnya hingga membuat Haechan terjebak di dalam pelukan dan pakaian Pria itu.






“Hahhhh, tubuh Hangatmu yang selalu aku rindukan sayang, bukankah kita pasangan yang serasi” Pria itu menggigit gemas bibir bawah Haechan.

Haechan pun hanya menatap datar Pria itu dengan kedua tangan yang mengusap lembut pipi Pria itu dengan tangan yang seakan mengukir wajah Pria itu.








*****







“Arrnghhhh ahhhhh” Desah Haechan dengan kedua tangan terikat.




Tubuh Haechan bergetar saat merasakan Cairan miliknya dan air maninya kembali keluar membanjiri ranjang itu.
Serta tubuh yang penuh dengan peluh.




Tatapannya yang terlihat sayu menatap langit - langit kamar itu.






Haechan seketika tertawa dengan bibir yang menyeringai dan netranya perlahan menatap tajam.

Sungguh, siapapun yang melihat Haechan saat ini, pasti akan mengatakan bahwa Haechan sudah kerasukan.







Pria itu membaringkan diri di samping Haechan dengan tangan yang menyusup kebelakang Haechan agar Haechan bisa berbaring di atas lengannya.

Lalu Pria itu mencium dan menjilat pipi Haechan.





“Chenle akan senang jika Mommynya pulang, dia sudah tumbuh dewasa dan begitu pintar serta tegas seperti Mommynya”
“Sangat menggemaskan sekali”



“Aku yakin Anak kita pasti Alpha yang kuat seperti Mommynya”



“Walau dia masih sekecil itu, pertumbuhannya membuat siapapun kagum”

“Harabojie dan Halmeoninya terlihat begitu membanggakan cucunya itu”




“Hal paling menggemaskan dalam sejarah hidupku, mendengar dari mereka bahwa kau adalah Ibu Chenle yang begitu hebat dan sangat baik, serta memiliki hati seperti malaikat” Seketika Pria itu tertawa dan meremas surai Haechan dengan mengarahkan kepala Haechan untuk menatapnya.




“Benarkan Sayang?” Tanya Pria itu dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.






*****





Jaemin termenung menatap foto Haechan dan Jeno serta Mertuanya itu.




“Buna, Bunaaa~” Panggil Seorang Anak berusia 2 tahu berlari dengan langkah yang sedikit terhuyung namun masih bisa bertahan.





“Aigoooo, anak Buna” Jaemin menggendong anak tersebut dan mengecup gemas kedua pipi berisi anak tersebut.




“Dada, kapan pulang cuncamchun kapan pulang, Halaboji kapan pulang?” Tanya Anak itu tanpa jeda dengan ucapan yang terdengar menggemaskan.




“Masih bekerja, kalau Daddy pulang Harabojie pulang, dan Samchon pulang, Buna akan bangunkan kamu jika mereka pulang malam, Oke?” Jaemin mengusap lembut surai coklat anak tersebut.

Anak itu menganggukan kepala.

“Eum, Buna Buna, makan tattt boleh?” Tunjuk anak itu ke arah Cake yang ada di meja.




“Mau kue coklat itu?” Tanya Jaemin.




“Eung, Tattt” Tunjuj anak itu lagi.




“Ayoo makan” Ajak Jaemin bersemangat.





****




Jeno menarik kasar sarung tangan hitamnya dengan giginya, lalu mengetikan pesan kepada Haechan.






“Hyungnim?” Panggil Pria yang sudah menjadi kepercayaan Haechan dan Jeno tersebut.





Jeno melirik datar kepada Pria itu.



“Kita harus bergegas pergi, sebelum Para angkatan darat dan para polisi itu datang” Ucap Pria itu.





Jeno mendengos kesal dan memasukan kembali ponselnya kedalam sakunya.




Jeno memakai kembali sarung tangan hitamnya dan kembali memakai Helm hitam khusus miliknya, lalu segera berlari membawa senjata berat miliknya.





TBC.

MAD ( MarkHyuck )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang