Suasana tegang menyelimuti ruang tamu rumah Jeno dan Jaemin. Terlihat semua berkumpul tak terkecuali enam anak mereka ....
" Buna ada apa ?" Tanya Chenle
" iya Buna, Mama, Mami ada apa ? Kok sepertinya ada masalah besar ?" Sambung Jisung
" apa ada yg melakukan kesalahan fatal?" Sambung Sion
" buna Kuya lapar" sambung Sakuya membuat semua melotot dan tepuk jidat barengan
" Bibi, tolong bawa Sakuya makan" suruh Jaemin sambil tersenyum
" iya Nya" saut bibi sambil menarik pelan tangan sakuya pergi
" Young sama Ryo juga sana ikut sakuya makan" suruh Renjun
" iya Mami"
" kita bertiga gak di suruh?" Tanya Sion
" nanti aja !" Jawab Mark
" Permisi?" Ucap seorang pengacara membuat Yuta, Haechan dan Jeno melotot
" kok ada Pengacara ?" Tanya Haechan gugup
" selamat siang Tuan semua!" Ucap Pengacara lalu duduk
" mana ?" Pinta Renjun
" ini Tuan" jawab Pengacara seraya memberikan dua Map lalu permisi pulang.
" i... itu a.. apa ?" Tanya Haechan gagap dengan keringat dingin mulai terlihat di wajahnya
" Tanda tangan itu!" Suruh Renjun tanpa mempedulikan pertanyaan Haechan
" APAA ? CERAI ?" teriak Yuta dan Haechan sangat syok
" Mami kok cerai?" Tanya Chenle
" iya kok cerai? Memangnya daddy dan Papa melakukan salah apa ?" Sambung Sion
" Mama, Mami kenapa ?" Tanya Jisung
" tanda tangan saja cepat !" Suruh Mark
" GAK ! JANGAN HARAP INI AKU TANDA TANGAN " Jawab Haechan
" IYA. AKU JUGA GAK BAKALAN TANDA TANGAN" Sambung Yuta
" Kalo kalian gak mau tanda tangan oke gpp. Tapi, kalian pergi saja dari rumah ! Jangan sama sekali datang temuin kita!" Ujar Mark sambil mengambil map di meja
" kalian jangan gila yah. Kalian itu istri kita, gak mungkin kita gak temuin!" Bantah Haechan
" Ih kok kalian berantem?" Ujar Sion sambil menangis di pelukan Mark
" sayang Mama dan Mami ada alasan kenapa mau bercerai dengan mereka" ujar Mark lembut
" mereka melakukan salah apa ? Kenapa gak bicarakan baik baik?" Tanya Chenle yg juga sudah memeluk Jaemin
" kalo kalian cerai aku gak ada Papa dan Daddy lagi" sambung Jisung di pelukan Renjun
Tiga bokem menangis bareng ...
" Masuk kamar dan dengarkan rekaman yg Mami kirim ke Jie" suruh Renjun yg langsung di turuti tiga anak
" Kita memang masih sah menjadi suami istri. Tapi itu hanya berlaku atas surat. Kalo dari gue pribadi, gue gak mau lagi menjadi bagian hidup lo Chan" ujar Renjun
" Njoon please denger penjelasan aku dulu"
" gak ada yg perlu di jelasin. Semuanya sudah jelas"
" Kalian tidak memiliki hati setulus Jeno, dan tidak tau menghargai seperti Jeno menghargai istrinya !" Sambung Mark
" jadi, lebih baik kalian berdua cari dua perempuan sialan itu dan jadikan mereka istri kalian" ujar Renjun sangat serius
" Jangan bicara Chan ! !" Tahan Mark saat Haechan hendak bicara
" Kalian tau apa yg kalian lakukan ini sangat salah. Di tegur Jeno bukannya sadar , tapi malah membujuk Jeno melakukan hal bangsat seperti kalian lakukan. Untungnya Cinta Jeno buat Nana sangat tulus jadi dia gak tergoda. Dia tau cara menghargai istrinya ! Sedangkan kalian? Kalian memilih menggoda mereka tanpa mikir perasaan kita ! " ujar Mark sangat serius
" Jadi terima semuanya . Kalian masih bisa stay di rumah, tapi kita tidurnya beda kamar" sambung Renjun bersamaan dengan datangnya tiga anak ...
" aku mewakili semua anak.. Kalo memang kalian akan bercerai gpp. Kita berenam setuju. Tiga ade sudah kita jelaskan, dan mereka menerimanya . " ujar Chenle
" dan ...! Karena kalian akan bercerai berarti kalian akan hidup masing masing tanpa ada istri atau suami, kami anak anak sudah sepakat gak akan ikut Orang tua laki laki, tapi kita berenam akan ikut Mama, Mami dan Buna" sambung Jisung membuat Yuta dan Haechan syok
" Kita gak akan masuk campur dalam masalah ini. Kita gak berhak tau dan melarang kalian. Hanya saja ..." ujar Sion sembari dua anak memeluk emak masing masing ...
" KITA MAU MAMA , MAMI dan BUNA TERUS TERSENYUM DAN BAHAGIA" Sambung semua anak membuat tiga emak menangis
" bdw tunggu ... tunggu dulu !" tahan Jeno
" apa ?" Tanya Jaemin
" aku kan sama kamu gak bercerai, kenapa ini mereka kek mau misahin kita juga?"
" di luar Daddy Jeno " jawab semua lalu memeluk Jeno
" Daddy terima kasih karena daddy sangat menghargai Buna" ucap Jisung
" dan Makasih juga untuk Papa dan Daddy karena selama jadi Daddy kita dan Papa kita kalian itu sangat menyayangi kita. " sambung Sion
" tapi maaf. Karena kalian akan berpisah dengan Mami dan Mama, kita tidak akan lagi manggil kalian Papa dan Daddy!" Sambung Chenle seraya membungkuk memberi hormat di susul semua anak
" Ngga ! Njoon please!" Mohon Haechan
" maaf chan ! Gue gak bisa lagi . Kalo mau bilang makasih itu keknya gak cukup untuk semunya, tapi gpp gue mampu lewati ini karena ada anak anak." Jawab Renjun seraya berdiri
" terserah kalian mau kembali ke rumah yg mana, tapi jangan sama sekali masuk kedalam kamar kita " sambung Mark yg juga ikut berdiri
" Permisi!" Ucap Renjun dan Mark seraya pergi bersama anak masing masing
" Aku tau ini sangat berat buat kalian. aku gak bisa bantu apa apa . Keputusan cerai yg mereka pilih adalah keputusan yg sudah mereka bicarakan dengan semua orang tua. Jadi mau gak mau kalian harus setuju juga" ujar Jaemin yg dari tadi diam saja
" gue sudah berusaha buat nyadarin kalian , malahan kalian bentak dan emosi ke gue. Gue berani negur kalian karena emang gue tau hal itu salah. Tapi kalian malah balik bujuk gue" ujar Jeno
" Yang sabar aja. Tuhan gak pernah beri masalah yg gak bisa kita lewati . " ujar Jaemin menyemangati .
" iya Na makasih ! " jawab Haechan yg gak tau harus melakukan apa agar rumah tangganya bisa di selamatkan !
[[=====]]
YOU ARE READING
[[ Im ur Mine, ur my mine ]]
FanfictionJust for fun ! Tujuh bokem yg memiliki segalanya. BxB , gak suka skip 🙏🏻🙏🏻