𝟐𝟗. 𝑲𝒆𝒉𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊.

97 15 2
                                    

HELLO ALL MY FRENNDD!!!

THANKS KARENA MASIH MAU BACA KARYA AKU

KALIAN DARI MANA AJA NIH?

GIMANA KRITIKANNYA BUAT CERITA KALI INI?

LANGSUNG KETIK DIKOMENTAR YA
OH YA, BUAT TULISAN YANG TYPO, TOLONG DITANDAI AJA, BIAR NANTI AKU PERBAIKI, OK!!!

HAPPY READING ♥︎♥︎

٭٭✰٭٭

Dengan langkah yang tergesa-gesa dan napas yang terbilang tidak beraturan, Samuel terus menyeret lengan Keisya menuju parkiran. Ingin melayangkan berbagai protes, tapi Keisya berusaha memaklumi jika saat ini Samuel terlihat sedang tidak baik-baik saja. Ada hal yang sepertinya sangat penting baginya. Dan...

"Al, kita mau kemana sih?" Hanya kalimat itu yang bisa Keisya lontarkan. Yang ditanyai tidak langsung menjawab, Samuel tampak menghela nafasnya pelan, lalu menghadap sepenuhnya pada Keisya.

"Maaf" Ucapnya dingin, membuat dahi Keisya saling berkerut. Sama sekali tidak faham atas dasar kata maaf yang diucapkan oleh cowok itu.

"Buat?"

Samuel tak lagi menjawab, cowok itu beralih untuk segera memakai helmnya dan memberikan helm yang satunya lagi pada keisya. " Pake helm lo." Titahnya.

Keisya hanya bisa menurut saja, gadis itu dengan cepat menguncir rambutnya secara asal agar mudah memakai helmnya.

" Motor lo ntar biar dibawa pulang sama anak-anak Alstand aja" kata Samuel sembari men-starting motornya. Keisya hanya mengangguk pelan dan segera naik di bagian belakang.

٭٭✰٭٭

" Mohon maaf pak, keuangan di beberapa bulan belakangan ini sangat menurun pak, sehingga banyak Perusahaan yang ingin memutuskan kerja samanya dengan Perusahaan kita pak, karena banyaknya saham yang menurun akhir-akhir ini." Lapor seorang Wanita yang menjabat sebagai sekretaris utama dalam kantor yang dipimpin oleh Gilang.

Gilang memijat dahinya frustasi. "Berapa persen kerugian yang kita peroleh dalam dua bulan ini?"

Wanita berusia tiga puluh tahunan itu menggigit bibirnya pelan, bingung bagaimana cara untuk menyampaikan laporan yang sudah direkapnya. "sekitar enam puluh persen, pak."

"Apa?! Kenapa bisa banyak sekali? Bukannya keuangan Perusahaan selama ini sudah tertata dengan baik?"

"M-maaf pak. Kondisi keuangan kita pada saat ini benar-benar sangat menurun pak, tiba-tiba saja banyak struk pembayaran dengan harga nominal yang luar biasa tinggi masuk ke bagian keuangan Perusahaan pak."

" Struk pembayaran apa? Selama ini saya tidak pernah meminta kalian untuk berbelanja apapun, siapa yang memerintahkan kalian, ha?!" intonasi nada bicara Gilang mulai memuncak akibat emosi. Yang benar saja, dalam waktu tidak sampai dua bulan, enam puluh persen saham Perusahaan habis tanpa tau apa saja yang digunakan dengan dana sebesar itu.

"Maaf sebelumnya jika saya lancang pak, tapi beberapa hari yang lalu saya melihat istri bapak datang ke kantor utama dan meminta catatan keuangan Perusahaan dengan alasan perintah dari bapak." Ucap seorang pria yang juga merupakan kariawan dalam Perusahaan Gilang.

Gilang terdiam sejenak setelah mendengar penjelasan dari bawahannya itu. " Istri saya?"

"Benar pak, ibu Renjani" Jawabnya tanpa ragu.

AlegraWhere stories live. Discover now