🍒 Luffy VS Ace 🍒

90 10 0
                                    

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

Nami memilih pulang sendiri. Dia menolak saat Luffy ingin mengantarnya dengan alasan dia pulang ke rumahnya kali ini, bukan ke apartemennya. Luffy tahu kalau dia bertemu Genzo, dia pasti akan diusir lagi. Jadi untuk sekarang, Luffy membiarkannya agar lebih tenang dulu.

Ace dan keluarga kecilnya sudah pulang barusan. Mungkin itu yang harus Luffy pikirkan lebih dulu. Kakaknya sedang bermasalah besar saat ini.

"Kau melakukannya?" tanya Garp.

"Jangan bodoh! Itu adalah hal paling mustahil untuk kulakukan. Tidak mungkin aku meniduri kakak iparku sendiri. Aku masih waras," komentar Luffy.

"Momo terlalu berlebihan," Dragon malah teringat dengan Luffy yang suka nekat juga.

"Bagaimana sekarang?" Makino sudah panik sejak tadi.

Luffy membulatkan tekadnya. "Aku akan menyelesaikan ini!" ucapnya dan segera pergi entah kemana.

"Luffy, ini bukan urusanmu! Situasinya akan bertambah parah jika kau pergi ke sana!" teriak Garp, namun Luffy sama sekali tidak peduli.

"Jangan lupa seberapa keras kepalanya itu," Dragon mengingatkan.

Garp akhirnya menyerah.

🔥👒🍊🐦

"Kenapa kau bicara begitu? Kau tahu itu tidak benar kan?" tanya Isuka yang kini sedang menidurkan Momo.

"Aku benci Ace. Kau sering menangis saat dia tidak ada di rumah kan? Itulah kenapa aku berharap Luffy yang menggantikannya. Saat aku tahu dia sudah punya pacar, aku benar-benar kecewa," jawab Momo.

Isuka mengangguk-angguk mengerti. Dia tersenyum seraya mengusap kepalanya lembut. "Sekarang tidurlah. Aku akan bicara pada Ace agar bisa berubah seperti dulu lagi."

Momo mengangguk.

Isuka kemudian mematikan lampu kamar. Tama juga sudah tertidur.

Saat hendak menutup pintu, Momo kembali memanggilnya. "Aku menyayangimu, Isu!"

"Aku juga. Oyasumi!" katanya sebelum akhirnya menutup pintu.

Isuka menarik nafas dalam-dalam sebelum turun ke bawah untuk menemui Ace yang sejak tadi tidak berbicara sepatah katapun.

Dia menemukan suaminya itu duduk di ruang tamu. Dan yang membuat Isuka merinding adalah karena Ace memegang sebuah tongkat bisbol di tangannya.

"Anak-anak sudah tidur?" tanya Ace.

"Ya," jawab Isuka gemetar.

"Baguslah," Ace berdiri dari duduknya dan menyeret tongkat itu, menimbulkan suara horor di telinga Isuka.

Ace, You're My Brother [✓]Where stories live. Discover now