18. Wanita

6 3 0
                                    

Suho menatap layar TV dengan pandangan kosong.

Ayahnya sedang diwawancarai seorang penyiar cantik. Ia tertawa dan menjawab semua pertanyaan dengan santai.

Di sampingnya, ada Siwon. Mereka duduk berdampingan.

Ia memperkenalkan Siwon sebagai keponakannya yang sangat pintar dan berbakat dalam dunia bisnis.

Suho hanya tersenyum kecut lalu memalingkan wajahnya.

Ayah tidak berubah. Ia masih saja genit pada wanita cantik. Berapa usianya sekarang? Hampir enam puluh.

Dalam ingatannya, Ayah jarang menghabiskan waktu bersama dirinya.

Anak tidak berguna.

Itu yang selalu dikatakan olehnya ketika akhirnya mereka bertemu.

Nilai-nilai pelajaran Suho memang kalah jauh dari Lee Siwon.

Ayah selalu saja sibuk. Ia bahkan tidak pernah menjenguknya ketika Suho masuk RS karena operasi usus buntu.

Lima hari rawat inap di RS. Ayah tidak pernah hadir.

Alasannya hanya satu: sibuk.

Tapi Ayah selalu saja hadir untuk mengambil rapor Lee Siwon.

Ia juga ikut hadir sebagai supporter ketika sepupunya itu ikut lomba lari 100 m di pertandingan kota Seoul.

Ayah, sebenarnya anakmu Aku atau Siwon?

Suho menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau ambil pusing lagi. Ia sudah dewasa. Tidak perlu lagi kehadiran Ayah dalam hidupnya.

Ia meninggalkan kantin kampus tanpa menoleh lagi ke arah layar TV.

Ayahnya masih sibuk membanggakan sang keponakan dalam acara tersebut. Memang perusahaan keluarga mereka termasuk top ten di Korea. Cukup membanggakan.

Suho menggumam, "Lihat saja sepuluh tahun lagi... "

Di masa depan, perusahaan perkapalan Korea Selatan kalah telak dengan China. Pangsa pasar mereka turun drastis. Tidak sanggup bersaing dan terus merugi.

Kala itu, Ayah terpaksa menjual semua asset di perusahaan perkapalan mereka.

Hanya perusahaan real estate mereka yang masih cukup menguntungkan di masa depan.

Suho terus melangkah ketika Ia melihat ada beberapa pria mengerumuni seorang wanita muda.

Taman Kampus lumayan ramai saat ini. Namun tiada orang yang perduli atau mau menolongnya.

"Sudah ku bilang, Aku tidak mau!" teriak wanita itu sedikit panik.

Pria botak bertubuh kekar itu mendekat sambil tersenyum mesum.

"Ayolah, Cantik. Abang ini masih jomblo. Jadi pacarku ya? "

Suho menaruh tangan di pundak wanita itu seolah memperlihatkan klaim atas dirinya.

Ia berkata dengan tenang, "Dia tidak tertarik. "

Yuna menoleh ke arahnya dan tersenyum lega. Ia menggenggam tangan Suho.

Ia berkata dengan riang, "Ini pacarku datang. Bye! "

Ia segera menarik lengan Suho dan mereka kabur dari sana.

Suho masih bengong karena kaget.

Pacar? Aku?

Akhirnya mereka berhenti melangkah setelah cukup jauh dari taman.

Gorila Mulai Hidup Baru (END) Where stories live. Discover now