Bab 9 Hampa

123 34 32
                                    

Anyeong Yeorobun, udah follow dan vote belum?

Biar makin semangat nulis lanjutannya, dukung Jeon_Micin melalui link saweria di kolom komentar ya ☺
.
.
.
.
.
.
.

Malam pertama kau menginap di rumah Minju, kau mendapati Nam Dohyuk mencuri pandang ke arahmu dengan curiga saat kalian menyantap makan malam di meja. Tidak ada yang bersuara selain denting sendok yang beradu dengan piring kalian. Kau tidak mampu menelan lebih dari dua sendok makanan ke mulutmu memangnya siapa yang berselera makan jika terus-menerus dipandangi tanpa senyuman seperti yang kau alami. Dohyuk kelihatan tidak senang, apa dia keberatan kau bermalam di rumahnya?

Tapi itu tidak seberapa rasanya, kau makin gelisah ketika sudah naik ke ranjang Minju dan berbaring di sebelahnya. Sekejap pun kau tidak bisa memejamkan matamu, apa lagi tertidur. Minju beringsut di dalam selimut, gadis remaja itu mendengkur pelan tanda dia sudah terlelap. Meski gemuruh hujan dan petir bersahutan dari luar jendela, kelamnya malam tak mampu menyadarkan Minju kembali.

 Meski gemuruh hujan dan petir bersahutan dari luar jendela, kelamnya malam tak mampu menyadarkan Minju kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kau teringat kejadian sore tadi, sikap seorang Lim Taehyun kepadamu yang melampaui batas. Kau sama sekali tidak menyangka Taehyun benar-benar menganggapmu adalah Lim Jiahn padahal kau hanya berbaik hati untuk berbagi pelukan saja dengannya karena dia terlihat begitu nelangsa dan kesepian, tidak lebih.

Kau menyentuh bibirmu, mencoba merasakan kembali sisa sentuhan Taehyun yang tertinggal di sana. Kau merasakan keanehan dalam dirimu, meski kau terkejut dengan serangannya tapi mengapa kau merasa sentuhannya begitu akrab di kulitmu. Tubuhmu seperti memberi respon otomatis dan sudah terbiasa, menyambut hangat uap feromon yang dihasilkan melalui pori-pori dan hembusan napas pria itu.

Apa lagi ketika Taehyun memeluk dan berada di atas tubuhmu, entah mengapa kau ingin merasakannya lagi. Sekadar membalas ciumannya atau memeluk erat tubuhnya mungkin tidak masalah. Kau benar-benar ingin merasakannya lagi. Kau semakin gelisah, jantungmu kini berdegup cepat, hawa panas menjalar di sekitar wajahmu, kau makin sulit terpejam.

"Wah, Ann. Apa-apaan kau ini? Kau bahkan ketagihan dilecehkan oleh pria berusia tiga puluhan, apa kau gila? Kau bahkan terus memikirkannya sekarang," ujarmu dalam hati.

Forget- Me- Not Where stories live. Discover now