chapter 3

682 94 13
                                    

Okeee, jadi ini ku majuin update nya, soalnya tanggal 16 nanti padet banget jadwalku😭🙏 banyak tugas persentasi sama praktek, jadi ku upnya sekarang aja. Bagi yang dah nungguin ni fanfic, thanks bangettt yaaaaa, aku terhura gara-gara ada yang suka fanfic buatan ku yang ngak jelas ini.

Oke selamat membaca~

______________________________________

...

'Gatal...

Kenapa tenggorokan ku begitu gatal sial...

Seperti sesuatu yang ada di tenggorokan ini ingin keluar

Ughh...'

Dia terbangun dari tidurnya dengan keadaan tenggorokan yang gatal, dan itu membuat nya merasa tidak nyaman.

'Shi-'

Tanpa berpikir panjang, dia segera keluar dari penginapan yang berada di wilayah viscount tolz, menuju ke dalam hutan.

'Huft huft...

Persetan...apapun yang menyebabkan gatal ini kumohon keluarlah!'

Sesuatu mulai keluar dari mulutnya. Bukan darah, ataupun yang ada di dalam perutnya. Melainkan itu adalah nyanyian lembut dan indah, yang bahkan membuat alam seolah ikut bersenandung dalam keharmonisan melodi yang mengalun. Suara lembut dan indahnya menciptakan perpaduan dengan kehidupan alam, seakan memberikan semangat baru pada setiap elemen yang ada.

Hewan-hewan yang tertidur di dekat sana, terbangun dan mendekati asal suara.

(A/N: awkwk jadi Disney princess wkwk)

Alunan lagu yang indah nan lembut, tanpa sadar memandu seseorang yang memainkan lyre datang kearahnya.

Suasana menjadi sarat dengan keajaiban, seiring langkah yang diikuti oleh melodi lembut lyre. Setiap senar yang dipetik menciptakan jejak harmoni, menyatu dengan sekitarnya seperti ritual ajaib yang mempertemukan musik dan alam.

Para hewan dan alam menyaksikan kedua sosok itu menampilkan pertunjukan melodi yang memukau. Burung-burung berkumpul di ranting, hewan-hewan hutan menghentikan langkah mereka, sementara pepohonan tampaknya meresapi getaran keindahan. Alam menjadi panggung bagi sentuhan magis musik yang mengajak semua makhluk ikut menikmati keajaiban yang tercipta.

Setelah beberapa saat berlalu, pertunjukan itu berakhir. melodi itu meredup dengan lembut, memudar layaknya matahari yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Alam merespon dengan gemuruh pelan, memberikan tepuk tangan alami pada pertunjukan yang telah mengisi ruang waktu dengan keindahan yang tak terlupakan. Para hewan kembali melanjutkan perjalanan mereka, dan alam menyambut kembali malam dengan ketenangan yang dalam.

.

.

.

"Siapa kau?" Roksoo bertanya kepada sosok pendatang baru itu.

"Hoo... Betapa kasarnya~ padahal tadi aku membantu pertunjukan mu loh~" jawab sosok wanita cantik, yang terlihat seperti berumur pertengahan 20 tahun, dengan rambut berwarna violet serta mata berwarna ungu.

"CK..aku tidak pernah meminta mu untuk itu" Roksoo mendecakkan lidahnya dan menatap tajam ke arah wanita itu.

"Wuihh seram sekali dek" katanya dengan santai, kemudian secara perlahan mendekati Roksoo.

Ketika wanita itu sudah berada di hadapannya, Roksoo kemudian menyadari bahwa wanita itu lebih tinggi darinya kira-kira 1 inch, terlepas dari dia mengenakan sepatu berhak tinggi.

Unpredictable DestinyWhere stories live. Discover now