12

397 61 6
                                    

Tak

Cangkir teh diletakkan kembali diatas lambaran. Seorang gadis bangsawan sedang melakukan perjamuan teh bersama seorang pria yang merupakan putra mahkota Obelia. Anastasius.

"Ada apa, [Name]? Kau tidak menyukai tehnya?" Anastasius bertanya dengan senyuman.

"Saya sepertinya tidak enak badan" jawab [Name] dengan pandangannya yang sedikit menunduk. Tatapannya datar, ia merasa sangat bosan sekarang. Walau ia berada di istana Obelia ia tidak bertemu keberadaan Claude sama sekali untuk hari ini.

Keberadaan Claude seperti hilang tanpa jejak di pandangan [Name]. Gadis itu secara perlahan mulai menatap Anastasius yang masih memandangnya dengan tatapan memuja. Matanya yang terasa teduh beserta senyuman manisnya yang terukir disana.

Tapi sebenarnya itu hanya pandangan orang-orang, tidak dengan [Name]. Ia seperti melihat sisi buruknya Anastasius. Bukan tatapan lembut orang jatuh cinta kepadanya, melainkan tatapan orang yang memiliki niat buruk.

"Bagaimana kita berkeliling? Itu bisa menghilang rasa tidak enak badanmu, kemarilah" Anastasius mengulurkan tangannya kepada [Name] ketika pria itu sudah berdiri di dekat gadis itu.

[Name] menyambut tangan itu dan mereka berjalan ke area taman istana. Selama di taman tidak banyak obrolan yang mereka lakukan, hanya obrolan singkat.

"Kenapa anda menawarkan pertunangan kepada saya? Anda sudah bertunangan dengan Lady Penelope" [Name] memberikan pertanyaan yang sebenarnya sudah ia ketahui jawabannya. Tapi gadis itu tetap bertanya dan berhenti melangkan kakinya lalu menoleh kearah Anastasius disebelahnya.

"Karena kau itu sempurna, sangat cocok bersanding dengan orang sepertiku. Kita akan menghidupkan rakyat Obelia lebih sejahtera" Anastasius berbicara dengan memperdempet jarak. Lama kelamaan semakin dekat dan sudah tiba di dekat telinga [Name].

"Kau itu sempurna, [Name]" suara yang begitu halus terdengar sangat jelas di pendengarannya. Mata gadis itu sedikit melirik, ia tidak memberikan jawaban apapun.

"Lady Penelope sama sempurnanya" tambahnya.

Anastasius membenarkan posisi berdirinya, matanya menatap langsung ke kedua mata gadis bangsawan yang berstatus tunangannya.

"Tidak sesempurna dirimu" jawab Anastasius sambil menyentuh helaian rambut panjang biru milik [Name], membelainya dengan halus lalu memberikan kecupan di rambut biru itu.

Dari arah yang berjauhan ada yang memperhatikan mereka berdua dari tadi. Seseorang yang memiliki rupa yang sama seperti Anastasius. Pria itu menatap benci pemandangan yang ia lihat sekarang. Tangannya terkepal kuat lalu memberikan satu tinjuan di batang pohon yang dijadikan tempat persembunyiannya.

Brakh!

"Cih"

"Huh?" Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah bagian pepohonan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia merasa seperti ada yang mengawasinya, tapi tidak ada siapapun di sana.

"Ada apa?" Anastasius bertanya dan ikut melihat sesuai arah pandang tunangan barunya.

[Name] menggeleng dan berniat untuk pergi, ia merasa tidak enak badan secara tiba-tiba. Kepalanya terasa pusing.

"Aku akan mengantarmu" kata Anastasius sambil menggenggam tangan [Name].

"Yang mulia Putra mahkota!" Seorang pria dewasa menghampirinya dan mengatakan kalau Anastasius di panggil oleh raja sekarang juga karena masalah penting.

Anastasius berdecak kesal. Ia menatap kearah [Name] dengan tatapan kecewa lalu menghela nafas. "Sepertinya aku tidak bisa mengantarmu, aku minta maaf"

Cup

Anastasius memberikan kecupan di pipi gadis itu dan tersenyum. [Name] mengangguk dan melambaikan tangannya kearah punggung Anastasius yang kian menjauh dari pandangannya.

"Sial" [Name] memegang kepalanya dan mengusapnya kebelakang, membuat rambut poninya terangkat dan memperlihatkan keningnya.

Gadis itu menghela nafas dan berjalan meninggalkan area taman. Ia akan pergi kembali ke rumahnya.

***

Ruangan yang minim cahaya. Merupakan tempat keberadan [Name] sekarang, bersama dengan keberadaan Claude yang memeluknya.

Sebelumnya, saat gadis itu berjalan melewati koridor, dengan cepat tangannya ditarik dan dibawa ke dalam ruangan. Pelakunya adalah Claude yang ternyata sudah menunggu kehadirannya.

"Aku merindukanmu" bisik Claude yang semakin mempererat pelukannya. Satu lengannya masih berada di pinggang gadis itu dan sedikit menariknya supaya dapat memperhatikan wajah [Name] dengan lebih jelas.

Tangan besar milik Claude memegang dua rahang gadis di hadapannya. Claude menatap gadis itu dengan tatapan sendu, tatapan penuh rindu serta rasa cemburu yang sudah ia tahan dari lama.

"Tuan pangeran, tolong lepaskan saya"

Claude tersenyum miris dan terkekeh pelan. Bukannya menurut, ia malah memberikan kecupan di pipi yang ada jejak Anastasius. Semuanya harus jejak miliknya, tidak boleh ada orang lain.

"Aku tidak akan melepaskanmu" Claude menjatuhkan kepalanya diatas bahu [Name].

"Saya sekarang tunangannya Yang Mulia Putra Mahkota. Di mata orang, saya sekarang sedang berselingkuh"

"Tidak masalah. Itu bagus"

"Apa?" [Name] terkejut dengan jawaban Claude.

"Haruskah aku jadi selingkuhanmu?sepertinya itu bukan ide buruk" Claude mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada [Name].

Satu kata 'Gila'

"Anda gila" ucap [Name] dengan tatapan tajam. Claude terkekeh, dan kembali meletakkan kepalanya di bahu [Name] dan sedikit mendusel-dusel di sekitar leher gadis itu.

"Tidak masalah kalau kau menghinaku seperti itu. Karena, aku memang sudah gila"

[Name] menatapnya dengan ekspresi datar. Matanya melirik ke arah lain, kedua tangannya berada di bahu Claude untuk menahan tubuhnya.

"[Name]" Claude memanggil nama gadis itu.

"Hari itu kau bilang ingin jadi penguasa, kan?"

[Name] menunggu kata-kata lanjutan dari Claude.

"Aku akan menurutinya"

"Apa maksudnya?" [Name] bertanya.

Claude mulai membuka kedua matanya secara perlahan, ia tidak merubah posisinya sama sekali.

"Aku akan menjadi kaisar"

"Apa?! Kaisar? Dan bukan raja??" [Name] sedikit memekik.

"Itu akan jauh lebih berkuasa. Supaya tidak ada alasan buatmu untuk meninggalkanku" Claude mengangkat kepalanya dan menatap langsung kedua mata [Name] dengan ekspresi nya yang datar. Senyumannya menghilang.

"Apapun kulakukan, supaya kau tidak meninggalkanku, permaisuri ku" ucap Claude sambil memberikan kecupan di punggung tangan [Name].

TO BE CONTINUED

Yani : ga sadar, udah dua bulan... SORRY LAH KALAU LAMA SOALNYA BINGUNG ALUR SELANJUTNYA NAK KEK MANA😭😭😭

Akhirnya dapat alur, mweheheh. Maaf yaaa udah ngegantung:v TAPI GA ADA NIATAN KEK GITU SUMPAH. Apa kabar dengan book Izekiel yah.... sorry yah.... 😘😘😘

Yaudah, babayy semuanya-!! See you next chapter-!! Muah muah💞💞😘😘💋💋

𝖖𝖚𝖊𝖊𝖓 (CLAUDE X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang